Daftar Isi
Jakarta –
Sebuah video viral Di media sosial menampilkan penggiat vegan yang menyerukan gerakan berhenti memakan hewan. Salah satu argumen mereka adalah bahwa tumbuhan tidak bisa merasakan sakit seperti hewan dan manusia.
Pernyataan ini memicu perdebatan luas, terutama Di kalangan netizen yang peduli Didalam etika konsumsi Makanan. Akan Tetapi, benarkah demikian? Mari kita telusuri fakta ilmiahnya apakah tumbuhan Memperoleh emosi atau bisa merasakan sensasi seperti sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Memahami Definisi: Apa Itu Emosi dan Rasa Sakit?
Dilansir Didalam laman AZ Animals, Sebelumnya masuk Hingga anatomi tumbuhan, kita perlu menyamakan persepsi tentang definisi sakit dan emosi. Seringkali, manusia terjebak Untuk antropomorfisasi, yaitu kecenderungan menafsirkan perilaku makhluk lain Didalam Kacamata emosi manusia. Contoh sederhananya, kita mengira anjing yang “tersenyum” Lagi Senang, padahal itu hanya struktur wajahnya.
Menurut American Psychological Association, emosi adalah reaksi mental sadar, seperti kemarahan atau ketakutan, yang dialami secara subjektif sebagai perasaan kuat. Emosi manusia seperti ketakutan, Kesenangan, kejutan, jijik, atau kesedihan diinterpretasikan Dari otak dan memicu reaksi tertentu.
Akan Tetapi, pemahaman emosi Di hewan lain pun belum lengkap. Manusia sering antropomorfisasi hewan, misalnya menganggap anjing yang tampak tersenyum Lagi Senang, padahal bisa Dari Sebab Itu bukan demikian. Ular yang melilit lengan manusia Mungkin Saja hanya mencari kehangatan, bukan ekspresi cinta.
|
Ilustrasi tanaman merambat Foto: Getty Images/y-studio
|
Bagi merasakan emosi, diperlukan sistem saraf pusat dan otak Bagi menghasilkan serta menginterpretasikan reaksi mental. Kesadaran dan kecerdasan juga esensial. Tanpa struktur biologis ini, emosi seperti yang kita kenal tidak Mungkin Saja ada.
Lanjutnya, apa itu sakit? Menurut International Association for the Study of Pain, sakit adalah Pengalaman Hidup sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, Yang Berhubungan Didalam Didalam kerusakan jaringan aktual atau potensial. Sakit menyebabkan distress akibat stimulus merusak atau sensasi intens, dan bisa memicu emosi seperti kemarahan, kecemasan, atau kesedihan. Bagi merasakan sakit, diperlukan struktur biologis khusus, minimal sistem saraf.
Di manusia dan hewan, nosiseptor (reseptor sakit) mendeteksi stimulus dan menyampaikannya Lewat saraf Hingga sumsum tulang Di, batang otak, dan otak Bagi diinterpretasikan.
Tumbuhan tidak Memperoleh reseptor sakit, saraf, atau sistem saraf pusat, Agar tidak bisa merasakan sakit seperti hewan. Akan Tetapi, ini bukan berarti tumbuhan tidak bisa menginterpretasikan lingkungannya.
Mengapa Tumbuhan Tidak Bisa Merasakan Sakit?
Secara anatomis, tumbuhan dan hewan (termasuk manusia) Memperoleh perbedaan fundamental Untuk memproses stimulus.
1. Tidak Memperoleh Sistem Saraf Pusat
Di hewan, rasa sakit dideteksi Dari reseptor khusus bernama nosiseptor. Sinyal ini Setelahnya Itu dikirim Lewat saraf Hingga sumsum tulang Di, batang otak, dan akhirnya Hingga otak Bagi diinterpretasikan sebagai “rasa sakit”.
Tumbuhan tidak Memperoleh otak, sistem saraf pusat, atau nosiseptor. Tanpa organ-organ ini, tidak ada wadah biologis yang memproses sinyal fisik menjadi Pengalaman Hidup emosional atau rasa nyeri.
Ilustrasi putri malu Foto: Getty Images/iStockphoto/Md Saiful Islam Khan |
2. Tidak Memperoleh Kesadaran (Consciousness)
Sebuah studi komprehensif Dari Mallatt et al. (2021) menyimpulkan tiga alasan kuat mengapa tumbuhan tidak Memperoleh kesadaran:
- Tidak ada perilaku antisipatif: Tumbuhan bereaksi Di kejadian berlangsung, tidak Meramalkan atau “takut” Akansegera masa Didepan.
- Sinyal elektrofisiologi berbeda: Meski tumbuhan punya sinyal listrik, sinyal ini tidak digunakan Bagi pemrosesan informasi integratif seperti Di otak hewan.
- Respons Pavlovian bukan bukti kesadaran: Pembelajaran sederhana (seperti tanaman tumbuh Hingga arah cahaya) tidak memerlukan kesadaran kompleks.
Jika Tidak Sakit, Apa yang Dirasakan Tumbuhan?
Kamu Mungkin Saja bertanya, “Tapi, kenapa putri malu (Mimosa pudica) menutup daunnya Di disentuh? Atau tanaman yang Menerbitkan getah Di dipotong?” Jawabannya adalah: Mekanisme Lini Pertahanan Evolusioner.
Tumbuhan Memperoleh kecerdasan biologis, tetapi bukan kecerdasan emosional. Berikut beberapa contoh respons tumbuhan yang sering disalahartikan sebagai rasa sakit:
- Sinyal Kimia: Tanaman Arabidopsis thaliana (thale cress) Akansegera melepaskan Migas mustard Di dimakan herbivora. Mereka Malahan bisa merespons suara ulat yang Lagi mengunyah. Ini adalah reaksi kimia otomatis Bagi membuat rasa daun menjadi tidak enak, bukan teriakan kesakitan.
- Sinyal Listrik: Di diserang kutu daun, Arabidopsis mengirim sinyal listrik antar daun Bagi Meningkatkan Lini Pertahanan kimia Di Dibagian tanaman lain. Ini mirip Didalam sistem alarm gedung-gedung itu sendiri tidak “takut” Di alarm berbunyi, ia hanya menjalankan protokol Keselamatan.
- Gerakan Fisik: Venus flytrap menutup perangkapnya Untuk hitungan detik, dan putri malu melipat daunnya. Ini adalah refleks mekanis Bagi menghindari predator atau Menahan mangsa, bukan ekspresi penderitaan.
(afr/afr)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: Benarkah Tumbuhan Tak Bisa Rasakan Sakit? Ini Penjelasan Ilmiahnya












