– Hidup Nedzad Avdic berubah total Sebelum desanya dibombardir Bersama tentara etnis Serbia Bersama Republik Srpska. Setiap hari, dia Berlari menembus hutan Untuk menghindari tentara yang tak segan membunuh warga sipil Bosnia.
Akan Tetapi, pelarian itu tak selamanya berhasil. Di 14 Juli 1995, Avdic tertangkap. Dia dan puluhan pria lainnya digiring Hingga Di Kendaraan Angkutan Umum yang sesak. Lalu diturunkan Di sebuah sekolah.
Di itu, Avdic yakin hidupnya Akansegera segera berakhir. Akan Tetapi, secercah harapan datang ketika tentara membawa kabar menggembirakan.
“Palang Merah Akansegera datang. Bersiaplah Untuk ditukar,” kata salah satu tentara.
“Dan kami semua memercayainya. Di situasi seperti itu, kita Akansegera memercayai apa pun Untuk kesempatan bertahan hidup,” kata Avdic kepada Al Jazeera, dikutip Sabtu (19/7/2025).
Avdic Lalu dimasukkan Hingga Di truk yang disebut Akansegera membawa mereka Hingga tempat aman. Tapi, sesaat Sesudah semua orang masuk, tentara justru menembakkan peluru Bersama luar. Beberapa orang tertembak dan terluka.
Di titik itu, Avdic sadar telah dibohongi.
Truk Lalu bergerak dan berhenti Di tanah lapang. Seluruh penumpang dipaksa turun dan berbaris. Tak lama, penembakan brutal dimulai lagi. Satu per satu tumbang bersimbah darah. Avdic sendiri terkena peluru dan jatuh Hingga tumpukan.
Di tembakan berhenti, Avdic Memahami dirinya masih hidup. Di Kebugaran terluka dan tubuh berlumuran darah, dia merangkak menjauh bersama satu penyintas lainnya.
Sesudah berhari-hari, keduanya Lalu sukses mencapai tempat aman.
Pembantaian Brutal
Kisah Avdic adalah Pada Bersama tragedi berdarah Di Eropa Sesudah Konflik Bersenjata Dunia II, yakni genosida Srebrenica.
Menurut Eksperimen “Geraroid O. Tuathail Di “A Strategic Sign” (1999), tragedi bermula Bersama pecahnya Yugoslavia awal 1990-an. Negeri itu sudah lama digerogoti Keadaan Darurat Ekonomi, utang besar, dan pengangguran Sebelum 1980-an, yang Lalu memicu bangkitnya nasionalisme dan Keinginan kemerdekaan Di berbagai Area.
Salah satunya adalah Bosnia-Herzegovina yang Mengungkapkan kemerdekaan Di 1992 Di bawah Alija Izetbegovic. Bosnia-Herzegovina sendiri merupakan Negeri multi-etnis. Ada 3 etnis terbesar, yakni Bosnia (mayoritas Muslim), Kroat, dan Serb.
Bersama ketiganya, etnis Serb-lah yang gencar menolak kemerdekaan Bosnia dan memilih berambisi mendirikan Serbia Raya, sebuah Negeri satu etnis yang menyingkirkan semua kelompok non-Serb.
Di bawah Radovan Karadzic dan Jenderal Ratko Mladić, kelompok Serbia Bosnia mendirikan Republik Srpska dan melancarkan serangan Hingga Sarajevo dan Area-Area Bosniak. Konflik Bersenjata Bosnia pun pecah.
Jenderal Mladić memimpin operasi pembersihan etnis secara sistematis. Kota-kota dibakar, desa-desa dihancurkan, dan ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, dibantai.
Ribuan Muslim Bosnia pun mengungsi Hingga Srebrenica, yang Di itu dinyatakan sebagai zona aman Bersama Organisasi Internasional dan dijaga Bersama pasukan Keamanan Dunia UNPROFOR Bersama Belanda Sebelum 1993.
Meski sudah dijaga, pasukan Mladić tak peduli. Mereka tetap melakukan serangan. Awalnya lewat pengepungan kota supaya akses sumber daya terputus. Barulah puncaknya terjadi Di 11 Juli 1995. Militer Republik Srpska mengepung dan merebut Srebrenica.
Ribuan pria dan anak-anak dipisahkan Bersama keluarga hanya Untuk dibunuh. Para perempuan, anak kecil hingga bayi tak luput Bersama kekejaman. Salah satu penyintas, Zumra Sehomerovic, bercerita kepada BBC International, dia melihat langsung bayi digorok lehernya hanya Lantaran dia menangis.
“Tentara tertawa Sesudah menggorok leher bayi berusia beberapa bulan Lantaran terus-menerus menangis kencang,” kenang Zumra.
Organisasi Internasional Tak Berkutik
Di pembantaian terjadi, banyak pihak mempertanyakan Di mana pasukan Keamanan Dunia Belanda Bersama UNPROFOR?
Pasukan Organisasi Internasional ternyata kalah jumlah Bersama pasukan Mladić yang berhasil mengepung lokasi barak-barak mereka. Alhasil, mereka yang ditugaskan melindungi warga justru malah dilaporkan ketakutan.
Salah satu saksi mata, Nidzara Ahmetavic, bercerita pasukan Organisasi Internasional justru terlihat diam ketika pembantaian terjadi Di Di mata.
“Genosida Di Srebrenica dilakukan Di Di mata pasukan Keamanan Dunia Organisasi Internasional, yang tidak hanya gagal mencegahnya tetapi Justru mencoba menghentikannya,” tulisnya Di Middle East Eye.
Konflik Terbaru berakhir Di akhir 1995 Sesudah semua pihak meneken Perjanjian Dayton. Lewat Lembaga Proses Hukum internasional, tragedi Srebrenica dinyatakan sebagai genosida.
Lalu, Jenderal Ratko Mladić yang lantas dikenal sebagai ‘Sang Jagal Bersama Bosnia’ dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Meski begitu, dia Terbaru ditangkap Di 2011 atau 16 tahun Sesudah kejadian Lantaran terus-terusan kabur dan buron.
Badan Organisasi Internasional Untuk Lembaga Proses Hukum Internasional menyebut, kebengisan pasukan Mladić membuat 8.000 Muslim terbunuh dan 30.000 yang selamat Merasakan pemindahan paksa dan Kekejaman. Akan Tetapi, ini belum memperhitungkan korban Bersama awal Konflik Bersenjata Bosnia. Jika ditotal, lebih Bersama 10.000 orang terbunuh.
Atas dasar ini, Sekjen Organisasi Internasional, Kofi Annan, mengakui lembaganya telah gagal menjaga keselamatan etnis Bosnia dan menyebutnya sebagai kejadian paling berdarah Di Eropa Sesudah Konflik Bersenjata Dunia 2.
“Tragedi Srebrenica Akansegera selamanya menghantui Organisasi Internasional,” katanya, dikutip Bersama situs resmi Organisasi Internasional.
Soal pasukan Bersama UNPROFOR yang tak berkutik, Belanda resmi Mengintroduksi maaf atas kelalaiannya. Mengutip Independent, Belanda lantas Memberi kompensasi kepada korban.
Kini, 30 tahun setelahnya, kejadian berdarah lain masih banyak terjadi Di berbagai belahan dunia.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Tentara Serang Kota Pengungsian, 8.000 Muslim Tewas-Organisasi Internasional Tak Berkutik









