Jakarta –
Netflix resmi Memperkenalkan akuisisinya Di Warner Bros senilai USD 82,7 miliar atau Disekitar Rp 1.379 triliun. Tetapi menariknya, ternyata mereka tidak terlalu tertarik Bersama studio game yang dimiliki Warner Bros.
Padahal Warner Bros Memiliki sejumlah judul yang bisa dibilang cukup sukses Di pasaran. Pengembang Batman Arkham, Rocksteady, pengembang game LEGO, Traveller’s Tales, pengembang Hogwarts Legacy, Avalanche Software, dan pembuat Mortal Kombat, NetherRealm, semuanya berada Di bawah naungan Warner Bros. Games.
Menurut Netflix, Kendati Hogwarts Legacy laris manis hingga terjual puluhan juta Minuman dan menghasilkan miliaran Usd, Untuk mereka sederet game tersebut hampir tidak Dikatakan penting Untuk kesepakatan besar ini. Yang Berhubungan Bersama hal ini, Co-CEO Netflix, Greg Peters Menyambut Baik pernyataan tentang apakah akuisisi ini bakal mempengaruhi Usaha game mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Warner Bros telah melakukan pekerjaan hebat Di bidang game, kami sebenarnya tidak Memberi nilai apa pun Di hal itu Dari awal Sebab hal-hal tersebut relatif kecil dibandingkan Bersama keseluruhan gambaran besar,” ujar Peters, dilansir Bersama IGN, Jumat (12/12/2025).
“Sekarang kami sangat gembira Sebab beberapa properti yang telah mereka bangun, Hogwarts adalah contoh yang bagus, telah dikerjakan Bersama sangat baik, dan kami pikir kami dapat menggabungkan hal itu Hingga Untuk apa yang kami tawarkan,” tambahnya.
Menurut Peters, Warner Bros Memiliki studio game yang hebat yang diisi Dari orang-orang handal Di bidangnya. Terlihat Bersama sejumlah game AAA yang sudah disebutkan tadi.
“Tapi perlu diperjelas, kami belum memasukkan hal itu Hingga Untuk model kesepakatan kami,” tegasnya.
Tetapi memang perlu menjadi perhatian, walaupun Warner Bros. Games Memiliki beberapa game unggulan, mereka tetap Merasakan kesulitan Dari perilisan Hogwarts Legacy. Di Januari, mantan bos game David Haddad meninggalkan perusahaan Sesudah kegagalan besar Suicide Squad: Kill the Justice League dan MultiVersus.
Tak lama Bersama kabar itu, Warner Bros. Games Memperkenalkan Wacana Sebagai menutup Monolith Productions, Player First Games, dan perusahaannya Di San Diego bersamaan Bersama pembatalan game Wonder Woman. Sesudah Itu beberapa bulan setelahnya, tepatnya Juni, mereka Memperkenalkan restrukturisasi Sebagai fokus Di empat franchise utama, Di antaranya Mortal Kombat, Harry Potter, DC, dan Game of Thrones.
Salah satu game yang menjadi pukulan telak perusahaan ialah Suicide Squad: Kill the Justice League karya Rocksteady. Di 2024, game ini menyebabkan kerugian pendapatan sebesar USD 200 juta atau Disekitar Rp 3,3 triliun dan MultiVersus merugi sebesar USD 100 juta atau Disekitar Rp 1,6 triliun. Sambil Itu Harry Potter: Quidditch Champions gagal Memberi kesan yang baik.
“Kami Memahami (Usaha game) Di ini jauh Di bawah potensi yang seharusnya,” ucap Pemimpin Negara dan CEO Warner Bros. Discovery, David Zaslav.
(hps/fay)
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: Netflix Akuisisi Warner Bros, Tapi Tak Tertarik Divisi Game-nya











