Strategi Terbaru Dedolarisasi BRICS, India Izinkan 30 Bangsa Berdagang Didalam Rupee

JAKARTA – India Membahas langkah strategis Untuk memperkuat mata uangnya Ke kancah Dunia Didalam mengizinkan 30 Bangsa, termasuk beberapa anggota BRICS, Untuk melakukan perdagangan menggunakan Kurs Matauang rupee. Keputusan ini dinilai sebagai respons Pada tekanan ekonomi, terutama Didalam Amerika Serikat (AS).

Langkah India ini muncul Ke Di ketegangan perdagangan Didalam AS Didalam memberlakukan tarif sebesar 25% Pada India. Trump menuduh India melakukan praktik anti-Amerika dan juga Memutuskan Pembatasan Lantaran India terus membeli Energi mentah dan peralatan militer Didalam Rusia, Kendati Pembatasan internasional berlaku.

Baca Juga: Kekuatan Ekonomi Dunia Berubah Arah, BRICS Bakal Ungguli G7 Tiga Kali Lipat Ke 2028

Trump secara vokal menuding Bangsa-Bangsa BRICS, khususnya India, Berusaha Mendorong dedolarisasi Didalam mengutamakan Kurs Matauang domestik mereka Di transaksi perdagangan. Sebagai langkah balasan dan antisipasi, India telah menjalin kerja sama Didalam hampir 30 Bangsa Untuk memfasilitasi pembayaran Di rupee Melewati rekening bank Vostro khusus. Rekening Vostro memungkinkan bank-bank domestik India memproses pembayaran Didalam berbagai Bangsa dan Usaha Asing Di Kurs Matauang rupee.

Bank Indonesia India (RBI) Terbaru-Terbaru ini mencabut batasan Penanaman Modal Ke rekening Vostro Untuk mempercepat adopsi perdagangan berbasis rupee. Tujuan utamanya adalah menginternasionalkan rupee, Supaya memudahkan Bangsa lain Untuk menyelesaikan pembayaran lintas batas tanpa bergantung Ke Matauang Asing AS.

Mekanisme ini memungkinkan Bangsa-Bangsa mitra India Untuk membuka rekening Vostro dan mentransfer rupee secara langsung, yang Ke akhirnya menghemat biaya valuta Asing. Biaya ini sering kali mengikis sebagian besar dana Peralihan Untuk klien Ke luar negeri.

Menurut laporan Watcher Guru, sebanyak 22 Bangsa Pada ini telah menggunakan mekanisme rekening Vostro Untuk bertransaksi Didalam India. Bangsa-Bangsa tersebut, Ke antaranya Bangladesh, Belarus, Botswana, Fiji, Jerman, Guyana, Israel, Kazakhstan, Kenya, Malaysia, Maladewa, Mauritius, Myanmar, Selandia Terbaru, Oman, Rusia, Seychelles, Singapura, Sri Lanka, Tanzania, Uganda, dan Inggris.