– Gaji besar yang diterima para pejabat diharapkan sebanding Bersama kontribusi nyata mereka Bagi publik. Bersama bayaran tinggi, kinerja pun semestinya lebih optimal. Akan Tetapi, Untuk praktiknya tak sedikit pejabat yang justru gagal Menunjukkan kinerja, meski sudah digaji besar. Sayangnya, evaluasi Di mereka kerap sulit dilakukan atau Justru diabaikan.
Meski begitu, sejarah pernah mencatat sebuah tindakan tegas Di pejabat yang gagal bekerja secara layak. Salah satu Tindak Kejahatan paling ekstrem terjadi Ke masa pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811) Ke Hindia Belanda.
Seorang pejabat bernama J.F.P. Filz dijatuhi hukuman mati Sebab Dikatakan tidak mampu menjalankan tugasnya Bersama baik.
Digaji Besar, tapi Abai
Ketika ditugaskan mengontrol Hindia Belanda (dulu Indonesia), salah satu ciri kepemimpinan Daendels adalah menaikkan gaji para pejabat dan birokrat. Ini bertujuan agar para pejabat tak lagi mencari uang tambahan Ke luar penghasilan bulanan yang kecil, Agar membuka Kemungkinan Penyalahgunaan Jabatan.
Sebelumnya Itu, Penyalahgunaan Jabatan merupakan masalah akut yang melilit VOC Sebelum 1602-1799. Justru, Penyalahgunaan Jabatan yang Menyulitkan membuat perusahaan terbesar dunia itu bangkrut Ke pergantian tahun 1799.
Sejarawan Djoko Marihandono Untuk risetnya Sentralisme Kekuasaan Pemerintahan Herman Willem Daendels Ke Jawa 1808-1811 (2005) menyebut, Daendels berharap pemberian gaji tinggi Berencana memperkecil perilaku Penyalahgunaan Jabatan dan memperbaiki kinerja mereka.
Kenaikan gaji Lalu selaras Bersama ancaman hukuman. Daendels tak segan menghukum mati para aparatur Bangsa yang masih tetap Penyalahgunaan Jabatan dan tak becus kerja. Akan Tetapi, guyuran dana besar dan ancaman hukuman mati tak membuat para bawahannya takut.
Ada juga beberapa orang yang tetap abai, seperti dilakukan Dari J.P. Filz. Untuk De teruggave der Oost-Indische koloniën, 1814-1816 (1910) Filz adalah perwira berpangkat kolonel yang pernah bertugas Ke Ambon. Dia Menyambut tugas khusus Dari Daendels Bagi menjaga Maluku yang Karena Itu pusat rempah-rempah dunia.
Jika Maluku jatuh Ke tangan musuh, maka sumber penghasilan bakal hilang dan Dikatakan menyelewengkan uang Bangsa alias Penyalahgunaan Jabatan.
Sayang, tugas khusus ini tak dijalankan Bersama baik Dari Filz. Serangan tentara Inggris Ke awal 1810 sukses memukul mundur bala tentara Prancis pimpinan Filz. Inggris pun sukses Merasakan Ambon sebagai penghasil rempah-rempah dunia.
Daendels lantas terpukul atas kejadian ini.
“Tanpa diduga, Ke bulan Mei, berita sedih diterima bahwa Ambon berserta pulau dan seluruh posnya telah jatuh Ke tangan Inggris,” ungkap Kajian Geschiedenis van Nederlandsch Indië (1940).
Akibat tak becus menjaga Ambon sekalipun sudah diberi gaji tinggi, Daendels membawa Filz Ke Lembaga Proses Hukum. Dia didakwa Penyalahgunaan Jabatan atas kerugian Bangsa sebesar 3.000 ringgit akibat tak mampu menyelamatkan rempah-rempah Bersama Bangsa lain.
Lembaga Proses Hukum pun akhirnya memutuskan Filz Bagi dihukum mati. Ke 10 Juni 1810, perwira menengah itu meregang nyawa usai ditembak algojo.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Digaji Besar tapi Tak Bisa Kerja, Pejabat Ini Akhirnya Dihukum Mati