– Tidak jarang publik bersikap skeptis Di pejabat yang Mutakhir dilantik. Rekam jejak dan sikap Ke masa lalu sering kali membuat sebagian orang meremehkan kapasitas mereka. Tetapi, waktu kerap membuktikan penilaian tersebut keliru.
Salah satu contohnya dialami Kepala Negara Hingga-3 RI, B.J. Habibie. Di awal menjabat, banyak pihak meragukan kemampuannya memimpin Indonesia. Dia Dikatakan tidak kompeten dan hanya menjadi pelengkap. Tetapi, sejarah Lalu mencatat Sebagai Alternatif. Habibie berhasil membawa Indonesia keluar Di masa-masa sulit dan kini dikenang serta dipuja bak pahlawan.
Dikatakan Tak Bisa Memimpin
Semula tak ada yang menyangka B.J. Habibie bisa menjadi Kepala Negara Hingga-3 Indonesia. Habibie lama dikenal sebagai seorang teknokrat yang cerdas dan inovatif. Akibat kemampuan itulah Kepala Negara Soeharto (1968-1998) memintanya pulang Hingga Indonesia, lalu menempatkannya sebagai Pembantu Kepala Negara Kajian dan Keahlian. Jabatan itu dia emban Pada empat periode (1978-1998).
Posisi itu membuat Habibie kian populer dan disebut-sebut menjadi Wakil Kepala Negara (Wapres) Hingga-6 Ke 1993. Tetapi, Soeharto Menyatakan Pendapatnya kalau Habibie belum cocok mendampinginya.
“Tempat Habibie Ke bidang Keahlian,” ungkap Soeharto, dikutip Di kesaksian Salim Said Di Merasakan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto (2016).
Akhirnya, Habibie memang tidak dipilih sebagai Wapres kala itu. Soeharto justru menunjuk Try Sutrisno sebagai Wapres Hingga-6. Tetapi, lima tahun Lalu, Ke 1998, Habibie akhirnya terpilih menjadi Wapres Hingga-7, tepat ketika Indonesia dilanda Keadaan Darurat Ekonomi yang mengguncang pemerintahan. Sosok yang biasanya hanya berkutat Ke bidang Keahlian kini turut berjibaku Berusaha Mengatasi badai ekonomi 1997-1998.
Tetapi, Habibie hanya 2 bulan menjadi Wapres. Ke 21 Mei 1998, Soeharto resmi mengundurkan diri. Habibie pun langsung dilantik menjadi Kepala Negara Hingga-3 RI. Momentum inilah yang membuat sebagian pihak meremehkannya, menganggap dia tak kompeten Untuk memimpin Bangsa Ke masa sulit.
Emha Ainun Nadjib Di memoarnya Di-Di Terakhir Bersama Soeharto (2016) menuturkan, tampilnya B.J. Habibie sebagai Kepala Negara memunculkan Perdebatan besar. Pro dan kontra hadir Ke berbagai level. Mulai Di tokoh reformasi, mahasiswa, hingga Komunitas luas yang meremehkan dan skeptis Di pria asal Sulawesi ini.
“(Sebab ini) tidak hanya menyangkut figur Habibie dan posisinya Di peta kekuatan nasional, tetapi juga menyangkut kadar sikap pemerintahan Mutakhir ini Di gagasan reformasi,” ujar Cak Nun.
Koran Bali Post (23 Mei 1998) mencatat, penolakan publik Di Habibie dilandasi anggapan dia masih menjadi Dibagian Di Orde Mutakhir, Supaya tidak sejalan Didalam semangat reformasi.
Samping Itu, latar belakangnya yang puluhan tahun berkutat Ke dunia Keahlian Dikatakan tidak cocok Untuk Berusaha Mengatasi Keadaan Darurat Ekonomi. Banyak yang menilai Indonesia Di itu membutuhkan sosok Didalam kapasitas ekonomi, bukan teknokrat pesawat terbang.
Kelompok Komunitas yang menolak Habibie Lalu menamakan dirinya “anti-Habibie”. Mereka Malahan Mengadakan Aksi Massa dan kerap bentrok Didalam kelompok pendukung Habibie.
Berhasil & Dipuja
Di konferensi pers tak lama Sesudah dilantik, Kepala Negara Habibie Memahami betul tugas yang dia emban tidaklah mudah. Dia tahu ada kelompok Komunitas yang menolak kehadirannya Ke Bangku Kepala Negara.
“Aspirasi saudara-saudara Di memperjuangkan reformasi secara menyeluruh yang saudara telah tunjukkan Pada ini sudah bergulir. Usaha-usaha tersebut Akansegera segera ditindaklanjuti Didalam menyusun pemerintahan yang sesuai Didalam kita kehendaki bersama,” ungkap Habibie Di memoarnya Detik-Detik yang Menentukan (2006).
Waktu Lalu membuktikan Mutu kepemimpinannya. Habibie melahirkan Keputusan reformasi, yakni dasar Kedaulatan Rakyat, kebebasan pers, pembebasan tahanan politik, reformasi militer dan kepolisian, serta otonomi Lokasi. Ke bidang ekonomi, dia sukses menaikkan Perkembangan ekonomi, menstabilkan Uang Negara Indonesia Di Rp16.000 menjadi Rp7.000-8.000 per Matauang Asing AS, menggagas lahirnya Bank Mandiri, serta memberi independensi Ke Bank Indonesia.
Tetapi, kiprahnya singkat. Sesudah 1,5 tahun memimpin, pidato pertanggungjawabannya ditolak Majelis Permusyawaratan Rakyat Ke 14 Oktober 1999, Antara lain Sebab keputusan Mengadakan referendum Ke Timor Timur yang berujung Ke lepasnya provinsi tersebut.
Meski begitu, waktu mengubah penilaian publik. Sesudah wafat Ke 11 September 2019, tepat hari ini enam tahun lalu, Habibie dikenang sebagai sosok yang dulu diragukan, tetapi akhirnya dipuja bak pahlawan. Namanya harum sebagai seorang teknokrat sekaligus figur transisi yang membawa Indonesia Di rezim represif Ke era reformasi yang lebih terbuka dan demokratis.
Next Article
Jarang Diketahui! Soekarno Hampir Diangkat Didalam Sebab Itu Nabi
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Awalnya Diremehkan-Didemo, Pejabat RI Ini Akhirnya Dipuja Bak Pahlawan