Masalahnya Nggak Ada Permintaan Kredit

loading…

Pemerintah Mutakhir saja menempatkan dana sebesar Rp200 triliun Untuk rekening Hingga Bank Indonesia. FOTO/Di/dok.SindoNews

JAKARTA – Pemerintah Mutakhir saja menempatkan dana sebesar Rp200 triliun Untuk rekening Hingga Bank Indonesia (Bankindonesia) Hingga lima bank BUMN, yakni BRI, Mandiri, BNI, BTN, dan BSI. Langkah ini bertujuan Memperbaiki likuiditas perbankan dan Merangsang Kemajuan kredit, Supaya diharapkan dapat memacu Kemajuan Keadaan Ekonomi Negara. Tetapi, apakah suntikan dana besar ini Berencana efektif tanpa pembenahan sektor riil yang menjadi tulang punggung ekonomi.

Menurut Direktur Pembuatan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto, Kemajuan ekonomi yang tinggi, misalnya mencapai 8 persen, memang membutuhkan Dukungan Keputusan fiskal dan moneter. Tetapi, Ke akhirnya, kekuatan sektor riil-lah yang paling menentukan laju Kemajuan ekonomi.

“Kalau hanya mengalirkan Rp200 triliun Untuk Pengatur Moneter Hingga bank umum tanpa memperbaiki sektor riil, efeknya Hingga ekonomi riil Berencana sangat terbatas,” ujar Eko Untuk diskusi Sentimen Publik Pada Reshuffle Tim Pejabat Tingginegara yang digelar secara daring, Mutakhir-Mutakhir ini.

Sektor riil yang dimaksud mencakup usaha-usaha produktif yang menyerap tenaga kerja dan menghasilkan Produk serta jasa. Pada ini, masalah utama bukanlah likuiditas perbankan yang kering, melainkan lemahnya permintaan kredit Untuk pelaku usaha.

Data Menunjukkan angka kredit yang disetujui bank tetapi belum ditarik (undisbursed loan) masih tinggi, menandakan iklim usaha belum kondusif dan pelaku usaha enggan atau belum mampu memanfaatkan kredit. Situasi ini berimplikasi Ke sektor riil yang stagnan, Supaya Kemajuan ekonomi sulit Menimbulkan Kekhawatiran signifikan.

Baca Juga: Si Kaya Makin Kaya, Kelas Menengah Makin Susah, Ini Buktinya

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Masalahnya Nggak Ada Permintaan Kredit