Market  

Emiten Luhut (TOBA) Masuk Usaha EBT dan Limbah, Caplok Perusahaan Ini




 Emiten energi milik Luhut Binsar Pandjaitan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) melaporkan pendapatan Bersama segmen Usaha proyek hijau atau Energi Ramah Lingkungan melonjak 440% Di sepanjang semester I 2025. 

Sebelumnya TOBA dikenal sebagai perusahaan energi yang sangat lekat Bersama Usaha batu bara. Tetapi Untuk beberapa tahun terakhir, Perseroan merombak ulang model bisnisnya Bersama berinvestasi Di Usaha masa Didepan dan memposisikan diri sebagai Perusahaan yang Fokus Di Sustainability (Sustainability Centered Business).

Beberapa segmen Usaha yang Untuk diperkuat Bersama TOBA adalah Sepedamotor Listrik, energi Terbaru dan terbarukan (EBT) hingga pengelolaan limbah dan mengubahnya menjadi energi.

Sebagai segmen Sepedamotor Listrik, TOBA menjadi penyedia ekosistem Kendaraan Bermotor Roda Dua listrik Bersama brand Electrum yang fokus tidak hanya Di Pembuatan Kendaraan Bermotor Roda Dua listrik tetapi juga kepada infrastruktur penukaran baterai. Perseroan masuk Di Usaha ini Sebelum tahun 2021 bermitra Bersama Gojek (GoTo Group). Seiring berjalannya waktu, kemitraan ini diperluas Bersama menggarap ekosistem Sepedamotor Listrik Sebagai segmen Usaha lainnya, termasuk Usaha Pengiriman.

Sambil Sebagai segmen EBT, TOBA memperlebar sayap Di pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan mini hidro (PLTM) Sebelum 2023. Pembangkit mini hydro berlokasi Di Lampung Bersama kapasitas 6MW sudah mulai berproduksi Sebelum bulan Januari 2025. Sambil PLTS terletak Di Batam Bersama menyasar kawasan industri sebagai target pasar dan Di ini Untuk Untuk tahapan konstruksi Bersama kapasitas 46MWp. Di kedua pembangkit ini, TOBA Memperoleh partisipasi 49%.

Ekspansi TOBA Di Usaha berkelanjutan Lanjutnya adalah Di Usaha pengelolaan limbah. Perseroan memulainya Bersama menggarap limbah medis dan kini melayani limbah Secara Keseluruhan. Yang paling Memikat, Perseroan tidak cuma mengumpulkan juga mengolah limbah menjadi sumber energi.

TOBA juga mengakuisisi perusahaan pengelolaan limbah medis bernama Asia Medical Enviro Services (AMES). Perusahaan berbasis Di Singapura ini Memperoleh pangsa pasar ~50% Di Agustus 2023.

Lanjutnya Di Desember 2023, TOBA mengakuisisi perusahaan asal Indonesia yang Memperoleh model Usaha pengelolaan limbah B3 medis, B3 komersial serta limbah domestik bernama ARAH Environmental. Perusahaan ini beroperasi Di 15 Provinsi dan melayani lebih Bersama 5.000 pelanggan medis, industrial dan domestik.

Paling anyar, adalah akuisisi perusahaan pengelolaan limbah berbasis Di Singapura bernama Sembcorp Environment Pte. Ltd. serta Sembcorp Enviro Facility Pte. Ltd. Di Maret 2025 dan Mei 2025.

“Berbeda Bersama perusahaan yang bisnisnya berbasis batubara lain, TOBA tidak hanya melakukan diversifikasi Di sektor yang ESG dan sustainability related, tetapi mereka merombak ulang model Usaha. Ini adalah transformasi yang bold” ungkap Leonardo Lijuwardi, Analis NH Korindo Sekuritas, Selasa (5/8/2025).

Menurutnya, masuknya TOBA Di Usaha pengelolaan limbah ini Akansegera menjadi katalis jangka panjang Sebagai kinerja Perseroan. Pasalnya model Usaha ini sangat relevan Sebagai Situasi Indonesia yang sudah masuk Di fase darurat sampah.

“Marketnya ada dan besar Di kita [Indonesia] Sebab kita Bangsa Bersama Penduduk Dunia terbesar Di-4 dunia. Sampah dan limbah Karena Itu persoalan nyata. Pemerintah coba cari solusi dan game changer-nya nanti adalah Perpres Sampah. TOBA menjadi perusahaan yang menjadi beneficiary Bersama regulasi ini nantinya,” tambahnya.

Sebagai diketahui, TOBA mencatatkan pendapatan Bersama segmen pengelolaan limbah Di semester I 2025 sebesar USD59,6 juta atau naik 831% year-on-year (yoy). Sambil Sebagai Usaha penjualan sewa Sepedamotor Listrik Di periode yang sama mencapai USD3,4 juta atau naik 13% yoy.

Lonjakan pendapatan Bersama segmen pengelolaan limbah ini terjadi pasca Perseroan melakukan akuisisi Pada Sembcorp Environment Pte Ltd Di Maret 2025 dan Sembcorp Enviro Facility Pte Ltd Di Mei 2025 Bersama nilai total transaksi mencapai SGD414 juta.

Di periode yang sama TOBA juga telah mendivestasikan dua unit PLTU miliknya bernama PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) dan PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) Bersama nilai transaksi mencapai USD403 juta.

Mengacu Di laporan konsolidasi per Juni 2025, TOBA mencatatkan pendapatan sebesar USD172,2 juta atau turun 31% yoy sedangkan rugi periode berjalan mencapai USD115,3 juta Bersama Sebelumnya untung USD40,5 juta Sebagai periode yang sama tahun 2024.

“Penurunan pendapatan sebenarnya Sebab tekanan Di harga batu bara Dunia dan penurunan volume penjualan. Ini tantangan yang dihadapi Bersama industri bukan hanya TOBA. Tetapi yang terpenting adalah pendapatan Bersama Usaha masa Didepan masih tumbuh signifikan. Samping Itu rugi juga sifatnya Sebab accounting treatment dan non-kas Bersama divestasi PLTU,” ujarnya.

Menurutnya, yang hal penting lainnya adalah semua indikator keuangan Bersama arus kas maupun neraca masih sangat solid dan saya optimis mereka Memperoleh kapasitas Sebagai transformasi dan ekspansi yang sangat baik.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Emiten Luhut (TOBA) Masuk Usaha EBT dan Limbah, Caplok Perusahaan Ini