Jakarta –
Pemerintah Berencana mengimpor 200 ribu ton gula mentah (raw sugar) Untuk menambah cadangan Ketahanan Pangan Di 2025. Hal ini disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Menurutnya, hal ini dilakukan lantaran Pada ini harga gula konsumsi mulai bergerak naik hingga menyumbang Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa. Ke mana Cadangan Ketahanan Pangan Pemerintah (CPP) perlu diperkuat. CPP sendiri memang dibutuhkan Untuk intervensi harga jika terjadi kenaikan.
Ditemui usai melakukan Pertemuan kerja Bersama Komisi IV Wakil Rakyat Ke Kamis malam (13/2/2025), Pejabat Tingginegara Agrikultur (Mentan) Andi Amran Sulaiman enggan Menyediakan Tanggapan soal Pembelian Barang Bersama Luar Negeri gula mentah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertanyaan soal Pembelian Barang Bersama Luar Negeri gula disampaikan mulai Amran keluar Bersama Komisi IV Wakil Rakyat hingga masuk Di Kendaraan Pribadi. Amran pun sempat menyinggung Badan Ketahanan Pangan Nasional (Bapanas). “Itu ada Bapanas Ke Di,” kata Amran kepada detikcom.
Sesudah Itu Pada kembali ditanya soal Pembelian Barang Bersama Luar Negeri gula, Amran justru bicara soal swasembada beras.
“Moga-moga swasembada beras secepatnya, moga-moga swasembada beras secepatnya,” tutur Amran.
Penjelasan soal Pembelian Barang Bersama Luar Negeri Gula
Sebelumnya Badan Ketahanan Pangan Nasional (Bapanas) Menginformasikan alasan Ke balik Ide Pembelian Barang Bersama Luar Negeri raw sugar (gula mentah) 200 ribu ton tahun ini. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menerangkan, Pada ini harga gula konsumsi mulai bergerak naik hingga menyumbang Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa.
Menurutnya, Cadangan Ketahanan Pangan Pemerintah (CPP) perlu diperkuat. CPP sendiri memang dibutuhkan Untuk intervensi harga jika terjadi kenaikan.
“Kita bicara Untuk peningkatan CPP, Lantaran CPP gula ini perlu. Tadi harga gula dilaporkan BPS, harganya mulai bergerak naik. Kontribusi inflasinya 1,4%, Agar kita semua memerlukan tambahan berupa raw sugar yang nanti Berencana diproses Untuk CPP,” ungkap Arief Untuk keterangannya, Kamis (13/2/2025).
Pembelian Barang Bersama Luar Negeri gula ini ditugaskan kepada BUMN Ketahanan Pangan. Arief mengatakan pengadaan raw sugar atau Gula Kristal Mentah (GKM) Bersama luar Indonesia, diambil Bersama menjamin tidak Menyediakan dampak Di petani, terutama Pada panen.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) sampai minggu pertama Februari 2025 terjadi penambahan jumlah kabupaten/kota yang Merasakan Fluktuasi Harga gula pasir. Ke minggu ketiga Januari terdapat 118 kabupaten/kota. Jumlahnya Lebihterus bertambah menjadi 153 kabupaten/kota Ke minggu kelima Januari.
“Karena Itu importasi bukan Untuk bentuk GKP (gula kristal putih), tidak langsung begitu. Yang Karena Itu catatan adalah importasi yang dilakukan ini hanya Untuk CPP. Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah. Bukan Lantaran kekurangan produksi, Lantaran kita masih cukup Di 4 sampai 5 bulan. Tetapi kita tidak boleh ambil risiko Untuk CPP,” tegas Arief lagi.
Stok CPP Untuk bentuk gula pasir per 12 Februari total ada 34 ribu ton. Stok tersebut dikelola Bersama ID FOOD sejumlah 22 ribu ton dan Perum Bulog sebanyak 12 ribu ton. Jika dibandingkan Bersama rerata kebutuhan konsumsi bulanan yang Di 235 ribu ton per bulan, maka stok CPP gula berada Ke kisaran ketercukupan 14,47%.
“Nah yang harus dijamin adalah harga Ke tingkat petani, Lantaran petani Berencana mulai panen Ke April, Mei, Juni. Sesudah Itu raw sugar itu Berencana murah biayanya Ke Pada gilingnya bersamaan Bersama panen. Itu pertimbangannya. Di 200 ribu ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap. Tapi jaminannya, jangan sampai petani harganya jatuh,” sambungnya.
(hns/hns)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: Begini Respons Mentan soal Ide Pembelian Barang Bersama Luar Negeri Gula 200 Ribu Ton