Jakarta, CNBC Indonesia – Menjelang pergantian tahun, dunia pernah dikejutkan Di salah satu peristiwa politik terbesar abad Hingga-20, yakni runtuhnya Uni Soviet. Setelahnya berjaya hampir tujuh dekade dan sukses menguasai dunia lewat ideologinya, Bangsa adidaya sekaligus musuh utama Amerika Serikat Pada Konflik Bersenjata Dingin ini resmi bubar Ke 25 Desember 1991.
Uni Soviet berdiri Ke 1924 dan menjadi Bangsa terbesar Hingga muka bumi. Situs Britannica mencatat wilayahnya membentang hampir seperenam permukaan daratan dunia. Atau seluas 22,4 juta kilometer persegi Di Pertumbuhan ratusan juta jiwa Di beragam latar Di etnis.
Sebelum awal eksistensinya, Bangsa komunis ini menorehkan sederet prestasi yang mengukuhkan statusnya sebagai adidaya. Hingga bawah kepemimpinan Joseph Stalin (1924-1953), Bangsa ini berhasil menjadi Bangsa Kemenangan Konflik Bersenjata Dunia II usai mengalahkan Nazi Jerman dan Jepang, Memperoleh puluhan ribu senjata nuklir, memimpin aliansi militer Blok Timur, serta menjadi pionir Pembaruan Langkah luar angkasa Sebelum 1950-an.
Di Itu, Stalin juga berhasil menggenjot produksi sektor strategis seperti batubara, Energi, dan baja, sekaligus memodernisasi Agrikultur Di Memutuskan alih alat produksi Bagi dikelola Bangsa. Aturan ini mengubah Uni Soviet Di ekonomi agraris menjadi kekuatan industri dan militer Di waktu singkat. Walaupun itu semua harus dibayar Di represi yang keras.
Tetapi arah Bangsa mulai berubah Setelahnya Stalin wafat Ke 5 Maret 1953. Kontrol Bangsa yang Sebelumnya sangat ketat perlahan mengendur, Supaya membuka jalan Bagi reformasi internal. Proses ini mencapai puncaknya Pada Mikhail Gorbachev naik sebagai Pemimpin Uni Soviet Ke 11 Maret 1985.
Vladislav Zubok Di A Failed Empire: The Soviet Union in The Cold War from Stalin to Gorbachev (2007) Membeberkan, Gorbachev Mengadakan dua Aturan utama, yakni glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi). Glasnost membuka ruang dialog dan Komentar Pada Bangsa, melonggarkan kontrol media. Tetapi, ini memicu gelombang reformasi demokratis Hingga berbagai republik Soviet. Sambil perestroika Melakukanupaya merombak sistem ekonomi terpusat Di Memperkenalkan unsur pasar bebas, meski birokrasi komunis tetap bercokol.
Sayangnya, reformasi tersebut datang terlambat. Hingga Di ekonomi yang lesu, Uni Soviet masih terjebak Di perlombaan senjata Di Amerika Serikat. Banyak Penanaman Modal dan pengelolaan sumber daya teralihkan Hingga Lini Di dan militer, bukan Keadaan rakyat.
Mengutip The New York Times, Kombinasi Ketidak Stabilan Ekonomi, kelambatan reformasi dan bangkitnya identitas nasional Hingga berbagai republik mempercepat keruntuhan. Gerakan separatis menguat, terutama Hingga Area non-Rusia, membuat persatuan Soviet kian rapuh.
Hingga akhirnya, Ke 8 Desember 1991, Rusia, Ukraina, dan Belarusia menandatangani perjanjian pembentukan Persemakmuran Bangsa-Bangsa Merdeka. Kesepakatan ini menjadi sinyal jelas Uni Soviet berada Hingga ambang kehancuran. Rentetan keretakan ini Setelahnya Itu makin menjadi Ke 25 Desember 1991. Hari itu, Mikhail Gorbachev mengundurkan diri. Sehari Setelahnya Itu, 26 Desember 1991, Uni Soviet resmi dibubarkan.
Runtuhnya Uni Soviet secara drastis mengubah lanskap politik dunia yang memanas Pada Konflik Bersenjata Dingin. Ke titik inilah, AS sebagai musuh bebuyutan Soviet Disorot sebagai Kemenangan Tanding. Kini, terdapat 15 Bangsa pecahan Uni Soviet yang masih eksis salah satunya Rusia yang Disorot penerus kejayaan Soviet.
(mfa/sef)
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Setelahnya 67 Tahun ‘Kuasai Dunia’, Raksasa Ini Resmi Bubar Hingga Tahun Terbaru











