Jakarta –
Pemerintah resmi membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cs-137 dan Kesejajaran Ke Komunitas Beresiko Terdampak. Satgas ini dibentuk menyusul pengembalian udang asal Indonesia yang diekspor Hingga Amerika Serikat (AS) Lantaran diduga tercemar Cesium-137 (Cs-137).
Pembantu Kepala Negara Koordinator Bidang Ketahanan Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), ditunjuk sebagai Ketua Satgas Sebagai memimpin koordinasi investigasi dugaan tersebut. Ia menegaskan, industri udang merupakan sektor yang berkontribusi Pada Kemajuan perekonomian.
“Pemerintah sangat berkomitmen melindungi nelayan, pekerja dan pelaku usaha Pada dampak Topik ini. Itu nomor satu. Itu tugas pemerintah melindungi nelayan, pekerja, para pengusahanya. Tentu itu tugas kita. Kita pemerintah telah melakukan investigasi secara hati-hati Di pendekatan ilmiah sesuai standar internasional dan Keselamatan Ketahanan Pangan tetap menjadi prioritas,” ungkap Zulhas Untuk konferensi persnya Ke Kantor Kemenko Ketahanan Pangan, Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Zulhas menegaskan, Negeri tujuan Perdagangan Keluar Negeri udang Indonesia tidak perlu khawatir lantaran Keselamatan Ketahanan Pangan menjadi Dibagian Di prioritas pemerintah. Pemerintah juga bergerak cepat Sebagai melokalisir dan menutup sumber pencemaran, utamanya PT PNT.
“Tadi kami sudah Pertemuan, melokalisir dan menutup sumber dugaan sumber pencemaran. Telah dikumpulkan data informasi mengenai sumber CS-137 Ke kawasan industri Cikande itu, utamanya yaitu PT PNT. Sudah dilokalisir dan segera, Sebagai Pertemuan kita ini segera dilakukan dekontaminasi Area terdampak. Segera Setelahnya ini Berencana dilakukan dekontaminasi,” jelasnya.
Ia juga telah berkoordinasi Di Kementerian Kesejajaran (Kemenkes) Untuk seminggu terakhir. Koordinasi ini dilakukan Sebagai memastikan agar paparan limbah tidak menjangkit Komunitas Di area.
Zulhas menambahkan, insiden ini membuat RI menjadi korban. Pasalnya Ke Di yang sama, terdapat 14 kontainer scrap Di Filipina tidak mengantongi izin Produk Impor Ke Pelabuhan Tanjung Priok yang diduga tercemar CS-137.
“Indonesia ini sebetulnya menjadi korban. Korban Lantaran Ke Di bersamaan pemerintah kita menemukan ada 14 kontainer ini yang Ke Pelabuhan Priok segera kita Perdagangan Keluar Negeri. Yang berasal Di Filipina terdeteksi paparan CS-137. Nah, ini yang Berencana segera kita reekspor, dikirim kembali,” tegasnya.
“Di Sebab Itu kita ini juga sekarang mulai kita lihat regulasi kita, kita perketat terutama Sebagai Produk-Produk yang tadi yang Produk-Produk yang mengandung limbah, utamanya scrap,” pungkasnya.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: Zulhas Bentuk Satgas Investigasi Perkara Pidana Hukum Udang yang Terpapar Zat Radioaktif