Pengusaha Penolakan Waktu Pembatasan Angkutan Produk: Terlalu Panjang!


Jakarta

Pemerintah telah menetapkan pembatasan operasional kendaraan angkutan Produk yang berlaku Di periode libur Natal dan tahun Mutakhir 2026 atau Nataru.

Keputusan itu lantas diprotes Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Lantaran dinilai terlalu panjang.

Ketua Umum Bidang Perdagangan APINDO Anne Patricia Sutanto mengatakan, pengusaha tidak bisa menyesuaikan operasional serba instan serta perlu Mengkaji Sustainability usaha.


“Tanggal 19, 20, 23 sampai 28 (Desember 2025) dan 2 sampe 4 (Januari 2026), terlalu panjang menurut kami. Di Sebab Itu itu kita minta pemerintah juga memahami bahwa kita kan nggak bisa Roro Jonggrang, tetap kita harus ada continuous itu, itu yang kita berharap,” ujar Anne Di kantor APINDO, Jakarta, Senin (8/12/2025).

Bagi pembatasan yang totalnya 11 hari, hal itu dikhawatirkan mengganggu pasokan Ekspedisi Di sejumlah Area. Karenanya Anne mengusulkan agar pembatasan angkutan Produk Di klasifikasi tertentu hanya diberlakukan sehari Sebelumnya atau Sesudah perayaan hari besar.

“Kita berharap bahwa pemerintah mereview kembali. Hal-hal yang sangat krusial Bagi domestik atau Bagi Perdagangan Keluar Negeri, Lantaran Perdagangan Keluar Negeri kan jalurnya sudah jelas pastinya Di pelabuhan, itu tidak dibatasin 11 hari itu. Misalnya hanya dibatasin H-1, H-1 itu masih oke lah,” tambah Anne.

Apalagi jika terjadi lonjakan permintaan secara mendadak, dikhawatirkan terjadi kekurangan pasokan. Anne kembali meminta pemerintah meninjau ulang Keputusan pembatasan angkutan Produk Di Nataru tahun ini.

“Kalau tiba-tiba animonya naik, berarti ada kekurangan Produk kan? Nah itu kan, kalau ini kepentok itu. Ekspedisi kan tidak jalan Di situ, Di Sebab Itu Supaya daerahnya kurang pasokan. Padahal sebenarnya sudah ter-plan Di baik Kita ingin pemerintah jangan semasif itu. Ikutin aja lah tahun lalu, kenapa harus ditambah-tambah,” bebernya.

Meski pemerintah menjamin angkutan Produk pokok tidak dibatasi, Tetapi Anne mengingatkan bahwa kebutuhan Komunitas tak terbatas Di Produk Internasional Ketahanan Pangan saja. Ia mencontohkan permintaan Produk seperti Busana dan Sandalku Berencana tetap terjadi Di periode Nataru.

“Kita bukan hanya membeli bahan pokok, kita membeli juga yang lain-lain. Apa kita cuma makan doang? Apa kita tidak melihat sandang? Apa kita tidak beli Sandalku? Kan tidak juga,” imbuhnya,

Sebagai informasi, pembatasan kendaraan angkutan Produk Di ruas jalan tol diberlakukan mulai tanggal 19 Desember 2025 pukul 00.00 – 20 Desember 2025 pukul 24.00 waktu setempat. Lalu diberlakukan kembali Di tanggal 23 Desember 2024 hingga 28 Desember 2025 pukul 00.00 sampai pukul 24.00 waktu setempat.

Lalu, Di periode tahun Mutakhir 2026 Berencana dilaksanakan kembali pembatasan Di tanggal 2 Januari 2026 hingga 4 Januari 2026 pukul 00.00 hingga 24.00 waktu setempat.

Di Pada Yang Sama Bagi pembatasan operasional angkutan Produk Di ruas jalan non tol berlaku mulai tanggal 19 Desember 2025 hingga 20 Desember 2025 pukul 00.00 sampai 22.00 waktu setempat. Dilanjutkan kembali Di tanggal 23 Desember 2025 hingga 28 Desember 2025 mulai pukul 05.00 – 22.00 waktu setempat.

Lalu Di momentum tahun Mutakhir dilakukan pembatasan mulai tanggal 2 Januari 2026 hingga 4 Januari 2026 mulai pukul 05.00 hingga 22.00 waktu setempat.

Daftar Ruas Jalan Berlaku Pembatasan Truk

Tol

1. Lampung dan Sumatera Selatan: Bakauheni-Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung – Palembang.

2. DKI Jakarta – Banten: Jakarta – Tangerang- Merak.

3. DKI Jakarta:

a) Prof. DR. Ir. Sedyatmo;
b) Jakarta Outer Ring Road (JORR); dan
c) Untuk Kota Jakarta:
* Cawang – Tomang – Pluit
* Cawang – Tanjung Priok – Ancol Timur – Jembatan Tiga/Pluit

4. DKI Jakarta dan Jawa Barat:

a) Jakarta – Bogor – Ciawi;
b) Ciawi – Cigombong – Cibadak;
c) Bekasi – Cawang – Kampung Melayu; dan
d) Jakarta – Cikampek.

