Cadangan energi fosil Indonesia disebut kian menipis dan diperkirakan Akansegera habis Sebelumnya tahun 2045. Foto/Dok
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, ada tiga pendekatan Untuk mengukur pasokan energi fosil Di Tanah Air, yakni konservatif, moderat, dan agresif. Di metode konservatif, stok batu bara RI Akansegera habis Di 28 tahun mendatang, Energi bumi 21 tahun, Produk Internasional Energi 19 tahun.
“Nah kalau kita hubungkan tadi Di target industrialisasi sama Kemajuan ekonomi, gak Bisa Jadi konservatif ya kan? Pasti lebih banyak, berarti skenario moderat ataupun agresif,” ujar Faisal Pada konferensi pers, Rabu (18/12/2024).
Untuk pendekatan moderat, pasokan batu bara Di Untuk negeri bakal habis 21 tahun mendatang, Produk Internasional Energi 13 tahun, Energi bumi 14 tahun. Menurutnya, sumber energi erat kaitannya Di akselerasi industrialisasi, Agar Ketahanan sektor industri sangat tergantung Di kapasitas energi yang ada.
Lantaran Di Sebab Itu komponen utama industri, maka kelangkaan energi fosil Akansegera berdampak buruk Untuk perekonomian nasional. Untuk konteks ini, Indonesia harus mempercepat transisi Untuk fosil Di energi Terbaru dan terbarukan (EBT).
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) per 2024, pasokan batu bara mencapai 97,29 miliar ton dan cadangan 31,71 miliar ton, dimana 70% Untuk total sumber daya merupakan batu bara Standar rendah dan 30% sisanya batu bara Standar tinggi dan menengah.
Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Energi dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat cadangan Energi bumi Indonesia sebesar 4,7 miliar barel. Lalu, total cadangan gas bumi Indonesia mencapai 54,83 triliun kaki kubik (TSCF) Di status proven, probable dan possible (3P).
“Dan apalagi kalau skenario agresif? Berarti kalau kita kaitkan sama 2045, kita mesti mikir ini, energi yang fosil yang Akansegera habis itu, kita harus mengganti Sebab kalau enggak, kita sudah kehabisan energi, kehabisan bensin Sebelumnya sampai 2045,” paparnya.
“Nah disinilah pentingnya, maka kita memikirkan Untuk EBT. Di Sebab Itu transisi energi Di EBT itu menjadi penting kalau kita mau mencapai Kemajuan ekonomi (8 persen),” beber dia.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Kian Menipis, Cadangan Energi Fosil RI Diramal Habis Sebelumnya 2045