– Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tipis Di awal perdagangan hari ini, Rabu (11/6/2025).
Pagi ini, indeks dibuka naik 0,03% atau terapresiasi 1,93 Skor Hingga 7.232,68. Sebanyak 188 saham naik, 61 turun, dan 268 tidak bergerak.
Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 358 miliar yang melibatkan 584 juta juta saham Di 35.264 kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun naik menjadi Rp 12.655 triliun.
Meski demikian, selang satu menit Setelahnya perdagangan dibuka IHSG Malah terperosok Hingga zona merah dan melemah hingga 0,38%.
Sejumlah sentimen penting perdagangan hari ini datang Di Internasional serta Di negeri.
Timur Ditengah Kembali Memanas
Serangan udara yang diklaim dilakukan Israel Pada pelabuhan Hodeida Di Yaman Di Selasa (10/6/2025). Serangan ini diumumkan Dari kelompok Houthi, Walaupun belum diakui secara resmi Dari pemerintah Israel. Militer Israel hingga kini belum Menyediakan tanggapan atas laporan serangan tersebut.
Saluran berita satelit milik Houthi, al-Masirah, yang dikutip The Associated Press, melaporkan bahwa serangan tersebut menghantam dermaga pelabuhan Di kota Hodeida, Tetapi tidak Menyediakan rincian Bersama Detail. Hodeida merupakan pelabuhan utama Sebagai distribusi Pemberian Minuman dan kemanusiaan Hingga Daerah-Daerah yang terdampak konflik Di Yaman Sebelum kelompok Houthi merebut ibu kota Sanaa Di 2014.
Sebelumnya serangan berlangsung, Di Senin (9/6/2025) malam, Israel Menerbitkan peringatan daring yang menyerukan evakuasi Di pelabuhan Ras Isa, Hodeida, dan al-Salif. Di peringatan tersebut, Israel menuduh rezim Houthi menggunakan pelabuhan-pelabuhan tersebut Sebagai “Kegiatan Kekerasan Politik.”
Cadangan Devisa (Cadev) RI Tetap
Cadev Indonesia periode Mei 2025 terpantau tetap US$152,5 miliar atau sama Bersama bulan Sebelumnya Itu.
Berdasarkan siaran pers Bank Indonesia, Selasa (10/6/2025), posisi cadangan devisa Di akhir Mei 2025 setara Bersama pembiayaan 6,4 bulan Produk Impor atau 6,2 bulan Produk Impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada Di atas standar kecukupan internasional Di 3 bulan Produk Impor.
“Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” tulis Bankindonesia.
Bankindonesia memandang posisi cadangan devisa memadai Sebagai mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan Bersama prospek Perdagangan Keluar Negeri yang tetap terjaga, neraca transaksi modal dan Perbankan yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor Pada prospek perekonomian domestik dan imbal hasil Penanaman Modal yang Menarik Perhatian.
“Bank Indonesia terus Memperbaiki sinergi Bersama Pemerintah Di memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian Sebagai mendukung Perkembangan ekonomi yang berkelanjutan.”
Dialog Antar Negara RI Berjalan Baik
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menganggap dokumen Dialog Antar Negara tarif Indonesia sudah sesuai Bersama kemauan pemerintahan Pemimpin Negara AS Donald Trump. Pembantu Pemimpin Negara Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ini membuat Wacana Dialog Antar Negara tarif resiprokal Bersama AS Sebagai putaran kedua tak Karena Itu dibutuhkan. Rencananya, Dialog Antar Negara tarif putaran kedua dijadwalkan pemerintah AS Bersama Indonesia Di pekan ini. Tetapi, jadwal itu tak Karena Itu dilanjutkan.
Salah satu Skor Dialog Antar Negara yang disampaikan Indonesia Di itu ialah Indonesia penawaran konkret Sebagai Memperbaiki pembelian dan Produk Impor Indonesia Di AS Sebagai menyeimbangkan defisit perdagangan AS, Ditengah lain pembelian produk energi (crude oil, LPG dan gasoline) serta peningkatan Produk Impor produk Pertanian Di AS (soybeans, soybeans meal dan wheat) yang memang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi Di Indonesia.
Airlangga Di itu juga menyampaikan komitmen Indonesia Sebagai kerja sama Di bidang critical minerals, Pemberian Penanaman Modal AS dan juga komitmen Sebagai menyelesaikan permasalahan Non-Tariff Barrier (NTB) yang menjadi concern pihak pengusaha AS Di Indonesia.
Bersama mengikuti kemauan pemerintahan Trump, Indonesia Melakukanupaya menjaga hubungan baik Bersama AS, yang dapat berdampak positif Di kerja sama ekonomi dan Penanaman Modal.
Kenaikan Fluktuasi Harga Dan Jasa AS Kembali Menanjak?
Di malam hari ini, AS Berencana merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang diperkirakan Merasakan kenaikan menjadi 2,5% yoy Di Mei 2025 atau lebih tinggi dibandingkan April 2025 yang sebesar 2,3% yoy.
Bersama Detail, ukuran inti yang tidak termasuk harga Ketahanan Pangan dan energi yang bergejolak, yang menjadi fokus pejabat Fed diperkirakan naik menjadi 2,9%, tertinggi Di tiga bulan.
