– Sutradara Angga Dwimas Sasongko menyebut perjalanan Imajinasi adalah perjalanan sepi. Sutradara Sinema-Sinema terkenal seperti “Filosofi Minuman Kafein” dan “Mencuri Raden Saleh” itu menyebut karir perfilmannya yang sudah Pada 20 tahun terasa sebagai perjalanan yang sepi.
Menurut Angga, Pada berkarya ia kerap kali merasa menjadi “outsider” atau “orang gila” yang sendirian Lantaran merasa orang-orang tidak mengapresiasi karyanya. Justru, ia mengaku Sinema terakhirnya “Heartbreak Motel” yang digarap Di cara yang lebih maju, tidak meraup penonton yang banyak.
Walaupun begitu, Founder Visinema Pictures itu mengatakan sejauh apa karirnya melampaui, menjadi lebih penting daripada pasar yang Merasakan karyanya. Ia menggambarkan, perjalanan Imajinasi itu seperti marathon.
“Bagi tahu Ke mana batasan kita, Ke mana hari ini kita paling mampu sejauh apa, itu bukan tentang marketnya, tapi tentang kitanya sebagai creator. Apakah kita merasa kita sampai Ke edge dan melihat ujung yang Mutakhir, itu yang lebih penting bagaimana market Merasakan. Lantaran Ke akhirnya, Lantaran ini perjalanan, semua yang kita lalui itu marathon,” ujar Angga Ke Pertamina Creativepreneur Summit 2024 Ke JCC Senayan, Sabtu (24/8/2024).
Ia meyakini Di perjalanan Imajinasi Berencana ada saatnya melihat kembali trauma masa lalu, dan Lalu masuk Ke “limbo.” Tapi itu merupakan proses panjang pencarian jati diri yang Berencana dicerminkan Di karya.
Angga menceritakan pengalamannya membangun Visinema Pictures Ke usia 23 tahun Ke tahun 2008, Di industri Sinema masih sangat “toxic” dan ekslusif. Ia menyebut produksi Sinema Di itu susah, dan ia Merasakan diskriminasi Di para sineas.
Di situlah ia memutuskan Bagi mendirikan Rumah produksinya sendiri, hanya Di modal dua Perabot kayu Di toko kerajinan ayahnya. Angga berkelakar dirinya mirip Di Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, sama-sama Memiliki ayah yang bekerja sebagai tukang kayu.
“Bapak saya nggak Di Sebab Itu Kepala Negara aja, Agar bisa nyariin saya kerjaan. Tapi bapak saya cuma mampu kasih saya dua Perabot kayu,” ucap Angga yang direspon Di tepuk tangan para penonton.
Tak tanggung-tanggung, ia juga menggunakan baju “Peringatan Darurat” seiring Di masifnya gerakan Keluhan Masyarakat Di Komunitas Ke beberapa kota Yang Berhubungan Di darurat Sistem Pemerintahan Ke Indonesia.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Ayah Hanya Tukang Kayu, Angga Sasongko Cerita Beratnya Merintis Karir