Para miliarder terkadang Merasakan goncangan batin luar biasa, salah satunya dialami Dari Masagung atau Tjio Wie Tay. Dia adalah pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa yang kaya raya berkat Memiliki Toko Literatur Gunung Agung.
Di tahun 1970-an atau Pada Masagung berusia 50 tahun, dia Merasakan semacam krisis kesadaran. Kehidupan yang super nyaman, banyak duit dan punya kedudukan terhormat, rupanya membuat Masagung takut. Pada itu, tulis Literatur Apa dan Siapa? (2004), memang puncak kejayaan Toko Gunung Agung. Perusahaan sudah menjadi sentra jual beli Literatur Di Indonesia.
Justru, Gunung Agung tak lagi sebatas menerbitkan dan menjual Literatur, tetapi juga mulai bermain Di sektor Perjalanan Di Luarnegeri, Hotel, dan penukaran uang. Berkat itu semua, Masagung pun dinobatkan Karena Itu miliarder.
“Ia enggan menyebutkan jumlah kekayaannya. Tetapi, jumlah Ppn yang harus dibayarnya secara grup mencapai Rp 200 juta. Untuk bea cukai sebesar Rp 2 miliar. Belum termasuk Ppn pendapatan Di 2.000 lebih karyawannya,” tulis penulis Literatur Apa dan Siapa? (2004) Pada menanyakan kekayaan Masagung.
Sebagaimana dikisahkan Denys Lombard Di Nusa Jawa Silang Kebiasaan Global (2009), Didalam Kemakmuran demikian, Masagung sebetulnya sangat tidak nyaman. Dia takut kejayaan dan kekayaan yang diperoleh malah menjadi senjata makan tuan Untuk dirinya.
Intinya dia tak mau semua itu membuatnya terjerumus Di dunia maksiat. Beruntung, Di Di kegelisahan itu dia tanpa sengaja bertemu Ibu Tien Fuad Muntaco. Denys Lombard menyebut Tien Fuad Muntaco sebagai pakar hipnotisme dan telepati. Dia semacam ‘orang pintar’ Lantaran mengklaim mampu melihat Sunan Kalijaga Di usia 19 tahun.
“Usai pertemuan itu, dia jatuh Di bawah pengaruh spiritual Ibu Tien dan memutuskan Untuk memeluk agama Islam (Sebelumnya dia memeluk agama Hindu),” tulis Denys.
Pengaruh kuat Di Tien Fuad Muntaco itu rupanya mampu membuat kehidupan Masagung berubah drastis. Leo Suryadinata Di Southeast Asian Personalities of Chinese Descent (2012) menyebut dia Karena Itu lebih Islami dan menjadi tokoh penyebaran ajaran Di-Islaman.
Tercatat dia mendirikan Yayasan Jalan Terang yang bertujuan membiayai pembangunan masjid, Fasilitas Medis, dan museum Wali Songo. Tak hanya itu, dia juga aktif berperan Di dakwah masjid Di Kota Besar. Dan tak lupa, dia aktif mempromosikan Islam lewat menerbitkan Literatur-Literatur Islami.
“Sesudah Merasakan masa muda yang resah, tindakan Masagung Untuk merangkul Kebiasaan Jawa dan kegemarannya Di kebatinan merupakan langkah-langkah maju,” puji Denys Lombard kepada Masagung.
Upaya menebar ajaran Islam ini terus dilakukan hingga dia menghembuskan nafas terakhir Di 24 September 1990.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Taipan RI Ini Takut Dosa Punya Harta Banyak, Putuskan Karena Itu Mualaf