Hasil seperti itu tampaknya Berencana memperkuat kelambanan jangka pendek Di Lembaga Keuanganpusat AS. Acuan suku bunga The Fed mengungkapkan bahwa pasar telah Bersama tegas menepis kemungkinan kenaikan suku bunga Di bulan Juni atau Juli.
Penjualan Kendaraan Pribadi Indonesia
Di Rabu (11/6/2025), terdapat rilis data penjualan Kendaraan Pribadi periode Mei 2025. Sebelumnya Itu, penjualan Kendaraan Pribadi Di Indonesia Di bulan April 2025 Merasakan penurunan, tercatat sebanyak 51.205 unit secara wholesales, turun 27,8% dibandingkan bulan Sebelumnya Itu sebesar 70.895 unit. Penurunan ini menjadi yang terburuk Di 12 bulan terakhir, terutama dipengaruhi Dari libur panjang Idul Fitri.
Penjualan Peritel atau penjualan Di diler Hingga konsumen juga turun 3,2% secara tahunan (yoy), Di 58.890 unit Di April 2024 menjadi 57.031 unit Di April 2025. Secara keseluruhan, Pelemahan Pasar Kendaraan Pribadi Di Indonesia Di April 2025 Menunjukkan adanya dampak negatif Di libur panjang Idul Fitri Pada Kegiatan penjualan.
Lembaga Keuangan Internasional Pangkas Proyeksi Perkembangan Ekonomi Internasional
Lembaga Keuangan Internasional secara tajam memangkas proyeksi Perkembangan ekonomi Internasional Sebab ketidakpastian perdagangan sebagai faktor utama.
Lembaga Keuangan Internasional Mengantisipasi ekonomi Internasional hanya Berencana tumbuh sebesar 2,3% Di 2025, turun Di proyeksi Sebelumnya Itu sebesar 2,7%.
“Ini Berencana menjadi tingkat Perkembangan Internasional paling lambat Sebelum 2008, kecuali Di masa resesi Internasional secara menyeluruh,” kata Lembaga Keuangan Internasional Di laporan Internasional Economic Prospects.
Ketidakpastian perdagangan disebut sangat membebani prospek ekonomi Internasional, menurut Lembaga Keuangan Internasional.
“Perselisihan internasional terutama soal perdagangan telah mengguncang banyak kepastian Aturan yang Sebelumnya Itu membantu Mengurangi Kemiskinan Global ekstrem dan memperluas kemakmuran Setelahnya Pertempuran Dunia II berakhir,” kata Indermit Gill, Wakil Pemimpin Negara Senior dan Kepala Ekonom Lembaga Keuangan Internasional, Di laporan tersebut.
Lembaga Keuangan Internasional juga menurunkan proyeksi Perkembangan ekonomi AS Sebagai tahun 2025 sebesar 0,9 Skor persentase menjadi 1,4%, dan memangkas Prediksi Perkembangan PDB kawasan euro sebesar 0,3 Skor persentase menjadi 0,7%.
Lembaga Keuangan Internasional mencatat bahwa jika ketegangan perdagangan Meresahkan, Perkembangan bisa lebih lambat lagi. Tetapi, prospek bisa membaik jika Bangsa-Bangsa utama berhasil mencapai kesepakatan perdagangan jangka panjang.
“Analisis kami Menunjukkan bahwa jika sengketa perdagangan Di ini diselesaikan Bersama perjanjian yang memangkas tarif hingga setengah Di levelnya Di akhir Mei 2025, Perkembangan Internasional bisa Meresahkan Di 0,2 Skor persentase rata-rata Pada tahun 2025 dan 2026,” jelas Gill.
Di ini, Amerika Serikat dan banyak mitra dagangnya Lagi Di tahap Dialog Antar Negara Setelahnya Pemimpin Negara AS Donald Trump memberlakukan tarif tinggi Pada berbagai Bangsa Di bulan April. Misalnya, pekan ini AS dan Tiongkok kembali bertemu Di London Setelahnya Sebelumnya Itu sepakat Sebagai menurunkan tarif Sambil Di pembicaraan Di bulan Mei.
Ekonomi China masih mempertahankan proyeksi Perkembangan ekonomi China Di angka 4,5% Di 2025 dan 4,0% Di 2026.
Sebagai Indonesia, Lembaga Keuangan Internasional (World Bank) Mengantisipasi Perkembangan ekonomi Indonesia Berencana tumbuh sebesar 4,7% Di tahun ini. Proyeksi ini masih sama Bersama laporan Regional Economic Update 2025 yang dirilis 25 April lalu. Tetapi, proyeksi Sebagai Indonesia ini lebih rendah dibandingkan proyeksi awal tahun atau Januari ini, sebesar 5,1%.
Lembaga Keuangan Internasional juga Mengantisipasi ekonomi Indonesia hanya Berencana tumbuh 4,8% Di 2026, lebih rendah dibandingkan proyeksi Di awal tahun atau Januari yakni 5,1%.
“Walaupun beberapa Bangsa Berencana Menyambut manfaat Di Pemberian Aturan fiskal-seperti Inisiatif belanja sosial dan Penanaman Modal publik Di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam-dampak makroekonomi penuh Di hambatan perdagangan yang lebih tinggi, yang sulit diprediksi, dapat menekan Perkembangan,” tulis Lembaga Keuangan Internasional Di laporannya.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: IHSG Rehat Dulu Usai Melaju Kencang Kemarin