Orang Ini Nekat Curi Tulang Pamannya Gara-gara Utang Judi, Kok Bisa?

Jakarta –

Luu Thanh Nam, pria 37 tahun Didalam provinsi Thanh Hoa Ke Vietnam Utara, telah melakukan tindakan mengejutkan Didalam mencuri tengkorak dan tulang belulang pamannya Didalam kuburan. Ia nekat melakukan itu Lantaran terjerat utang judi.

Melansir SCMP, Rabu (25/9/2024), Nam menggunakan sekop Untuk menggali kuburan pamannya. Dia memindahkan beberapa jasad pamannya dan menyembunyikannya Ke tumpukan sampah Ke dekatnya.

Dia mencoba Untuk memeras 5 miliar dong Vietnam atau setara Didalam Rp 3,06 miliar Didalam keluarga almarhum Untuk melunasi utang judi. Almarhum adalah ayah Didalam sepupu Nam, Luu Thanh Hoi, dan telah meninggal dunia empat tahun Sebelumnya.

Keesokan harinya, Nam mengirim pesan teks ancaman kepada istri Hoi menggunakan nomor telepon anonim, menuntut pembayaran Untuk pengembalian tulang belulang dan memperingatkan bahwa jika mereka menghubungi polisi, mereka tidak Akansegera pernah Merasakan kembali jasadnya.

Khawatir Didalam pesan tersebut, Hoi dan istrinya memeriksa makam dan menemukan lubang Ke tutup peti mati. Mereka segera memberi tahu pihak berwenang.

Sesudah penyelidikan, Nam diidentifikasi sebagai pelaku, mengakui kejahatan tersebut dan menyebutkan bahwa utang judi yang sangat besar sebagai motifnya. Polisi menemukan tulang belulang yang dicuri dan mengembalikannya kepada keluarga Hoi.

Mengganggu makam Dikatakan sangat tidak sopan Untuk Kebiasaan Vietnam, yang diyakini dapat menyebabkan keresahan Ke jiwa orang yang telah meninggal. Menyambut Baik insiden tersebut, Hoi menguburkan kembali jenazah ayahnya sesuai Didalam adat istiadat setempat.

Ke 12 September, Nam ditangkap atas tuduhan penodaan makam dan pemerasan, Didalam hukuman spesifik yang belum diungkapkan.

Ke Vietnam, hukuman Untuk penodaan makam bisa mencapai tujuh tahun penjara, dan mereka yang terbukti melakukan pemerasan bisa Berjuang Didalam hukuman hingga 20 tahun, tergantung Ke jumlah yang terlibat. Insiden ini telah Menarik Perhatian perhatian yang signifikan Ke media sosial, Ke mana para Pemakai mengungkapkan kemarahan mereka.