Daftar Isi
Jakarta, CNBC Indonesia – Belajar Perbankan anak sering kali Dikatakan urusan nanti, padahal kebiasaan mengelola uang justru mulai terbentuk Sebelum usia sangat dini.
Cara orang tua Memperkenalkan uang baik Melewati permainan, belanja harian, hingga uang saku berpengaruh besar Pada pola keuangan anak Pada dewasa.
Mengajarkan anak soal uang tidak harus rumit dan bisa dilakukan lewat Kegiatan sehari-hari Di Tempattinggal.
Pendekatan Belajar Keuangan Berdasarkan Usia
Anak tidak memahami uang Di satu tahap sekaligus. Pemahaman mereka berkembang seiring usia, Di sekadar mengenali bentuk uang hingga mampu membuat Dana dan menimbang risiko keuangan.
Lantaran itu, pendekatan yang tepat adalah menyesuaikan materi Didalam tahap perkembangan anak, bukan memaksakan Prototipe Perbankan orang dewasa Sebelum awal.
Usia 2-3 Tahun: Mengenal Uang sebagai Benda
Di usia ini, anak belum memahami nilai uang, tetapi sudah bisa diperkenalkan Di bentuk dan keberadaannya.
Orang tua dapat mengenalkan uang sebagai Dibagian Di permainan, misalnya Didalam mengenali koin atau bermain peran sebagai penjual dan pembeli.
Kegiatan ini membantu anak memahami bahwa uang digunakan Sebagai menukar Produk, tanpa harus menjelaskan Prototipe nilai secara detail.
Usia 4-5 Tahun: Belajar Menabung dan Berhemat
Memasuki usia prasekolah, anak mulai bisa diajak terlibat Di Kegiatan sederhana yang berkaitan Didalam penghematan.
Misalnya, membantu orang tua menyiapkan kupon belanja atau bermain restoran Di Tempattinggal Didalam uang mainan.
Di sini, anak mulai mengenal bahwa ada proses “membayar” dan Prototipe menyimpan uang Sebagai digunakan Lalu.
Usia 6-8 Tahun: Menyimpan dan Menyusun Uang
Di rentang usia ini, anak mulai memahami bahwa uang dapat disimpan dan bertambah seiring waktu. Orang tua bisa mengenalkan tabungan, baik Di bentuk celengan maupun rekening anak.
Ini juga Pada yang tepat Sebagai menjelaskan secara sederhana bahwa bank memberi imbalan Untuk orang yang rajin menabung, Supaya uang tidak hanya habis dibelanjakan.
Usia 9-12 Tahun: Memahami Nilai dan Perbandingan Harga
Anak usia sekolah dasar akhir mulai mampu berpikir lebih logis. Mereka bisa diajak membandingkan harga Produk, ukuran, dan Mutu Pada berbelanja.
Kegiatan seperti menjual Produk bekas Di Tempattinggal atau mengelola bazar kecil membantu anak belajar menentukan harga, bernegosiasi, dan memahami bahwa nilai uang tidak selalu sama Sebagai setiap Produk.
Usia 13-15 Tahun: Menyusun Dana dan Prioritas
Memasuki usia remaja awal, kebutuhan anak Lebihterus banyak dan uang saku lebih cepat habis.
Di fase ini, orang tua perlu mulai mengenalkan Prototipe Dana. Diskusi tentang perbedaan kebutuhan dan keinginan menjadi penting agar anak belajar memprioritaskan pengeluaran.
Melibatkan anak Di pembahasan Dana keluarga juga membantu mereka memahami bahwa setiap keputusan keuangan Memiliki konsekuensi.
Di usia ini pula, anak sudah bisa dikenalkan Di Prototipe Penanaman Modal secara sederhana, misalnya Didalam mengikuti pergerakan saham perusahaan yang mereka kenal, sebagai Pertarungan Persahabatan memahami risiko dan fluktuasi nilai.
Mengajarkan Nilai Sosial Uang Melewati Donasi
Literasi keuangan tidak hanya soal belanja dan menabung. Mengajak anak menyisihkan sebagian uang Sebagai kegiatan sosial membantu membentuk tanggung jawab sosial.
Usia 16 Tahun Di Atas: Praktik Nyata Keuangan Pribadi
Pada anak beranjak dewasa, pelajaran keuangan mulai masuk tahap praktik. Pekerjaan paruh waktu, pengelolaan uang hasil kerja sendiri, serta penggunaan alat pembayaran non-tunai Didalam batas tertentu menjadi sarana belajar tanggung jawab Perbankan.
Orang tua berperan sebagai pendamping, bukan pengendali penuh, agar anak belajar membuat keputusan keuangan secara mandiri.
(dag/dag)
[Gambas:Video CNBC]
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Cara Mengajarkan Anak Mengelola Uang Sesuai Usia











