Orang Jepang Terapkan Cara Ini, Ke Indonesia Sudah Ada 1400 Tahun Lalu




Ada nilai empati yang tinggi Ke Kelompok Jepang seperti tak Memutuskan hak atau Produk orang lain yang hilang Ke tempat umum. Ini sudah menjadi image yang kuat melekat Pada orang Jepang Pada ini. Ke sana pun hukum ditegakkan Bersama baik.

Ternyata Ke masa lampau, tanah Indonesia yang dahulu Nusantara pernah mengenal sebuah hukum yang sangat keras. Siapa pun yang mencuri Berencana dipotong tangannya. Malahan, sekadar menyentuh Produk milik orang lain pun bisa berujung Di hukuman berat. Aturan ini diterapkan Bersama sosok legendaris bernama Ratu Shima Bersama Kerajaan Kalingga. Supaya Situasi ini membuat kebiasaan Kelompok yang positif, Pada ada Produk Ke pinggir jalan tak ada yang berani mengambilnya.

Sejarah mencatat, Ratu Shima lahir Di tahun 611 Masehi Ke Sumatera Selatan. Dia merupakan putri Bersama seorang agamawan Hindu yang Lalu pindah Ke Jepara Setelahnya menikah Bersama Kartikeyasinga Bersama Kerajaan Kalingga. Pada tinggal Ke Jawa, Ratu Shima banyak menetap Ke kawasan Candi Dieng, tempat para pemeluk Hindu beribadah.

Kehidupan politiknya mulai menanjak Setelahnya suaminya, Kartikeyasinga, diangkat menjadi Raja Kalingga Di tahun 648 Masehi. Tetapi, sepuluh tahun Lalu, sang raja wafat Di 678 M. Lantaran anak-anaknya masih kecil, Ratu Shima naik takhta sebagai penguasa tunggal. Menurut Sejarah Nasional Indonesia (2008), Sebelum Pada itu Kalingga berada Ke bawah kepemimpinan seorang ratu yang dikenal bijak sekaligus tegas.

Ratu Shima, yang bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara, membawa Kalingga mencapai masa keemasan. Ke tangannya, kerajaan ini tumbuh menjadi pusat perdagangan penting Ke Daerah pesisir utara Jawa. Untuk Kebiasaan Pemikiran Islam Ke Jawa (2006) disebutkan, ia berhasil mengubah pelabuhan Jepara menjadi sentra perdagangan yang ramai dikunjungi pedagang Bersama berbagai Lokasi. Malahan, Kalingga menjalin hubungan dagang Bersama Dinasti Alat Ke China.

Catatan Tiongkok kuno yang dihimpun Untuk Catatan Tionghoa (2009) turut menegaskan hal tersebut. Para pedagang Bersama China yang datang Ke Kalingga Merasakan sendiri kejayaan kerajaan itu. Mereka menulis bahwa Kalingga makmur berkat garam yang dijadikan Barang Dagangan Produk Ekspor utama. Samping Itu, Ratu Shima juga mengirim utusan Ke China Untuk menjalin hubungan diplomatik Bersama kaisar.

Kemajuan Kalingga tak hanya Ke bidang ekonomi. Penduduknya dikenal cerdas dan berpendidikan tinggi Lantaran telah mengenal aksara dan ilmu astronomi. Ke Daerah ini juga berdiri pusat agama Buddha Hinayana, tempat banyak pelajar Bersama berbagai Lokasi datang Untuk mendalami ajaran agama Di bertahun-tahun.

Nama besar Ratu Shima Malahan tersiar hingga Ke luar negeri, termasuk Ke Daerah Jazirah Arab yang Pada itu sudah memasuki era kekhalifahan. Popularitasnya bukan hanya Lantaran kemakmuran kerajaannya, tapi juga Lantaran ketegasannya Untuk menegakkan hukum.

Suatu ketika, Raja Arab bernama Ta-Shih penasaran Pada reputasi itu. Dia datang Ke Kalingga membawa karung berisi emas dan menaruhnya Ke jalanan Untuk menguji kejujuran rakyat. Beberapa bulan berlalu, tak satu pun warga berani menyentuhnya. Ini bukti betapa takutnya rakyat Kalingga Pada hukuman Ratu Shima.

Tetapi, kisah berbalik ketika Pangeran Narayana, putra kesayangan Ratu Shima, secara tak sengaja menyentuh karung emas tersebut. Sang Ratu tetap berpegang Di hukum yang ia buat sendiri. Ia Menyediakan hukuman mati kepada sang putra Lantaran perbuatannya Dikatakan mencoreng hukum kerajaan.

Atas desakan para penasihat, hukuman itu akhirnya diubah menjadi pemotongan kaki, sebab Dibagian tubuh itulah yang menyentuh karung emas. Bersama berat hati, Ratu Shima tetap menegakkan keadilan. Kaki Narayana pun dipotong sebagai hukuman.

Ratu Shima wafat Di 695 Masehi, menutup masa pemerintahan yang gemilang Tetapi keras. Sambil Itu, Kerajaan Kalingga runtuh Di tahun 752 M, meninggalkan warisan tentang keadilan yang tegas dan kemakmuran Ke masa lampau Nusantara




Next Article



Lagi Gali Tanah, Bocah SMP Ini Dapat Harta Karun Rp 2,3 M



Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Orang Jepang Terapkan Cara Ini, Ke Indonesia Sudah Ada 1400 Tahun Lalu