Sosok Ini Kaya Raya Untuk Jualan Kelereng-Beras, Ogah Wariskan Ke Anak




Beras merupakan bahan Ketahanan Pangan pokok Kelompok Indonesia. Tak heran jika permintaannya tinggi dan menjadi Kemungkinan Usaha yang menjanjikan.

Untuk Produk Internasional inilah, seorang pria bernama TD Pardede berhasil menapaki jalan Ke puncak kekayaan. TD Pardede dikenal sebagai salah satu pengusaha Indonesia yang memulai usahanya Untuk muda. Sebelum 1923 atau usia 7 tahun, dia memulai jual-beli kelereng Ke pasar.

Lalu, berlanjut Ke jualan gula hingga berhasil menguasai Usaha gula Ke Tapanuli Ke usia belasan tahun. Menurut catatan Bacaan Apa dan Siapa Sejumlah Orang Indonesia (1980), pria kelahiran 16 Oktober 1926 itu sempat berjualan beras yang menjadi titik balik kehidupannya. 

Sesudah 1945, tepat Ke usia 20-an tahun, dia berbisnis beras. Langkah ini diambil bukan sekadar Untuk berdagang, tapi Dibagian Untuk perjuangan. Untuk otobiografi Dr. T.D. Pardede, Wajah Seorang Pejuang Wiraswasta (1981), dia mengangkut beras Untuk Tapanuli dan menjualnya Ke Pekanbaru.

Untuk setiap kilo atau liter beras, dia hanya Membahas keuntungan setengah hingga satu sen. Sedangkan sisanya, dipakai sebagai modal dan dialihkan Untuk mendukung kemerdekaan. 

Selagi berjualan beras, Pardede juga bertugas memastikan jalur Ekspedisi Ketahanan Pangan Untuk para pejuang. Dia menjembatani jalur distribusi antar Area dan membangun jaringan Antara pasukan gerilya dan warga desa.

Dukungan Pardede sebagai penjual beras disebarkan kepada Kelompok dan pejuang. Untuk sinilah, dia melihat banyak rakyat miskin dan berniat ingin membantu mereka. Tetapi, dia perlu berbisnis Ke luar industri beras. 

Maka, Ke 1949, dia memulai Usaha industri kaus singlet. Untuk usaha inilah, kekayaannya mulai terkumpul. Bisnisnya terus berkembang Untuk hanya kaus singlet Ke Pengganti lain seperti baju dan selimut.

Dia Sesudah Itu mendirikan berbagai perusahaan. Mulai Untuk pabrik tekstil, hotel, perkebunan, Skuad sepakbola, hingga berbagai usaha lainnya. Jumlahnya mencapai 26 perusahaan Bersama aset miliaran Kurs Mata Uang Nasional.

Berkat keberhasilannya, Pardede dijuluki sebagai ‘raja tekstil’ dan ‘raja uang’ Ke era 1980-an.

Tak Boleh Sombong

Tetapi, kekayaan tak membuatnya silau. Pardede dikenal menganut filosofi Kehidupan Kompleks.

Untuk Bacaan 75 Tahun Dr. T.D. Pardede (1991), dia mengajarkan bahwa “orang kaya harus belajar hidup miskin.” Artinya, seseorang yang sukses harus tetap rendah hati dan selalu mengingat masa-masa sulit Ke masa lalu.

Menurutnya, kekayaan adalah titipan Tuhan yang tidak boleh disombongkan. Semua harta hanyalah amanah, Supaya harus digunakan Untuk kebaikan.

Berdasarkan prinsip ini, Pardede aktif Untuk kegiatan sosial, termasuk membangun Puskesmas, sekolah, dan tempat ibadah, khususnya Untuk Kelompok Ke Medan dan Sumatra Utara.

T.D. Pardede meninggal dunia Ke 18 November 1991 Ke Singapura. Menurut laporan Tempo (26 Maret 1994), Sebelumnya wafat, ‘raja uang’ itu mewasiatkan agar seluruh hartanya tidak diwariskan kepada anak-anaknya.

Naskah ini merupakan Dibagian Untuk CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah Untuk menjelaskan Kepuasan masa kini lewat relevansinya Ke masa lalu. Lewat kisah seperti ini, CNBC Insight juga Menampilkan nilai-nilai kehidupan Untuk masa lampau yang masih bisa dijadikan pelajaran Ke hari ini.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Sosok Ini Kaya Raya Untuk Jualan Kelereng-Beras, Ogah Wariskan Ke Anak