5. Jawa Barat:

a) Cikampek – Purwakarta – Padalarang – Cileunyi;
b) Cikampek – Palimanan – Kanci – Pejagan;
c) Jakarta – Cikampek II Selatan segmen Sadang – Bojongmangu (Fungsional).
d) Cileunyi – Sumedang – Dawuan;
e) Bogor Ring Road (BORR).

6. Jawa Ditengah:

a) Pejagan – Pemalang – Batang – Semarang;
b) Krapyak – Jatingaleh, (Semarang);
c) Jatingaleh – Srondol, (Semarang);
d) Jatingaleh – Muktiharjo, (Semarang);
e) Semarang – Solo – Ngawi;
f) Semarang – Demak; dan
Forumekonomiglobal) Yogyakarta – Solo segmen Kartasura – Klaten – Prambanan.

7. Jawa Timur:

a) Surabaya – Gempol;
b) Gempok – Pandaan – Malang;
c) Surabaya – Gresik;
d) Gempol – Pasuruan – Probolinggo;
e) Probolinggo – Banyuwangi segmen SS Gending – Paiton (Fungsional).

Non Tol

1. Sumatera Utara:

a) Bts. Provinsi Aceh – Tanjung Pura – Stabat – Binjai – Medan – Lubuk Pakam – Sei Rampah;
b) Sei Rampah – Tebing Tinggi – Lima Puluh – Kisaran – Aek Kanopan – Rantauprapat – Kota Pinang – Bts Riau;
c) Medan – Berastagi; dan
d) Pematang Siantar – Parapat Simalungun – Porsea.

2. Riau:

a) Bts. Sumatera Utara/Riau – Pekanbaru – Bts. Riau/Jambi; dan
b) Pekanbaru – Bangkinang – Bts. Riau/Sumatera Barat.

3. Jambi dan Sumatera Barat:

a) Jambi – Tebo – Dharmasraya – Padang;
b) Padang – Bukit Tinggi – Bts. Riau/Sumatera Barat; dan
c) Bts. Riau/Jambi – Jambi – Bts. Jambi/Sumsel.

4. Jambi – Sumatera Selatan – Lampung:

a) Bts. Jambi/Sumsel – Palembang – Bts. Sumsel/ Lampung – Bujung Tenuk – Bandar Lampung – Bakauheni; dan
b) Bts. Jambi/Sumsel – Palembang – Bts. Sumsel/Lampung – Bujung Tenuk – Sukadana – Bakauheni.

5. DKI Jakarta – Banten: Jakarta – Tangerang – Serang – Cilegon – Merak.

6. Banten:

a) Merak – Cilegon – Lingkar Selatan Cilegon – Anyer – Labuhan;
b) Jalan Raya Merdeka – Jalan Raya Gatot Subroto; dan
c) Serang – Pandeglang – Labuhan.

7. DKI Jakarta – Jawa Barat: Jakarta – Bekasi – Cikampek – Pamanukan – Cirebon.

8. Jawa Barat:

a) Bandung – Nagreg – Tasikmalaya – Ciamis – Banjar;
b) Nagreg – Kadungora – Leles – Garut;
c) Bandung – Sumedang – Majalengka – Cirebon;
d) Bogor – Ciawi – Sukabumi – Cianjur – Bandung;
e) Padalarang – Gadog – Bangkong – Cimahi;
f) Karawang – Subang – Indramayu – Cirebon;
Forumekonomiglobal) Sukabumi – Pelabuhan Ratu – Jampang – Cianjur – Garut – Tasikmalaya – Pangandaran – Banjar; dan
h) Subang – Lembang – Bandung.

9. Jawa Barat – Jawa Ditengah: Cirebon – Brebes.

10. Jawa Ditengah:

a) Brebes – Tegal – Pemalang – Pekalongan – Batang – Kendal – Semarang – Demak;
b) Tegal – Purwokerto;
c) Bawen – Magelang – Yogyakarta; dan
d) Solo – Klaten – Yogyakarta.

11. Jawa Ditengah – Jawa Timur: Solo – Ngawi.

12. Yogyakarta:

a) Yogyakarta – Wates;
b) Yogyakarta – Sleman – Magelang;
c) Yogyakarta – Wonosari; dan
d) Jalur Jalan Lintas Selatan (jalan Daendeles).

13. Jawa Timur:

a) Pandaan – Malang;
b) Probolinggo – Lumajang;
c) Madiun – Caruban – Jombang; dan
d) Banyuwangi – Jember.

14. Bali: Denpasar – Gilimanuk.

Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: Pengusaha Penolakan Waktu Pembatasan Angkutan Produk: Terlalu Panjang!