Profesi tentara Dari Sebab Itu salah satu impian banyak orang. Akan Tetapi, tak sedikit orang yang sudah menjadi tentara memilih mengembalikan senjata Untuk memulai hidup Terbaru sebagai pebisnis.
Ada yang Dari Sebab Itu tukang ayam hingga jualan kaus singlet. Kisah ini dialami, salah duanya, Dari prajurit Tentara Nasional Indonesia (dahulu disebut Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, ABRI), yakni Marsekal Sri Mulyono Herlambang dan Letnan Tumpal Dorianus Pardede.
Jenderal Dari Sebab Itu Tukang Ayam
Sri Mulyono Herlambang adalah prajurit TNI Untuk Angkatan Udara. Dia sempat menjadi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Ke November 1965.
Sayang, kariernya Ke pucuk pimpinan tertinggi AU tak lama. Dia terdampak peristiwa Gerakan 30 September (G30S).
Seperti dikutip Untuk Kronik’65 (2017), Sri dituduh pro-Soekarno dan terlibat G30S, Supaya harus dihukum penjara. Padahal, tak ada bukti keterlibatan.
Akhirnya, Sri tetap ditahan dan harus melepas pangkat jenderal bintang tiga. Alias pensiun lebih cepat.
Usai pensiun, Sri memulai hidup Terbaru sebagai tukang ayam.
“Bersama cara ini, saya menghindar Untuk dengki dan iri yang amat kental mewarnai pergantian rezim. Sebab, siapa yang peduli kepada seorang tukang ayam?” kata Sri Mulyono Herlambang kepada Tempo (29/8/1999).
Menjadi seorang pebisnis tak mudah dijalani Sri yang lama mengangkat senjata. Akan Tetapi, profesi Terbaru ini tetap dilakukan Sebab itu satu-satunya mata pencaharian.
“Saya tidak mempunyai Kegemaran memelihara ayam. Tetapi Sebab terpaksa saya mencobanya,” kata Sri Mulyono Herlambang Untuk Literatur Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1983-1984 (1984).
Ke 1970, dia mulai jualan ayam Bersama mendatangkan bibit ayam petelur dan negeri Untuk AS dan Jepang. Untungnya, Usaha tersebut laku Ke pasaran. Dia pun mendirikan perusahaan sendiri, PT Daria Poultry Fram, yang menjual 750 ekor ayam potong setiap minggu. Malahan, Ke tahun 1980-an, Sri sudah memotong 5.000 ekor ayam per minggunya.
Ke akhirnya, Sri yang pensiunan Jenderal kembali memupuk kekayaan Sesudah menjadi tukang potong ayam.
Pensiun Jualan Kaus Singlet
Tumpal Dorianus Pardede adalah tentara yang berjuang Ke era kemerdekaan. Dia fokus Ke urusan Pengiriman dan pencarian dana.
Berkat perjuangan tersebut, dia meraih pangkat perwira sebagai Letnan. Akan Tetapi, Ke 1949, Pardede memutuskan Untuk pensiun diri Untuk dinas militer.
Penyebabnya Untuk fokus berbisnis. Di itu, dia melihat industri kaus singlet yang sangat cerah Ke masa Didepan.
Sebab, belum ada pabrik kaus singlet Ke Indonesia. Maka, dia pun berjualan kaus singlet merek Surya Ke Kota Medan.
Untuk otobiografi Dr. T.D. Pardede, Wajah Seorang Pejuang Wiraswasta (1981) diceritakan, kaus singlet merek Surya ternyata laku keras dan membuatnya berani mendirikan perusahaan lebih besar bernama Pardedetex Ke 1953. Untuk sini pria kelahiran 16 Oktober 1926 ini mulai memupuk kekayaan.
Bisnisnya pun makin terdiversifikasi. Awalnya hanya kaus singlet, tapi perlahan memproduksi juga baju, selimut, dan sebagainya.
Selain Ke industri tekstil, dia juga punya 26 perusahaan beraset miliaran Uang Negara Indonesia. Di lain, hotel, perkebunan, Regu sepakbola, dan banyak pabrik.
Kesuksesan tersebut lantas membuat Pardede Dikatakan sebagai salah satu orang terkaya Indonesia Ke 1980-an. Banyak orang juga menjulukinya sebagai ‘raja tekstil’ hingga ‘raja uang’. Saking kaya raya.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Prajurit TNI Putuskan Pensiun, Lalu Dari Sebab Itu Tukang Ayam-Jual Kaus Singlet