Karimun –
Banteng menjadi speedboat andalan para Srikandi Bea Cukai Hingga Kantor Daerah Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Khusus Kepulauan Riau yang tergabung Di Ladies Squad Marine Customs. Speedboat panjang 15 meter tersebut dilengkapi tiga mesin berkecepatan 30 knot/jam.
Entah bagaimana awalnya speedboat tersebut dinamakan Banteng. Sang Nakhoda Kapal, Desi Sundra Santika (Deasy) mengatakan call sign atau julukan tersebut sudah lama melekat Di angkatan Sebelumnya Itu.
“Historikalnya kita kurang memahami kenapa call sign-nya Banteng. Itu sudah Di zaman dahulu memang sudah call sign-nya itu Banteng. Memang sudah diturunkan Hingga kita. Lantaran memang Di zaman-zaman senior-senior pun itu kan setiap kapal ada call sign-nya, ada Kobra, Tiger, Panther, terus ada Wiro, kebetulan kita dapat yang Banteng,” ungkap Deasy kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Banteng telah Melewati proses modifikasi Di akomodasi yang sesuai Di kebutuhan Untuk Team Ladies Squad. Fasilitasnya Di lain kamar istirahat, toilet, dapur, serta Sofa Untuk para anggota Squad Ladies. Semua fasilitas tersebut disediakan Sebagai menunjang tugas para Srikandi Bea Cukai Di berpatroli.
Foto: detikcom/Moch Prima Fauzi
|
Terkadang mereka harus bermalam Di patroli Agar fasilitas tersebut dibutuhkan Sebagai kelancaran Pada bertugas.
Deasy sudah menjadi nakhoda Banteng Dari dibentuknya Ladies Squad Marine Customs Ke 29 Maret 2022. Speedboat tersebut setia menemaninya berpatroli dan melakukan Pra-Penanganan Hingga perairan Karimun, perairan Batam dan Perairan Tanjung Pinang Hingga bawah pengawasan Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau.
Sebelumnya bergabung Hingga Bea Cukai, Deasy merupakan mualim 1 kapal niaga Pada enam tahun. Ia menjelaskan ada tantangan tersendiri Di menahkodai kapal niaga dan speedboat patroli.
“Tantangan Hingga patroli lebih besar Di kapal niaga. Kalau kapal niaga itu kita bisa berlayar Di autopilot, Di Sebab Itu kita sudah set haluan kapal kita Hingga mana, kita tinggal pantau. Kalau Hingga patroli laut nggak, kita nggak tahu Hingga mana nih kita diarahkan informasinya sama Kasop (kepala seksi penindakan) terus bergerak Hingga perairan mana, kita nggak bisa set posisi autopilot kita Hingga perairan itu, nggak (bisa),” ujar Deasy.
Hingga Di Itu, ombak yang besar juga menjadi tantangan Untuk Deasy Di berpatroli. Di kapal yang tergolong kecil ombak setinggi satu meter pun bisa menjadi penghambat patroli Lantaran membuat kapal terombang-ambing.
Di Terbaru bergabung Di Bea Cukai ia pun menantikan bisa berlayar kembali. Maklumlah, Di latar Dibelakang sekolah pelayaran ia begitu mencintai dunia maritim.
“Ada waktu menunggu Di tahun 2006 sampai Di 2022. Akhirnya kesempatan saya kembali melaut datang Ke tahun 2022 Hingga mana para pimpinan Memberi kesempatan kepada kami para pegawai wanita Sebagai menambah Pengalaman Hidup dan pengetahuan mengenai patroli laut. Hingga mana Sebelumnya Itu saya (2006-20220 hanya bertugas Hingga bidang administrasi aja Hingga Dibelakang Tatakan. Sekali lagi Ke kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan DJBC yang telah Memberi kepercayaan kepada kami Sebagai melakukan tugas patroli laut Di mengusung semangat pengarusutamaan gender,” ungkapnya.
Hingga Ladies Squad Marine Customs Deasy telah banyak melakukan patroli dan penegahan. Salah satunya ikut Di penggagalan masuknya rokok ilegal yang berasal Di Thailand Ke September 2023. Rokok yang diangkut menggunakan KM Nusantara 5 Di 7 ABK berjumlah 3.000 kardus (30.900.000 batang) BKC HT tanpa pita cukai. Nilai Produk Internasional tersebut Rp 66.898.500.000. Sambil kerugian Negeri ditaksir Rp 47.223.195.375.
Produk Internasional ilegal lainnya yang pernah diamankan Hingga antaranya minuman keras, bawang, hingga Produk Internasional-Produk Internasional bekas dan campuran.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: Sosok Nakhoda Banteng, Speedboat Andalan Srikandi Bea Cukai Patroli Laut