Pelemahan ekonomi China diproyeksikan tidak Akansegera mereda Untuk waktu Didekat, dimana Goldman Sachs menilai, intervensi Aturan Beijing tidak banyak membantu. Foto/Dok
Goldman Sachs menurunkan Prediksi mereka Bagi Kemajuan PDB China Bersama 4,9% menjadi 4,7%. Angka tersebut terutama lebih rendah Bersama target yang dipasang pemerintah China yakni “Disekitar 5%” Bagi tahun 2024.
Penurunan proyeksi ini diterangkan Bersama para analis merujuk Ke pelemahan data ekonomi Bersama bulan lalu, Bersama penjualan ritel yang berkontraksi dan potensi tekanan pasar tenaga kerja. Skor-Skor data ini Menunjukkan Aturan ekonomi China tidak tepat, kata para ahli strategi.
“Kendati Aturan makro sudah mulai mereda, mereka terlalu lambat. Sebab, ekonomi China Berusaha Mengatasi lebih banyak tantangan hari ini daripada beberapa bulan yang lalu Lantaran kepercayaan terus terkikis,” kata para analis Untuk catatannya.
Analis juga mengutarakan, Aturan moneter, fiskal, dan perumahan China yang lambat dan bertahap Bersama tahun lalu telah menciptakan siklus pelemahan Bersama Detail Hingga Didepan.
Mereka menunjuk secara khusus Ke dorongan efisiensi China Ke bidang Produksi, yang Mendorong penguatan Penjualan Barang Hingga Luar Negeri tetapi kemungkinan merugikan pasar tenaga kerja Lantaran jumlah pekerjaan yang diciptakan Bersama PDB cenderung turun.
“Baik Bagi Aturan struktural maupun siklus, Kecepatanakses implementasi sama pentingnya Bersama arah Aturan ini. Mendorong Produksi dan otomatisasi berteknologi tinggi terlalu cepat tanpa memperkuat Dukungan Pada pengangguran dapat menyebabkan tekanan pasar tenaga kerja,” jelas para analis.
Jika pasar tenaga kerja tak juga bergerak, maka menurut analis bisa Lebih merugikan permintaan domestik China.Sentimen negatif lainnya termasuk kenaikan suku bunga riil China, yang membebani permintaan dan Fluktuasi Harga harga, Agar menurunkan ekspektasi Fluktuasi Harga dan Lebih Meningkatkan suku bunga riil. Hal ini menciptakan siklus kenaikan suku bunga, kata para analis.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Alarm Bahaya Ekonomi China Berbunyi, Goldman Sachs: Intervensi Beijing Tak Membantu