– Catatan arkeologi dan sejarah dapat memberi pelajaran atas situasi masa kini, termasuk soal Bencana Alam besar Ke Bekasi Ke Senin (3/3/2025) dan Selasa (4/3/2025). Di catatan masa lalu diketahui ternyata Bencana Alam Bekasi sudah diprediksi Sebelum 1.500 tahun lalu.
Penguasa Bekasi ribuan tahun lalu, yaitu Raja Purnawarman (372-434) Di Kerajaan Tarumanegara sudah Memahami Area kekuasaannya itu punya topografi dataran rendah.
Topografi ini membuat Area tersebut Karena Itu langganan genangan air hingga Bencana Alam. Apalagi tanah Ke sana berjenis rawa kering yang mudah terkena Bencana Alam. Situasi pun makin parah jika sungai-sungai besar Ke Disekitar Tarumanegara meluap Di musim hujan tiba, yakni Cisadane, Ciliwung, dan Citarum.
Di ketiga sungai tersebut meluap, maka dinamika pemerintahan dan ekonomi Ke pusat pemerintahan kerajaan kuno tersebut menjadi terganggu.
Alhasil, Bagi mengatasi Bencana Alam Ke wilayahnya, Purnawarman membuat megaproyek besar, yakni Candrabhraga dan Gomati, Ke tahun 417 Masehi. Di Literatur Tarumanagara, Latar Sejarah dan Peninggalannya: Sebuah Pengantar (1991) dijelaskan, Candrabhaga dibuat Purnawarman yang lokasinya disebutkan melintasi istana Tarumanegara yang berada Ke Bekasi Di ini.
Sesudah selesai dibangun, rupanya Bencana Alam tetap terjadi Ke Tarumanegara. Alhasil, Purnawarman memerintahkan pembangunan kembali sungai Mutakhir, yakni Gomati.
Aliran Sungai Gomati membentang sejauh 11 km dan selesai Di waktu 21 hari. Selain mengatasi Bencana Alam, Gomati dibuat Bagi mengairi sawah. Di proyek berhenti dan sungai beroperasi, Purnawarman memerintahkan 1.000 ekor sapi kepada Brahmana.
Kedua sungai tersebut bermuara Ke Area Utara Jawa yang kini masuk Area administratif Jakarta Utara. Sesudah eksistensi Tarumanegara berakhir, Sungai Chandrabhaga dan Gomati masih tetap eksis. Hanya saja, catatan sejarah juga Menunjukkan Bencana Alam masih tetap terjadi Ke Area Disekitar yang disebut Bekasi.
Di Kajian “Sejarah Bencana Alam Bekasi 1924-2002” (2023) diketahui, hampir setiap tahun Ke masa kolonial Bekasi selalu Bencana Alam imbas meluapnya Chandrabhaga dan Gomati. Ke masa kolonial, tercatat ada 5 Bencana Alam besar Di tahun 1924-1934 yang membuat Bekasi porak-poranda.
Seiring waktu, kedua sungai kuno itu berubah nama. Poerbatjaraka Di Riwayat Indonesia I (1952) menyebut, Sungai Chandrabhaga berubah menjadi Kali Bekasi. Lalu, Sungai Gomati berubah menjadi Kali Cakung Lama yang menjadi buangan air Di Kota Bekasi.
Luapan Kali Bekasi yang bersumber Di Sungai Cikeas dan Sungai Cileungsi yang berhulu Ke Kabupaten Bogor membuat bencana Bencana Alam terjadi Ke Maret 2025. Artinya, meski sudah diprediksi Sebelum ribuan tahun lalu, Kelompok tak Memahami bahwa Bekasi Area rentan Bencana Alam yang tak kunjung terurai.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Bencana Alam Ke Bekasi Terjadi Sebelum 1.500 Tahun Lalu, Sudah Diingatkan Raja