Lewat Rumah BUMN, BRI Sukses Dongkrak Popularitas Batik Malessa




Jakarta, CNBC Indonesia – Ke salah satu sudut kampung Dipotrunan, Tipes, Serengan, Surakarta, geliat mesin jahit dan tangan-tangan perempuan sibuk menata kain batik, memotong lurik, hingga menjahit pola yang sudah digambar. Di sinilah karya Batik Malessa lahir, sekaligus menopang ekonomi keluarga setempat.

Madu Mastuti, pendiri usaha ini, memulai semuanya Ke 2018. Ia Memiliki mimpi sederhana, yakni menciptakan ruang Untuk ibu Rumah tangga agar tetap berdaya tanpa meninggalkan keluarga. Seiring waktu, usaha ini tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga menjadi sumber inspirasi Untuk perempuan Ke lingkungannya.

Madu Mengetahui banyak perempuan Ke sekitarnya Memiliki Kemahiran, tetapi tidak ada ruang Sebagai bekerja. Ia membentuk Kelompok Wanita Berkarya, sebuah wadah Untuk perempuan Sebagai belajar dan bekerja sambil mengasuh anak. Tujuannya jelas, memberdayakan ibu Rumah tangga agar bisa menopang ekonomi keluarga.

“Awalnya Di membuat daster berbahan kain perca, kain sisa yang dijadikan daster atau baju rumahan ibu-ibu. Lama-lama usaha berkembang, hingga merambah Ke bidang kerajinan dan Mode. Kami memproduksi produk-produk premium seperti batik, lurik, dan tenun yang dipadupadankan menjadi produk Mode,” ujarnya dikutip, Minggu, (14/12/2025).

Seiring waktu, Madu mulai mengkombinasikan batik, lurik, dan tenun menjadi produk Mode yang lebih eksklusif. Di bahan-bahan sederhana, lahirlah produk premium yang Memiliki ciri khas dan nilai jual tinggi, berbeda Di busana rumahan biasa.

Nama “Malessa” bukan sekadar label dagang. Ia merupakan gabungan nama Madu dan anaknya, Alesa, Agar merepresentasikan perjalanan pribadi dan usaha keluarga. Semua legalitas usaha juga sudah lengkap, mulai HAKI, NIB, hingga TKDN.

Produk Malessa terbagi menjadi dua lini utama. Pertama, produk massal seperti daster dan busana rumahan yang dipasarkan Ke toko Bersama-Bersama besar. Kedua, produk premium hasil padu padan batik, lurik, dan tenun yang dirancang secara eksklusif.

Proses produksi Malessa menerapkan standar quality control yang ketat. Setiap desain dibuat sketsanya terlebih dahulu agar unik, dan semua sisa kain dimanfaatkan Sebagai membuat Kantong, Penutupkepala, bantal, Portemonnee, hingga gantungan Kunci. Prinsip zero waste dijalankan Bersama konsisten.

Keunikan ini membuat produk Malessa banyak dilirik. Di MC Gelar Dunia U-17 hingga pejabat publik, beberapa tokoh pernah mengenakan busana hasil karya Malessa. Kepercayaan pasar ini menegaskan Mutu dan Inovasi usaha rumahan ini.

Rumah produksi Malessa kini tidak hanya milik Madu, tetapi juga milik para pengrajin Ke sekitarnya. Ada 8 (delapan) orang yang terlibat, enam perempuan dan dua laki-laki, mulai Di penjahit hingga kurir. Dua pekerja Malahan sudah didaftarkan Ke BPJS Ketenagakerjaan.

Produksi Menimbulkan Kekhawatiran hingga 40% dibanding awal usaha. Mesin jahit dan mesin potong Mutakhir yang didapat Melewati pinjaman KUR BRI membuat proses kerja lebih efisien. Kapasitas produksi yang Menimbulkan Kekhawatiran ini membuka Kemungkinan distribusi yang lebih luas.

“Alhamdulillah, Di tahun 2018 sampai 2025, usaha kami terus berkembang dan sudah memberdayakan Kelompok Di. Kini, kami Memiliki mitra kerja Bersama toko Bersama-Bersama dan toko batik Ke Di maupun luar kota, Malahan Ke bandara-bandara,” terangnya.

Dukungan BRI Melewati Rumah BUMN BRI Solo menjadi momentum penting Untuk Malessa. Tidak hanya modal, Madu juga mengikuti berbagai pelatihan dan pendampingan yang digelar Rumah BUMN BRI Solo, mulai Di BIMTEK Perdagangan Keluar Negeri hingga Inisiatif BRIncubator yang membekali Usaha Mikro Kecil Bersama ilmu Usaha, Konversi Digital, dan kesiapan Perdagangan Keluar Negeri. Pelatihan ini membuka wawasan Mutakhir Untuk Madu dan timnya.

Berbekal pelatihan tersebut, produk Malessa kini tersebar Ke berbagai toko, bandara, dan hotel Ke Surakarta. Produk mereka juga pernah dipamerkan Ke luar negeri, termasuk Belanda, Swiss, dan Australia.

“Inisiatif-Inisiatif BRI itu luar biasa. Saya Memperoleh banyak ilmu Mutakhir, pendampingan, dan orientasi peningkatan kapasitas agar Usaha Mikro Kecil bisa naik kelas dan siap Perdagangan Keluar Negeri,” katanya.

Untuk Madu, Malessa Mode & Craft bukan sekadar usaha. Ini menjadi Rumah Untuk mimpi banyak perempuan, tempat mereka belajar Kemahiran, berdaya, dan Meningkatkan ekonomi keluarga.

Ia menegaskan bahwa pemberdayaan perempuan adalah inti Di visi usahanya. Prinsipnya sederhana, jika ibu-ibu berdaya, ekonomi keluarga dan Kelompok ikut kuat. Malessa menjadi bukti nyata bahwa Inovasi dan kolaborasi bisa mengubah kehidupan.

Ke kesempatan terpisah, Direktur Micro BRI Akhmad Purwakajaya mengungkapkan BRI terus membuktikan komitmen kuat Di Mendorong Usaha Mikro Kecil agar berkembang dan naik kelas Melewati beragam Inisiatif pemberdayaan, termasuk Rumah BUMN BRI. Selain Menyediakan fasilitas permodalan, BRI juga Menampilkan pembinaan, pendampingan usaha, serta membuka akses pasar yang lebih luas hingga mancanegara.

Hingga akhir September 2025, BRI telah membina 54 Rumah BUMN BRI dan telah melaksanakan lebih Di 17 ribu pelatihan.

“Upaya ini merupakan Pada Di strategi BRI Sebagai memperkuat ekosistem Usaha Mikro Kecil Ke berbagai Ke Daerah Ke Indonesia. Bersama Dukungan pemberdayaan BRI, Usaha Mikro Kecil diharapkan mampu Meningkatkan daya saing dan menghasilkan nilai tambah Ke pasar,” tegasnya.

(dpu/dpu)

Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Lewat Rumah BUMN, BRI Sukses Dongkrak Popularitas Batik Malessa