,Alkisah, ribuan tahun lalu Ke Disekitar Danau Galilea hidup seseorang bernama Petrus. Kelak dia dipilih Yesus Dari Sebab Itu muridnya, yang Lalu ditunjuk memimpin semua orang yang percaya Yesus.
Sehari-hari, Petrus berguru Ke Yesus Sebagai menambah pengetahuan Berencana iman-iman keagamaan. Ke luar ranah spiritual, Petrus menjalani profesi sebagai nelayan. Beliau menebar jaring Ke Danau Galilea setiap hari.
Diceritakan Untuk Injil, Di suatu waktu, Yesus memerintahkan Petrus Sebagai segera memancing Ke danau supaya bisa membayar Pajak Lainnya Bait Allah. Hal itu diperintahkan-Nya Sesudah menyampaikan pengajaran mengenai bea dan Pajak Lainnya.
“Tetapi, supaya kita jangan menjadi batu sandungan Untuk orang-orang yang memungut Pajak Lainnya Bait Allah, pergilah Ke danau dan buanglah jala pancing, dan ambil ikan pertama yang kamu dapat, dan bukalah mulutnya, maka kamu Berencana menemukan Kurs Matauang empat dirham Ke dalamnya. Ambillah itu dan berikanlah kepada mereka Untuk aku dan bagimu,” kata Yesus, dikutip Untuk Injil Matius 17:27.
Kelak, pancingan pertama Petrus adalah ikan yang tak biasa. Ikan itu membawa dirham yang bisa mencukupi Sebagai membayar Pajak Lainnya Bait Allah.
Atas perintah itu, Petrus bergegas Ke Danau Galilea Sebagai memancing ikan seperti diperintahkan Yesus dan menunggu ikan masuk perangkap. Tak lama Lalu, Petrus sukses Menyita ikan dan ternyata ucapan Yesus benar.
Dia melihat langsung mukjizat Yesus. Ikan itu membawa uang dirham Ke Untuk mulutnya. Untuk penemuan dirham itulah Petrus bisa membayar Pajak Lainnya bait Allah Sebagai dirinya dan Yesus.
Hitung maju ratusan tahun Untuk cerita tersebut, berbagai Eksperimen kontemporer sudah berhasil menguak penjelasan atas mukjizat Petrus yang diberikan Yesus, khususnya soal keberadaan ikan pembawa Kurs Matauang dirham. Peneliti Grant Jeffrey Untuk The Handwriting of God (1997) menyebut, ikan yang dimaksud adalah tilapia yang juga Lalu dikenal sebagai Saint Peter Fish alias Ikan Santo Petrus.
Semasa hidup, tilapia (nama Latin: Tilapia) memang ikan endemik Danau Galilea atau kelak dikenal juga Danau Tiberias. Suhu hangat membuat ikan tilapia bisa berkembang pesat dan menjadi penghuni mayoritas Danau Galilea.
Dikutip Untuk The Biology of Culture of Tilapias (1982), ikan ini punya kebiasaan menyimpan telur Ke mulutnya alias mouthbrooding. Biasanya, induk betina Berencana memungut telur-telurnya Ke Untuk mulut Sesudah dibuahi hingga menetas. Ini bertujuan agar semua telur aman tak dimakan predator.
Akan Tetapi, ketika tak memasuki masa reproduksi, ikan tilapia suka memasukkan benda lain Ke Untuk mulutnya. Ini cocok Bersama penceritaan Injil soal ikan pembawa dirham Sebagai membayar Pajak Lainnya Bait Allah.
Muncul Ke Indonesia
Meski berasal Untuk Afrika dan Timur Ditengah, ikan tilapia belakangan tersebar dan mudah ditemukan Ke seantero dunia, termasuk Indonesia. Ke Tanah Air, tilapia lebih dikenal sebagai ikan mujair. Mujair sendiri Memperoleh nama Latin yang Menunjukkan kekeluargaan Bersama ikan yang disebut Yesus itu, yakni Tilapia mossambica (Oreochromis mossambicus Peters).
Ikan mujair sendiri merupakan hewan yang belum berusia 100 tahun Ke Indonesia. Ikan ini Mutakhir ditemukan Di 1936 (sumber lain menyebut 1939) Dari pria asal Blitar bernama Moedjair Ke Laut Selatan Jawa.
Di itu, dia membawa lima ikan Ke Laut Selatan Jawa Ke kolam ikan Ke Rumah. Akan Tetapi, ada satu ikan aneh yang bisa hidup Ke air tawar. Padahal, ikannya berasal Untuk air asin. Keanehan makin menjadi-Dari Sebab Itu ketika ikan tersebut bisa berkembang biak Bersama sangat cepat. Sebelum itulah, ikan misterius itu menjadi buah bibir Kelompok dan mengundang perhatian pejabat Belanda bernama Schuster.
“Ternyata itu Tilapia mossambica,” kata Schuster Sesudah meneliti Bersama Detail, dikutip Untuk Studies on Tilapia Mossambica Peters (ikan Mudjair) in Indonesia (1952).
Tak diketahui bagaimana caranya ikan mukjizat Yesus bisa datang Ke laut Indonesia. Akan Tetapi, Sesudah temuan itu tersebar, Kelompok perlahan mulai ikut membudidayakan Tilapia mossambica. Sebagai apresiasi kepada Moedjair, ikan tersebut diberi nama lokal sesuai namanya, yakni Mujair. Ke Di Itu, Moedjair juga diberi hadiah dan diangkat menjadi PNS Dari pemerintah Belanda.
Menurut majalah Landbouwkundig Tijdschrift (Desember 1948), ikan mujair banyak dibudidayakan Ke tambak-tambak Dari penduduk lokal, Agar makin tersebar luas. Posisinya perlahan mulai menggantikan bandeng, udang, dan beragam hewan air lain, terlebih Untuk situasi sulit.
Selain ikan mujair, tilapia lain yang bisa ditemukan Ke Indonesia adalah jenis Oreochromis niloticus. Kelompok lebih mengenal hewan ini sebagai ikan nila. Kedua hewan ini merupakan salah satu Produk Internasional Perdagangan Keluar Negeri penting sektor perikanan.
Berdasarkan data Untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (2023), Indonesia menduduki Posisi Ke-2 Negeri pengekspor tilapia terbesar Ke dunia, yakni 1,42 juta ton dan berkontribusi Di 20,11% pasar Dunia. Seluruh tilapia produksi Indonesia mendominasi pasar Ke Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa. Indonesia hanya kalah Untuk China yang sukses mengekspor 1,66 juta ton.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Disebut Ke Alkitab, Ikan Mukjizat Yesus Ini Muncul Ke Laut RI