Jakarta, CNBC Indonesia – Kehidupan seorang pekerja tambang, Carlos Mamani, seketika ditimpa tragedi Hingga hari Kamis, 5 Agustus 2010 silam. Akibat kejadian tanah longsor, dia bersama 32 rekannya terjebak Di 69 hari Hingga area tambang tempatnya bekerja Hingga tambang emas San Jose, Chili.
Hari itu, para penambang bekerja seperti biasa. Mereka masuk Hingga lorong-lorong tambang sedalam ratusan meter tanpa firasat buruk. Hanya saja, Ke pertengahan hari, mereka merasakan ada sesuatu yang janggal.
Kepada The Guardian, Carlos Mamani bercerita, ada suara gemuruh tak biasa yang tak diketahui asalnya. Suaranya bak truk yang melewati jalan rusak. Akibat tak jelas asal-usulnya, para pekerja pun melakukan Karya masing-masing.
Sampai akhirnya, Disekitar pukul 2 siang, suara itu berubah Karena Itu malapetaka. Terjadi dentuman besar disertai gelombang kejut dan debu tebal menyelimuti lorong. Udara pun langsung sesak. Para pekerja seketika merasa kesakitan. Menutup hidung dan telinga.
Hingga permukaan, suara dentuman itu terdengar jelas. Debu pun terlihat mata seperti asap biasa. Supir truk Hingga mulut goa merasa ada ledakan dinamit dan mengira itu Karya pembukaan yang lazim dilakukan Hingga pertambangan.
Akan Tetapi, begitu debu mereda, petugas Hingga permukaan tanah sadar. Ternyata itu bukan Karya pembukaan tambang, melainkan longsoran tanah. Untuk sinilah jumlah korban dihitung dan tercatat ada 33 orang terjebak Hingga kedalaman 700 meter.
Ke Pada bersamaan, 33 orang tersebut sadar. Jalan keluar sudah tertutup longsoran. Tak ada cahaya dan udara segar. Hanya kegelapan dan udara panas. Kepada NPR, para pekerja yang terjebak berkumpul dan hidup Untuk sisa-sisa Minuman yang tersisa.
Di Hingga Untuk tanah, mereka dikabarkan melakukan banyak hal Sebagai Menunjukkan kepada dunia jika masih hidup, seperti membunyikan klakson truk, membakar ban dan meledakkan dinamit. Akan Tetapi, pertolongan tak kunjung tiba.
Ternyata, Hingga permukaan tanah, tanda-tanda itu tak bisa dirasakan. Regu evakuasi kesulitan mencapai titik longsor. Apalagi, belakangan diketahui longsoran disebabkan batu super besar yang punya berat 770 ribu ton dan tinggi 168 meter. Sebagai membuka lubang tentu saja butuh waktu lama.
Langkah pertama Regu evakuasi adalah membuka lubang Untuk jalan lain Sebagai jalur udara dan Minuman agar bisa mencapai titik longsor. Selain disebabkan reruntuhan batu besar, tantangan penyelamatan adalah ketiadaan peta bawah tanah terbaru. Satu-satunya peta tambang adalah terbitan puluhan tahun lalu. Tidak aktual.
Atas dasar inilah, Regu evakuasi melakukan pengeboran perlahan secara hati-hati. Sampai akhirnya, tepat Ke 9 Oktober 2010, lubang Terbaru sudah terbentuk. Lubang itu segera dilapisi pipa logam sebagai jalur pendakian.
Sesudah 69 hari terjebak, 33 pekerja kembali melihat sinar matahari. Regu Kesejaganan Mengungkapkan seluruh pekerja Untuk keadaan sehat, sekalipun lemah. Peristiwa ini Lalu dikenang sebagai salah satu operasi penyelamatan tambang paling dramatis Untuk sejarah dunia.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Batu Raksasa 770.000 Ton Kubur Tambang Emas, 33 Buruh Terjebak 69 Hari