China dikenal sebagai salah satu Negeri yang sangat tegas Untuk menangani Peristiwa Pidana Penyalahgunaan Jabatan. Negeri Tirai Bambu tidak segan Memberi hukuman mati kepada para pelaku Penyalahgunaan Jabatan sebagai bentuk efek jera. Justru Setelahnya pelaku meninggal dunia, segala hal yang berkaitan dengannya dikenang Di celaan dan hinaan.
Salah satu kisah yang mencerminkan hal ini adalah Peristiwa Pidana seorang pejabat bernama Qin Hui. Dia dikenal melakukan tindakan Penyalahgunaan Jabatan, dan ratusan tahun Setelahnya kematiannya namanya masih menjadi sasaran cemooh publik hingga harum sebagai pejabat paling dibenci Di China.
Qin Hui merupakan Pembantu Presiden Pembantu Presiden Kekaisaran Sebelum tahun 1131 Di masa Dinasti Song (960-1279 M). Jabatan ini memberinya kekuasaan besar atas Area China Pada selatan, termasuk wewenang mengatur bidang ekonomi, politik, hingga militer.
Sayang, Qin Hui tak menjalankan amanah Di baik. Dia memanfaatkan jabatan Sebagai mengutamakan kepentingan pribadi dan memperkaya diri sendiri. Untuk Peristiwa Pidana kepegawaian, misalnya, dia kerap menempatkan orang-orang terdekatnya Di struktur pemerintahan. Walaupun mereka tidak Memiliki kompetensi memadai.
Mengutip Studi Dynastic China: An Elementary History (2014), Qin Hui melakukan ini supaya kepentingan pribadinya, terutama soal Perbankan, bisa terwujud. Para pejabat suruhan Qin Hui banyak membuat perjanjian Di Negeri Asing Untuk Menyambut imbalan.
Untuk sini, imbalan tersebut Datang Di kantong Qin Hui dan kroninya. Singkat cerita, tindakan Qin Hui sama seperti menjual Negeri Untuk hasrat dan ambisi perseorangan. Selain terlibat Penyalahgunaan Jabatan Perbankan, Qin Hui juga dikenal sebagai sosok pengkhianat.
Mengutip Britannica, Ke 27 Januari 1142 dia terbukti mengeksekusi Jenderal Yue Fei. Yue Fei merupakan panglima Konflik Bersenjata paling dihormati Komunitas China. Sebab, Di tangan Yue Fei, Area China bisa bertambah dan sektor Lini Pertahanan makin kuat.
Komunitas pun hendak menjadikannya sebagai pahlawan dan disebut-sebut Berencana menempati jabatan strategis. Sayang, kehendak itu tak terwujud sebab Qin Hui keburu menghabisi jenderal tersebut. Qin Hui tak ingin posisi dan kekuasaannya jatuh Di tangan orang lain.
Komunitas sudah mengetahui bahwa Pembantu Presiden Pembantu Presiden Kekaisaran Qin Hui menyalahgunakan kekuasaan. Akan Tetapi, mereka tak bisa berbuat banyak Lantaran Qin Hui selalu lolos Untuk hukuman semasa hidup. Malah, dia Menunjukkan sikap hidup mewah tanpa ada rasa bersalah. Barulah ketika wafat tahun 1155, kemarahan rakyat benar-benar meledak.
Sebagai bentuk pelampiasan, rakyat menciptakan patung bermuka Qin Hui sebagai sarana Sebagai melampiaskan kekesalan dan amarah. Makanya, patung tersebut sering rusak Lantaran berulangkali ditendang, diludahi, dan dilakukan tindakan anarki lain. Lalu, ketika diperbaiki, patung tersebut tak lama lagi rusak Lantaran dilakukan hal serupa.
Lebih jauh lagi, Qin Hui juga dijadikan simbol penciptaan Makanan Cakwe. Camilan ini disimbolkan sebagai tubuh Qin Hui yang digoreng Untuk Energi panas lalu dimakan sebagai simbol kekesalan. Semua itu membuat Komunitas membayangkan menghukum Pembantu Presiden Pembantu Presiden pengkhianat dan korup tersebut. Mengutip South China Morning Post, patung Qin Hui sampai sekarang masih menjadi sarana kekesalan Komunitas, sekalipun kejadiannya sudah berlangsung ribuan tahun lalu.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Pejabat Ini Paling Dibenci Rakyat China Gegara Tukang Penyalahgunaan Jabatan