Ketahanan ekonomi Asia Berencana Berusaha Mengatasi tantangan Di Keputusan tarif AS jika reli Kurs Matauang Amerika dan rebound suku bunga rendah memicu Situasi keuangan yang lebih ketat.
Peringatan ini disampaikan Dari Krishna Srinivasan, Direktur Departemen Asia dan Pasifik Dana Moneter Internasional (IMF). Mengutip Reuters, Srinivasan menuturkan jika Federal Reserve AS terus memangkas suku bunga, penurunan Kurs Matauang Amerika Lanjutnya dapat memungkinkan bank-Bank Indonesia Asia melonggarkan Keputusan moneter guna mendukung perekonomian mereka tanpa khawatir Berencana risiko arus keluar modal.
“Suku bunga rendah dan penurunan imbal hasil jangka panjang Berencana membantu pemerintah dan perusahaan Asia meminjam dana murah dan mengatasi dampak tarif AS yang lebih tinggi,” ujarnya dikutip Di Reuters dan CNA, Minggu (25/10/2025).
Tetapi Srinivasan memperingatkan bahwa Situasi keuangan yang menguntungkan tersebut dapat berubah.
“Jika suku bunga mulai naik, terutama suku bunga jangka panjang, hal itu dapat berdampak signifikan Di Asia, Ke mana biaya pembayaran utang sebagai Pada Di pendapatan cukup tinggi. Itu menjadi masalah,” kata Srinivasan.
Tidak Cuma Itu, Kurs Matauang Amerika Berencana berbalik menguat dan ini dapat mempengaruhi Negeri-Negeri Ke Asia.
“Situasi keuangan sangat mendukung, tetapi bisa saja berubah. Itu merupakan risiko besar Untuk Asia,” tegasnya.
Di laporan World Economic Outlook (WEO) Oktober, IMF Mengantisipasi ekonomi Asia Berencana tumbuh 4,5% Ke tahun 2025, melambat Di 4,6% tahun lalu tetapi naik 0,6 Nilai persentase Di perkiraannya Ke bulan April.
Hal ini Sebab Perdagangan Keluar Negeri yang kuat yang sebagian didorong Dari peningkatan pengiriman Produk Internasional menjelang kenaikan tarif AS yang lebih tinggi.
Tetapi, laporan IMF tersebut memperingatkan bahwa risiko cenderung menurun, dan memproyeksikan Kemajuan Berencana melambat menjadi 4,1% Ke tahun 2026.
IMF melihat pelonggaran moneter tambahan Bisa Jadi Berencana terjadi Ke banyak Negeri Untuk mengembalikan Ketidakstabilan Ekonomi Ke target dan memastikan ekspektasi Ketidakstabilan Ekonomi terjangkar Bersama baik.
Menurut IMF, Ketidakstabilan Ekonomi Ke Asia lebih moderat dibandingkan Ke belahan dunia lain, Malahan ketika lonjakan permintaan pascapandemi dan melonjaknya harga bahan baku akibat Konflik Bersenjata Rusia Ke Ukraina Merangsang Fluktuasi Harga.
“Hal ini Menunjukkan bagaimana Bank Indonesia Asia mampu mengendalikan ekspektasi Ketidakstabilan Ekonomi dan menurunkan Ketidakstabilan Ekonomi berkat kepercayaan publik bahwa mereka independen Di campur tangan pemerintah,” ujar Srinivasan.
“Penting Untuk Bank Indonesia Untuk Memperoleh independensi agar dapat mencapai tujuan mereka, terutama stabilitas harga,” lanjut Srinivasan.
Tetapi, ketika berbicara tentang independensi, dia mengingatkan Bank Indonesia tetap harus bertanggung jawab kepada publik.
“Penting juga Untuk mereka Untuk tidak dibebani Bersama banyak mandat,” ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: IMF Wanti-Wanti Ada Bahaya Ini Mengintai Negeri-Negeri Asia











