Seringkali orang berpendidikan tinggi dan terampil memilih kerja Hingga luar negeri Lantaran kemampuannya tak dihargai Hingga Tanah Air. Sudah banyak contohnya, salah satu yang cukup tragis menimpa ilmuwan Muslim Indonesia, yaitu Deliar Noer. Dia terpaksa angkat kaki dan bekerja Hingga luar negeri sebab pemerintah secara tegas memecatnya sebagai dosen dan melarangnya bekerja Hingga Di negeri.
Dipecat & Tak Boleh Kerja
Nama Deliar Noer dikenal sebagai akademisi dan sejarawan Islam Hingga Indonesia. Dia pernah menulis Literatur Gerakan Modern Islam Hingga Indonesia (1980), tiga jilid Literatur biografi Mohammad Hatta, dan berbagai karya politik Islam lain.
Deliar Noer memulai kariernya sebagai ilmuwan sosial Di 1958. Sastrawan Ajip Rosidi Di Mengenang Hidup Orang Lain (2010) menceritakan, Setelahnya lulus S1 Deliar pergi Hingga Cornell University Hingga Amerika Serikat.
Hingga sana dia sekolah Magister dan Doktor, hingga menjadikannya sebagai orang Indonesia pertama yang meraih gelar Ph.D Di ilmu politik. Barulah Setelahnya selesai urusan Hingga AS, dia mengajar Hingga Universitas Sumatera Utara Di 1963.
Akan Tetapi, kariernya sebagai dosen tak lama. Di otobiografi berjudul Aku Pada Ummat, Aku Pada Bangsa (1996), Deliar menceritakan, selang dua tahun Lalu, dia diberhentikan alias dipecat Di Pejabat Tingginegara Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Sjarif Thayeb.
Alasannya Lantaran Sjarif Thayeb didesak golongan kiri atau kaum komunis Untuk memecat Deliar Noer. Deliar sendiri Dikatakan pro-AS dan Bung Hatta, keduanya tercatat berselisih Di Soekarno. Sebab, Deliar Noer harus merintis karier Hingga luar kampus.
Dia Mutakhir kembali mengajar dan mengurusi kampus Di diangkat menjadi Rektor IKIP Jakarta Di 1967. Meski begitu, kariernya Hingga IKIP juga diusik Di Pejabat Tingginegara Pembelajaran & Kebudayaan, Syarif Thayeb.
Ini disebabkan Di naskah pidato pengangkatan Deliar Noer sebagai Guru Besar atau Profesor Di 1974 Hingga kampus yang kini disebut Universitas Negeri Jakarta. Pemerintah melihat naskah pidato menghasut gerakan mahasiswa pengkritik Orde Mutakhir. Pemerintah meminta naskah diubah. Akan Tetapi, Deliar enggan mengubahnya Lantaran tak melihat hasutan Hingga naskah pidato.
“Aku mengemukakan bahwa isi pidato pengukuhan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Maksudnya juga baik apalagi judulnya yang Di Pejabat Tingginegara disuruh ganti,” Ungkap Deliar.
Sebagai gantinya, Deliar mengusulkan agar naskah tersebut diuji Di Skuat yang berisi profesor ternama Indonesia. Akansegera tetapi, pemerintah tak mau dan berujung Di pemecatan sepihak Deliar sebagai dosen dan Rektor IKIP Jakarta. Hingga Samping Itu, dia juga dilarang mengajar Hingga seluruh kampus Hingga Indonesia.
“Akhirnya aku diberhentikan Di IKIP. Tanggal 5 September 1974 aku dipanggil Di Inspektur Jenderal Departemen P&K, Supardi, yang menyerahkan kepadaku surat pemberhentian sebagai rektor, dan perbantuan aku Di Pejabat Tingginegara. Isi surat juga disertai Di larangan Untuk mengajar Hingga seluruh Indonesia, baik Hingga perguruan tinggi negeri ataupun swasta,” kenang Deliar.
Kerja Hingga Luar Negeri
Setelahnya dibuang pemerintah, Deliar menjadi manusia tanpa penghasilan yang tinggal Hingga Tempattinggal kontrakan. Untungnya, fase sulit itu hanya sebentar. Sebagai orang pintar, banyak kampus Foreign meminta pria asal Medan itu mengajar. Kampus-kampus Di Belanda, Malaysia, AS, Singapura, hingga Australia berlomba-lomba membujuk Deliar.
Akan Tetapi, bapak dua anak itu memutuskan pergi Hingga Australia. Dia Lalu bertugas Hingga Universitas Griffith dan berlanjut Hingga Australia National University. Di sinilah, namanya makin melambung berkat beragam Kajian terbarukan, sekalipun Hingga tanah kelahirannya masuk Di daftar hitam. Deliar bersama keluarga tinggal Hingga Australia Pada belasan tahun Sebelumnya akhirnya kembali pulang kampung Hingga tahun 2000-an.
Hidup Deliar Noer sendiri berakhir tahun 2008 tepat Hingga usia 82. Sampai sekarang, namanya harum sebagai ilmuwan ternama Hingga Indonesia dan luar negeri.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Kisah Ilmuwan Muslim RI Mengabdi Hingga Luar Negeri Lantaran Pemerintah