Di tahun 1993 lalu, dunia sempat geger atas dugaan adanya gunung emas seberat 53 juta ton Di Kalimantan Timur, Area lokasi industri tambang dunia. Akan Tetapi, ternyata dugaan itu hanya Mengelabui Orang Lain belaka.
Di itu, sekelompok peneliti Di perusahaan tambang Kanada menemukan bongkahan gunung emas Di Kalimantan, yang mereka taksir jumlahnya 53 juta ton.
Untuk laporan investigasi Tempo (30 November 1998), perusahaan tambang asal Kanada itu bernama Bre-X. Laporan itu menyebutnya sebagai perusahaan gurem, tanda dia bergerak kecil-kecilan.
Sebagaimana diuraikan Bondan Winarno Untuk laporan investigasi Bre-X: Sebongkah Emas Di Kaki Pelangi (1997:50), Di 1993 ahli geologi perusahaan telah melakukan perjalanan 12 hari Di Kalimantan Timur.
Mereka menyusuri hutan tropis antah berantah Untuk menemukan Area, yang menurut ahli geologi John Felderhof kaya Akansegera emas, bernama Busang.
Usai menelusuri dan memastikan potensi kawasan, perusahaan membuat surat terbuka kepada para investor. Inti surat itu menjelaskan prospek masa Didepan Busang, yang jika digarap serius, maka bisa saja para investor Akansegera kaya raya.
Di Indonesia sendiri memang sudah banyak orang kaya berkat tambang emas. Proyek Freeport Di tanah Papua Dari Sebab Itu salah satu buktinya.
Seketika, kabar itu langsung heboh. Apalagi, perusahaan juga Memperkenalkan kalau tanah Busang bak Memiliki gunung emas sebesar 53 ton.
Alhasil, Di Kanada, saham Bre-X langsung meroket dan mencapai Pencapaian tertingginya sepanjang sejarah. BBC International mencatat nilai perusahaan Di semula sangat kecil berubah seketika menjadi Rp7 triliun.
Sedangkan Di Indonesia, para petinggi Bangsa dan pengusaha langsung kepincut. Sebut saja orang terdekat Kepala Negara Soeharto, seperti pengusaha Bob Hasan dan anak Soeharto, Sigit Harjojudanto.
Lewat perusahaannya masing-masing, perlahan keduanya menguasai area penambangan Di Busang.
Di 1997, Bob Hasan sudah mengakuisisi 50% saham PT Askatindo Karya Mineral dan PT Amsya Lina Di mana eduanya menguasai penambangan Busang I dan Busang II. Malahan, Sigit dibujuk Dari pihak Bre-X uang US$1 juta per bulan agar perusahaannya, PT Panutan Daya, menjadi konsultan Di Busang.
Awalnya semua berjalan lancar. Keikutsertaan proyek emas Di Di ketidakpastian ekonomi tahun 1990-an menjadi secercah harapan. Akansegera tetapi, tak mudah Untuk Bre-X berbisnis Di Indonesia.
Kepala Negara Soeharto mengharuskan perusahaan Asing berbagi saham dan bekerjasama Di pemerintah. Untuk Peristiwa Pidana Busang, Soeharto menunjuk PT Freeport-McMoran sebagai perusahaan tambang mewakili pemerintah. Di sinilah fakta emas Busang mulai terungkap.
Semua Kena Prank
Sebagai perusahaan ternama, Freeport menjalankan prosedur ketat, yakni verifikasi lapangan. Mereka wajib Memutuskan sampel Untuk membuktikan Di laboratorium bahwa tanah tersebut benar mengandung emas. Bergeraklah Skuat Freeport Hingga sana.
Tak disangka, Di 19 Maret 1997, hari yang sama Di Freeport melakukan verifikasi, tersiar kabar kalau bos Bre-X menghilang. Bos itu bernama Michael de Guzman, Direktur Pendalaman Bre-X.
Guzman kabarnya tewas bunuh diri melompat Di Bangku penumpang helikopter perjalanan Samarinda-Busang. Ditemukan pula surat wasiat.
“Bangku Di Di satu-satunya penumpang itu sudah kosong, dan pintu kanan helikopter terbuka,” tulis Bondan Winarno (1997:117)
Di darat, Skuat SAR menemukan mayat yang diyakini Guzman. Mayat itu dibawa Hingga Filipina Untuk dimakamkan. Akan Tetapi, naluri investigasi Bondan Winarno sebagai jurnalis berkata lain. Dia yakin bahwa mayat itu bukan Guzman.
Setelahnya melakukan penelusuran hingga Kanada, keyakinan itu benar. Ciri-ciri fisik Di mayat dan Guzman berbeda. Kesimpulannya, dia masih hidup dan sengaja disembunyikan.
Rupanya, kejadian ini punya benang merah atas Peristiwa Pidana gunung emas Busang. Di Di bersamaan, Freeport merilis hasil verifikasi: tanah Busang tidak mengandung emas.
Berbagai peneliti independen juga melaporkan hal serupa. Tidak terdapat emas Di batuan Busang Di tahun 1995-1997.
Seketika, kabar itu membuat heboh Indonesia. Sebab, telah berhasil membuat Kepala Negara Soeharto ketipu. Saham Bre-X pun langsung anjlok. Para investor ngamuk. Malahan, mereka sampai menyandera bos Bre-X, David Walsh, Untuk meminta uangnya kembali.
Butuh waktu lama agar Peristiwa Pidana ini mereda. Akan Tetapi, tetap saja tak bisa diselesaikan dan masih menyisakan tanda tanya terutama soal hilangnya Guzman.
Mengutip kembali laporan BBC International, Setelahnya kejadian itu batang hidung Guzman tak terlihat lagi. Keluarga pun tidak mengetahuinya hingga sekarang.
Akansegera tetapi, keluarga yakin dia masih hidup. Konon dia mengasingkan diri Di Amerika Selatan.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Geger Gunung Emas RI 53 Juta Ton, Soeharto & Dunia Ketipu!