loading…
Persaingan rantai pasokan Di China dan Amerika Serikat (AS) diprediksi Berencana Lebih ketat Untuk lima tahun Di Di. FOTO/dok.SindoNews
Eksperimen yang diterbitkan Untuk jurnal China Economist ini mencantumkan Malaysia, Vietnam, Meksiko, Turki, Thailand, Indonesia, India, dan Brasil sebagai kandidat utama yang kemungkinan besar Berencana diuntungkan Bersama pergeseran produksi Internasional. Kedelapan Negeri tersebut menawarkan biaya tenaga kerja yang lebih rendah dibandingkan China dan Memiliki hubungan dagang yang kuat Bersama pasar-pasar Barat.
Dorongan Penanaman Modal Untuk Negeri keluar Bersama China dan permintaan Penjualan Barang Di Luar Negeri AS yang berkelanjutan menjadi faktor pendorong Untuk kedelapan Negeri ini Untuk muncul sebagai penghubung penting Untuk mengubah rantai pasokan Internasional. Para penulis studi menyoroti dua Tren paralel yang mendasari pergeseran ini, yaitu dorongan Washington Untuk “friendshoring” dan strategi “China+1” yang Mendorong perusahaan multinasional Untuk mendiversifikasi produksi guna Memangkas paparan tarif.
Baca Juga: Vietnam Resmi Gabung BRICS, Strategi Mutakhir Organisasiregional Hadapi Dominasi Barat
Studi ini diterbitkan Di bulan lalu, Di Di Konflik Bersenjata dagang kedua Di dua Negeri Bersama perekonomian terbesar Di dunia yang mengganggu rantai pasokan Internasional, Memperbaiki biaya, dan Mendorong penataan ulang strategi. Eksperimen ini ditulis Bersama seorang peneliti Bersama Chinese Academy of Social Sciences, sebuah lembaga pemikir terkemuka Di China.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Konflik Bersenjata Dagang AS-China Bentuk Kembali Rantai Pasok Internasional, Siapa yang Paling Diuntungkan?