Jakarta –
Kementerian Agrikultur (Kementan) menemukan ratusan merek beras yang tak sesuai Didalam mutu dan harga beras yang beredar Ke pasaran. Temuan ini Menunjukkan adanya potensi kerugian besar Bagi konsumen hingga Rp 99,35 triliun per tahun.
Pembantu Pemimpin Negara Agrikultur Andi Amran Sulaiman turun langsung bersama Satgas Ketahanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Nasional, serta Kepolisian Hingga pasar. Ternyata ditemukan mayoritas beras yang dijual Ke pasaran, baik Untuk kategori premium maupun medium, Menunjukkan tidak sesuai volume, tidak sesuai harga eceran tertinggi (HET), tidak teregistrasi PSAT, dan tidak memenuhi standar mutu yang ditetapkan Permentan No.31 Tahun 2017.
Investigasi dilakukan Ke periode 6 hingga 23 Juni 2025 ini mencakup 268 sampel beras Untuk 212 merek yang tersebar Ke 10 provinsi. Sampel ini melibatkan dua kategori beras, yaitu premium dan medium, Didalam fokus utama Ke parameter mutu, seperti kadar air, persentase beras kepala, butir patah, dan derajat sosoh.
Berdasarkan hasil investigasi, ditemukan bahwa 85,56% beras premium yang diuji tidak sesuai Didalam standar mutu yang ditetapkan. Justru, 59,78% beras premium tersebut juga tercatat melebihi HET. Sambil 21,66% lainnya Memperoleh berat riil yang lebih rendah dibandingkan Didalam yang tertera Ke kemasan.
Sedangkan Sebagai beras medium, 88,24% Untuk total sampel yang diuji tidak memenuhi standar mutu SNI. Di Itu, 95,12% beras medium ditemukan dijual Didalam harga yang melebihi HET, dan 9,38% Memperoleh selisih berat yang lebih rendah Untuk informasi yang tercantum Ke kemasan.
“Ini kita lihat ketidaksesuaian mutu beras premium 85,56%, Setelahnya Itu ketidaksesuaian HET 59,78%, Setelahnya Itu beratnya (yang tidak sesuai) 21,66%. Kita gunakan 13 lab seluruh Indonesia, Lantaran kita tidak ingin salah Lantaran ini sangat sensitif,” kata Amran.
Amran menegaskan temuan ini Menyediakan dampak yang sangat besar Bagi konsumen. Berdasarkan perhitungan Kementan, kerugian yang bisa dialami Dari konsumen beras premium diperkirakan mencapai Rp 34,21 triliun per tahun. Sambil konsumen beras medium Berpeluang merugi hingga Rp 65,14 triliun.
“Karena Itu ini potensi kerugian konsumen Di Rp 99 triliun. Inilah hasil Regu bersama turun Hingga lapangan dan kita Akansegera verifikasi ulang, nanti satgas bergerak mengecek langsung Ke lapangan. Ada mutunya tidak sesuai, harganya tidak sesuai, beratnya tidak sesuai, ini sangat merugikan konsumen,” tambah Amran.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: Beli Beras Premium, Dapat Produk Internasional Murahan? Ini Fakta Mengejutkannya!