Market  

Emas, Wisata, dan Usaha Mikro Kecil yang Bangkit




 — Ke ujung selatan Banyuwangi, Jawa Timur, hamparan pasir Pulau Merah menjadi magnet Untuk wisatawan lokal dan mancanegara. Akan Tetapi, tak jauh Bersama sana, berdiri tambang emas Tujuh Bukit milik PT Bumi Suksesindo (BSI), anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), yang justru ikut menghidupkan denyut ekonomi kawasan wisata ini.

Tambang yang berlokasi Ke Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran ini beroperasi Ke atas lahan izin usaha pertambangan (IUP) seluas 4.998 hektar dan izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) seluas 1.115 hektar. Ke balik kegiatan ekstraktif, BSI ternyata berperan Di Mendorong ekonomi lokal, terutama lewat pemberdayaan Komunitas dan pelaku usaha kecil.

Pada duduk Ke bibir pantai Pulau Merah, wisatawan kerap disambut tawaran camilan khas seperti keripik buah naga Bersama ibu-ibu penjaja Di. Tak banyak yang tahu, geliat Usaha Mikro Kecil olahan buah naga ini lahir Bersama Langkah Pembaruan Komunitas (Community Development and Empowerment) Bumi Suksensindo.

“Ke tahun 2024 kami menganggarkan US$3,7 juta atau Di Rp 61,8 miliar Sebagai Langkah Community Development and Empowerment. Total biaya yang telah disalurka sebesar US$14,12 juta atau Di Rp236.14 miliar Sebelum 2018 hingga Pada ini,” ungkap Erik Barnas, Technical Services Senior Manager Bumi Suksesindo, Di Media Mine Tour MDKA Ke Banyuwangi, Sabtu (8/11/2025).

Salah satu penerima manfaatnya adalah Zainab Alfia, Koordinator Usaha Mikro Kecil Center Q Ke Pesanggaran. Ia bercerita bahwa awalnya Bumi Suksesindo Melakukan pelatihan Sebagai mengolah buah naga menjadi berbagai produk Konsumsi dan minuman, Akan Tetapi kendala justru muncul Pada para pelaku Usaha Mikro Kecil kesulitan memasarkan produknya.

“Dari Sebab Itu akhirnya ketika kita tidak bisa produksi Lantaran tidak ada pasarnya, makanya Bersama situ kita usulkan Ke BSI Sebagai membuatkan toko Dari-Dari, Lantaran kan disini ada tempat-tempat wisata, yaitu Pulau Merah dan Pancer, maka kita dibuatkanlah toko,” ujar Zainab.

Langkah itu terbukti sukses menumbuhkan ekonomi lokal. Sebelum 2018, BSI telah memfasilitasi Di 210 Usaha Mikro Kecil Ke Daerah Pesanggaran, terutama Ke sektor olahan Kelaparan Global.

“Kalau dulu omzetnya hanya Di 1-2 juta Uang Negara Indonesia per bulan, sekarang bisa mencapai Rp300 juta per bulan,” kata Zainab bangga.

Kontribusi BSI Pada Banyuwangi tak hanya lewat pemberdayaan Komunitas, tapi juga lewat penerimaan Retribusi Negara dan royalti.

Sebelum 2016 hingga 2024, total Retribusi Negara dan royalti yang dibayarkan perusahaan mencapai Rp5,3 triliun, terdiri Bersama Rp3 triliun Retribusi Negara dan Rp1,6 triliun royalti atas penjualan emas. Tak ayal, BSI kini menjadi salah satu wajib Retribusi Negara terbesar Ke Kabupaten Banyuwangi.

Selain menggulirkan Langkah sosial, BSI juga Menunjukkan komitmen Pada pelestarian lingkungan Ke Di area tambang. Berbagai inisiatif rehabilitasi lahan dan konservasi dijalankan sebagai Pada Bersama tanggung jawab perusahaan Pada Sustainability ekosistem Ke kawasan Tujuh Bukit.

Sebelum 2016 hingga paruh pertama 2025, BSI telah merehabilitasi lahan seluas 67,58 hektar Ke area bekas tambang. Tak hanya itu, sepanjang 2024 hingga Januari 2025, perusahaan juga menanam tanaman penutup tanah Ke lahan reklamasi seluas 16,16 hektar dan memproduksi hampir 10 ribu bibit tanaman Ke nursery internalnya.

Upaya konservasi laut dan pesisir juga Memperoleh perhatian besar Bersama BSI. Di perayaan Hari Lingkungan Hidup 2024, perusahaan melakukan transplantasi 2.500 terumbu karang Ke kawasan Grand Watudodol dan menanam 2.024 mangrove Ke pesisir Jatipapak.

Kegiatan serupa kembali digelar Ke peringatan Hari Lingkungan Hidup 2025, Bersama tambahan 2.500 terumbu karang yang ditransplantasi Ke kawasan yang sama. Langkah ini menjadi bukti nyata komitmen BSI Di menjaga Sustainability biota laut Ke Banyuwangi.

Bersama sisi keanekaragaman hayati, kawasan hutan Ke Di operasi tambang Tujuh Bukit masih menjadi Tempattinggal Untuk 352 spesies flora dan 299 spesies fauna. Beberapa Ke antaranya merupakan satwa endemik langka seperti elang Jawa (Javan Hawk-Eagle) yang menjadi simbol kebanggaan nasional.

Segala inisiatif Sustainability ini ternyata tak menyurutkan kinerja operasi BSI Ke Banyuwangi. Hingga semester I 2025, perusahaan berhasil memproduksi lebih Bersama 1 juta ons emas Bersama tambahan 50.624 ounces emas Bersama operasi berjalan.

Corporate Communication MDKA Tom Malik mengatakan,pengeboran Ke Tambang Emas Tujuh Bukit Pada 2024 Merasakan peningkatan bijih cadangan dan memperpanjang umur tambang oksida hingga tahun 2029. Sepanjang 2025, PT BSI menargetkan produksi emas mencapai 100.000 hingga 110.000 ons.

“Tahun ini kita target produksi 100-110 ribu ounce. Bersama produksi Sampai Sekarang kita on track Sebagai itu,” kata Tom Di kesempatan terpisah.

Tak hanya Ke lini emas, Merdeka Copper Gold juga Di menyiapkan Proyek Tembaga Tujuh Bukit yang menjadi salah satu proyek tembaga terbesar Ke dunia. Proyek ini masih berada Di tahap praproduksi.

Berdasarkan laporanMineral Resources Estimate(MRE) terbaru, terjadi peningkatan signifikan Di jumlah sumber daya mineral terindikasi. Total sumber daya mineral Menimbulkan Kekhawatiran Bersama 1.706 juta ton menjadi 1.738 juta ton, mencerminkan bertambahnya volume cadangan yang dapat dikembangkan.

Ke Pada Yang Sama, sumber daya mineral terindikasi melonjak Bersama 442 juta ton menjadi 755 juta ton, memperkuat prospek jangka panjang proyek ini.Bersama sisi kandungan logam, tembaga naik Bersama 8,1 juta ton menjadi 8,2 juta ton, sedangkan kandungan emas Menimbulkan Kekhawatiran Bersama 27,4 juta ounces menjadi 27,9 juta ounces.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Emas, Wisata, dan Usaha Mikro Kecil yang Bangkit