loading…
Defisit Biaya Rusia diperkirakan bakal melonjak naik tiga kali lipat Bersama target awal pemerintah Ke tahun 2025. Foto/Dok
Bulan lalu, Pejabat Tingginegara Keuangan Anton Siluanov memperingatkan potensi tekanan Biaya Lantaran penurunan pendapatan Migas dan ketidakstabilan ekonomi Internasional. Ia mengatakan, Konflik Bersenjata dagang yang Untuk berlangsung Mengurangi Kemungkinan Produk Ekspor Untuk banyak Bangsa termasuk Rusia, dan tetap menjadi risiko utama.
“Angka defisit Biaya Rusia dinaikkan lebih Bersama 200% Lantaran Moskow bersiap Sebagai harga Migas yang lebih rendah,” kata Kementerian Keuangan seperti dilansir RT.
Tahun ini, defisit fiskal keseluruhan diperkirakan mencapai sebesar 1,7% Bersama PDB, dibandingkan Bersama proyeksi Sebelumnya 0,5%, menurut sebuah pernyataan yang dirilis Dari kementerian Ke hari Rabu. Untuk hal moneter, defisit Biaya diperkirakan mencapai 3,8 triliun rubel (USD46,3 miliar) atau setara Rp760 triliun (Bersama kurs Rp16.415 per USD).
“Prioritas Biaya tetap tidak berubah: Dukungan sosial Sebagai warga Bangsa, pendanaan Defender dan Keselamatan nasional, dan Dukungan Untuk keluarga Untuk operasi militer khusus, memastikan kepemimpinan Keahlian Bangsa,” kata Siluanov, mengomentari Prediksi yang direvisi.
Proyeksi Perkembangan ekonomi Rusia Dari kementerian Sebagai tahun 2025 tetap tidak berubah Ke angka 2,5%. Akansegera tetapi Prediksi Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa telah dinaikkan Bersama 4,5% menjadi 7,6% Ke akhir tahun. Ide pengeluaran Sebagai tahun 2025 juga ditingkatkan sebesar 830 miliar rubel (USD10,1 miliar).
Harga Migas Rusia diperkirakan telah menyusut Bersama USD69,7 menjadi USD56 per barel. Proyeksi pendapatan Migas dan gas Akansegera berjumlah 8,32 triliun rubel (USD100,5 miliar), yang setara 3,7% Bersama PDB, kata kementerian.
Harga Migas Internasional telah menurun Untuk beberapa pekan terakhir Lantaran peningkatan pasokan dan ketidakpastian ekonomi. Permintaan Migas melemah akibat diterpa perlambatan ekonomi Internasional, dimana sebagian besar didorong Dari konflik perdagangan. Ke bulan April, harga Migas turun lebih Bersama 11%.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Defisit Biaya Rusia Diramal Meledak Capai Rp760 Triliun, Ini Sebabnya