Market  

Rugi AirAsia Bengkak Dari Sebab Itu Rp985 Miliar, Kurang Modal Rp10 Triliun




– PT AirAsia Indonesia Tbk. mencatat rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga kuartal III tahun 2025 membengkak Dari Sebab Itu Rp 985,4 miliar. Kerugian tersebut membengkak 64,6% Untuk kuartal III tahun 2024 yang sebesar Rp 598,5 miliar.

Mengutip laporan keuangannya Lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), padahal pendapatan usaha AirAsia hingga akhir September 2025 naik Dari Sebab Itu Rp 6,02 triliun Untuk kuartal III tahun 2024 yang sebesar Rp 5,90 triliun.

Kendati pendapatan usaha naik, Akan Tetapi total beban usaha juga naik Dari Sebab Itu Rp 6,49 triliun Untuk kuartal III tahun 2024 yang sebesar Rp 6,27 triliun.

Bengkaknya beban usaha Lantaran rugi selisih kurs Untuk kegiatan operasional hingga kuartal III tahun ini sebesar Rp 182,5 miliar Untuk Sebelumnya mencatat laba yang sebesar Rp 72,3 miliar.

Supaya, rugi usaha kuartal III tahun ini naik Dari Sebab Itu Rp 466,6 miliar Untuk kuartal III tahun lalu yang sebesar Rp 366,6 miliar.

Berikutnya, ditambah pendapatan lain-lain, catatan rugi terbesar berasal Untuk rugi selisih kurs Untuk Kegiatan pendanaan Rp 178,8 miliar Untuk Sebelumnya tercatat untung Rp 83,4 miliar, maka rugi Sebelumnya beban Pph penghasilan membengkak menjadi Rp 982,5 miliar Untuk Rp 596,5 miliar.

Adapun total aset AirAsia hingga kuartal III tahun ini menyurut Dari Sebab Itu Rp 5,6 triliun Untuk akhir tahun 2024 yang sebesar Rp 5,7 triliun.

Sedangkan defisiensi modal yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga membengkak Di akhir September 2025 menjadi Rp 10,4 triliun Untuk kuartal III tahun 2024 yang sebesar Rp 9,4 triliun.

Manajemen mengaku, volatilitas harga Energi dan kurs Nilai Mata Uang merupakan dinamika Usaha sekaligus operasional Di industri penerbangan. Hal ini menjadi input elemen strategi dan Wacana yang sudah dijalankan Untuk Sebelumnya covid hingga hari ini.

“Sampai Bersama Pada ini Perseroan senantiasa Berusaha Untuk menyeimbangkan volatilitas tersebut Bersama efisiensi operasional Perseroan,” tulis manajemen.

Manajemen tidak memungkiri bahwa hal tersebut menimbulkan dampak Untuk Perseroan, tergantung Untuk seberapa volatilitasnya. Akan Tetapi, Perseroan sudah Memiliki langkah-langkah mitigasi, yang diharapkan bisa menyeimbangkan dampak Untuk volatilitas tersebut, sebagaimana yang sudah Perseroan berhasil lakukan Di periode Sebelumnya.

Manajemen menyebut, AirAsia optimis dan positif memandang Kemungkinan Usaha yang ada Di Indonesia. Memipun manajemen memahami dan Merasakan input Untuk rekan-rekan yang berada Di industri penerbangan, bahwa Setelahnya Wabah Internasional total jumlah pesawat yang Pada ini beroperasi Di Indonesia secara substansial lebih rendah Untuk Di periode Sebelumnya.

Kebugaran ini merupakan Kemungkinan dan tanggung jawab Untuk Perseroan sebagai perusahaan Di Indonesia Untuk bisa berkontribusi sebagai solusi Untuk mengatasi kekurangan tersebut.

“Permintaan pasar Berencana terus ada, mengingat Indonesia sebagai Negeri kepulauan Bersama Pertumbuhan yang besar Supaya Memiliki potensi pasar yang sangat besar dan melihat ketersediaan pesawat yang Pada ini lebih rendah dibandingkan Sebelumnya Wabah Internasional,” tulis manajemen.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Rugi AirAsia Bengkak Dari Sebab Itu Rp985 Miliar, Kurang Modal Rp10 Triliun