– Perlambatan ekonomi mulai terasa Dari Kelompok China. Mereka mulai Menyaksikan harga Rumah mereka jatuh Supaya membuat kehilangan kepercayaan diri Sebagai berbelanja Barang Dagangan-Barang Dagangan mahal.
Ternyata, Di Negeri tirai bambu tersebut permintaan Saku tangan seharga US$ 3.000 berkaitan Bersama harga Rumah. Merek-merek Barang Dagangan mewah Merasakan pukulan cukup keras Di dampak perlambatan ekonomi ini.
Mengutip Wall Street Journal, saham-saham mewah Eropa jatuh Di awal perdagangan hari Selasa Sesudah badan Pendesainan ekonomi China gagal Memperkenalkan langkah-langkah tambahan Sebagai memulai Perkembangan yang diharapkan Dari sejumlah investor.
Padahal, sektor tersebut masih naik 10% secara rata-rata Dari Beijing Memperkenalkan Ide stimulus awal akhir bulan lalu.
Beijing berharap penurunan suku bunga KPR, dan persyaratan uang muka yang lebih rendah Sebagai pembeli Rumah kedua, Berencana memulai kembali pasar perumahan yang bermasalah Di Negeri ini.
Sebuah paket pinjaman kepada para pialang dan perusahaan asuransi Sebagai membeli saham-saham Cina telah berhasil mengangkat pasar saham.
Pengeluaran mewah Di RRT lebih berkorelasi Bersama harga Rumah dibandingkan Bersama pasar keuangan atau Perkembangan ekonomi secara keseluruhan. Di 60% Di kekayaan bersih Rumah tangga terikat Di bentuk properti Sebelumnya harga mencapai puncaknya Di tahun 2021.
Barclays Mengantisipasi bahwa penurunan harga Rumah telah menghancurkan Di US$ 18 triliun kekayaan Rumah tangga Dari Pada itu, yang setara Bersama Di US$ 60.000 per keluarga.
Hal ini, bersama Bersama kekhawatiran tentang ekonomi yang lebih luas, Supaya merusak kepercayaan konsumen. Penjualan ritel hanya naik 2,1% Di bulan Agustus dibandingkan Bersama bulan yang sama tahun lalu, menurut data Di Biro Statistik Nasional China.
Ketika merek-merek mewah Internasional mulai melaporkan hasil kuartal ketiga mereka minggu Didepan, permintaan RRT diperkirakan telah melambat Dari terakhir kali mereka memberi kabar kepada para investor.
Penjualan yang lesu terjadi Di momen yang tidak menguntungkan Untuk perusahaan-perusahaan mewah Eropa, yang mengandalkan sepertiga Di belanja Barang Dagangan mewah Internasional Di konsumen China. Sesudah beberapa tahun yang tidak menentu Pada Wabah Internasional, merek-merek mewah dan para investor mereka berharap bahwa kembalinya belanja China Berencana mengkompensasi perlambatan Di Di orang Eropa dan Amerika.
Tetapi ini terlihat Lebihterus tidak Mungkin Saja. Penjualan Barang Dagangan mewah kepada pembeli China diperkirakan Berencana menyusut 7% Di tahun 2024 dan 3% tahun Didepan, menurut Prediksi UBS. Sebab merek-merek mewah Memperoleh biaya tetap yang tinggi, termasuk biaya sewa ritel termahal Di dunia, perlambatan Di pelanggan utama ini dapat berdampak besar Di margin laba.
Terakhir kali industri Barang Dagangan mewah Merasakan masa sulit Di China, kecuali Wabah Internasional, adalah Di tahun 2014 dan 2016 ketika Beijing menindak tegas Penyuapan, termasuk pejabat yang Menyediakan Saku tangan Louis Vuitton dan jam tangan Rolex sebagai imbalan atas Pemberian politik.
Industri Barang Dagangan mewah Internasional nyaris tidak tumbuh Pada dua tahun Pada upaya antikorupsi Di Tiongkok, yang juga bertepatan Bersama koreksi pasar properti Di Negeri tersebut. Pembeli Di pasar lain juga mulai bosan Bersama logo-logo Pada itu.
Saham-saham mewah Eropa terlihat mahal Pada ini dibandingkan Bersama Pada itu. Sebagai kelipatan Di ekspektasi pendapatan, saham merek-merek yang terdaftar sekarang diperdagangkan Bersama harga premium Di 40% Di rata-rata tahun 2014 hingga 2016.
Insentif-insentif Terbaru Sebagai Memperbaiki konsumsi diperkirakan Berencana segera diluncurkan, Tetapi Mungkin Saja Berencana menargetkan produk-produk pasar massal seperti Barang Dagangan-Barang Dagangan elektronik. RRT telah Memperkenalkan Bantuan Pemerintah tukar tambah Sebagai peralatan Rumah tangga Di awal tahun ini dan berbagai kupon konsumsi.
Semua ini sangat membantu penjual Barang Dagangan-Barang Dagangan mewah yang mahal. Agar merek-merek tersebut dapat Merasakan Terapi, konsumen China yang menghabiskan Di US$7.000 hingga US$43.000 per tahun Sebagai produk-produk mewah perlu merasa jauh lebih baik tentang keuangan mereka dibandingkan Bersama Pada ini.
Boston Consulting Group menyebut, pengeluaran kelompok ini telah turun 17% sepanjang tahun ini dibandingkan Bersama periode yang sama Di tahun 2023.
Perumahan yang setengah Dari Sebab Itu dan terbengkalai merupakan masalah besar Untuk pemerintah China, dan juga menjadi perhatian para eksekutif Di Paris dan Milan. Kendati nasib para bos properti mewah Mungkin Saja tidak berada Di urutan teratas Di daftar prioritas para pejabat China, nasib mereka Mungkin Saja saling Yang Berhubungan Bersama.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Muncul Kota Hantu Di China, LV Hingga Rolex Dari Sebab Itu Korban