Jakarta –
Paus Leo XIV menyebutkan perusahaan Keahlian yang Menyusun kecerdasan buatan harus mematuhi ‘kriteria etika’ yang menghormati martabat manusia.
Pesan ini disampaikan Paus Leo Untuk sebuah pertemuan tentang AI yang dihadiri para pejabat Vatikan dan eksekutif Silicon Valley, Jumat (20/6). Menurutnya, AI harus memperhitungkan Kesejajaran manusia tidak hanya secara material, tetapi juga secara intelektual dan spiritual.
“Tidak ada generasi yang pernah Memperoleh akses secepat itu Ke sejumlah informasi yang kini tersedia Lewat AI. Tetapi, akses Ke data, betapapun luasnya, tidak boleh disamakan Bersama kecerdasan,” katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga Mengungkapkan kekhawatirannya tentang dampak AI Di perkembangan intelektual dan neurologis anak-anak. Paus Leo berpendapat bahwa Kesejajaran Kelompok bergantung Di pemberian kemampuan kepada mereka Sebagai Menyusun bakat dan kemampuan yang diberikan Tuhan.
Dikutip Untuk CNN, pertemuan Pada dua hari tersebut memang secara khusus Merundingkan implikasi sosial dan etika Untuk kecerdasan buatan. Konferensi tahunan kedua Di Roma tentang AI itu dihadiri Dari perwakilan para pemimpin perusahaan Keahlian yang Menyusun AI, termasuk Google, OpenAI, Anthropic, IBM, Meta, dan Palantir bersama Bersama akademisi Untuk Harvard University dan Stanford University serta perwakilan Untuk Holy See (Tahta Suci).
Peristiwa ini terjadi Di Pada yang cukup menegangkan Untuk perkembangan AI, mengingat Keahlian ini berkembang pesat Bersama menjanjikan peningkatan produktivitas pekerja, mempercepat Studi, dan memberantas Penyakit. Di sisi lain, Keahlian ini juga mengancam Berencana Membahas alih pekerjaan manusia, menghasilkan misinformasi, memperburuk krisis iklim, dan menciptakan senjata dan kemampuan pengawasan yang lebih kuat.
Beberapa pemimpin Keahlian diketahui telah menolak peraturan yang dimaksudkan Sebagai memastikan bahwa AI digunakan secara bertanggung jawab, yang menurut mereka dapat menghambat Perkembangan dan persaingan Dunia.
“Untuk beberapa Peristiwa Pidana, AI telah digunakan Untuk cara yang positif dan mulia Sebagai Meningkatkan kesetaraan, tetapi ada juga kemungkinan penyalahgunaannya Sebagai keuntungan pribadi Bersama mengorbankan orang lain, atau lebih buruk lagi, Sebagai memicu konflik dan agresi,” kata Paus Leo.
Kendati tidak Memperoleh kekuatan regulasi langsung, Pada ini Vatikan Lebihterus vokal menyuarakan mengenai Aturan AI, Berusaha menggunakan pengaruhnya Sebagai Mendorong Pembuatan Keahlian yang etis.
Di 2020, Vatikan Melakukan Kegiatan yang dihadiri Dari para pemimpin Keahlian, regulator Uni Eropa, dan mendiang Paus Fransiskus, Merundingkan AI yang ‘manusia-sentris’. Pertemuan ini menghasilkan Rome Call for AI Ethics (Seruan Roma Sebagai Etika AI), sebuah dokumen yang menguraikan pertimbangan etis Sebagai Pembuatan Logika AI. IBM, Microsoft, dan Qualcomm termasuk Di Di para penanda tangan yang setuju Sebagai mematuhi prinsip-prinsip dokumen tersebut.
Dua tahun Lalu, Paus Fransiskus menyerukan perjanjian internasional Sebagai mengatur penggunaan AI dan mencegah munculnya ‘kediktatoran Keahlian’. Untuk pernyataan itu, yang muncul beberapa bulan Sesudah gambar Fransiskus yang menggunakan AI Untuk balutan mantel tebal menjadi viral, ia menyuarakan kekhawatiran tentang senjata AI dan sistem pengawasan, serta campur tangan Keahlian ini Di proses Pemilihan Umum dan meningkatnya kesenjangan.
Di 2024, ia menjadi Paus pertama yang berpartisipasi Untuk KTT G7, yang memaparkan kerangka etika Sebagai Pembuatan AI yang ia harapkan dapat diterima Dari perusahaan Keahlian besar dan pemerintah.
Mengikuti Jejak Paus Fransiskus
Ketika Paus Leo XIV menjadi pemimpin Gereja Katolik bulan lalu, ia mengisyaratkan bahwa kepausannya Berencana mengikuti jejak Paus Fransiskus Untuk topik reformasi gereja dan keterlibatan Bersama AI sebagai tantangan utama Untuk para pekerja dan martabat manusia.
Menggantikan Paus Fransiskus, ia menamai dirinya Bersama Membahas inspirasi Untuk Paus Leo XIII yang dikenal memimpin Pada revolusi industri dan Menerbitkan dokumen ajaran penting yang mendukung hak-hak pekerja Sebagai Merasakan upah yang layak dan membentuk serikat pekerja.
Bersama perkembangan AI yang menimbulkan revolusi serupa Bersama yang terjadi Pada abad Ke-19, Paus Leo menyarankan agar ajaran sosial gereja, yang menawarkan kerangka kerja Sebagai terlibat Bersama politik dan Usaha, digunakan ketika menyangkut kemajuan Keahlian Mutakhir.
“Di zaman kita sekarang, gereja menawarkan kepada setiap orang perbendaharaan ajaran sosialnya sebagai respons Di revolusi industri lain dan Di perkembangan Di bidang kecerdasan buatan yang menimbulkan tantangan Mutakhir Untuk upaya mempertahankan martabat manusia, keadilan, dan tenaga kerja,” kata Paus Leo Untuk pidatonya Mei lalu.
Pertemuan Di Jumat (20/6) yang berlangsung Di Untuk istana apostolik Vatikan, mencakup diskusi Tatakan bundar tentang etika dan tata kelola AI. Di Di mereka yang hadir Untuk pihak Vatikan adalah Uskup Agung Vincenzo Paglia, yang telah terlibat Bersama para pemimpin Usaha tentang AI, dan Uskup Agung Edgar Peña Parra, yang memegang jabatan ‘sostituto’ (pengganti) Di Vatikan, yang setara Bersama kepala staf kepausan.
(rns/rns)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: Paus Leo XIV Ingatkan Dampak Mengkhawatirkan Untuk AI