– Pemerintah Indonesia terus Berkreasi Untuk memanfaatkan instrumen pembiayaan syariah Bagi Mendorong Pembangunan Berkelanjutan. Salah satu langkah terobosan adalah penerbitan Green Sukuk, sebuah instrumen Penanaman Modal syariah yang dirancang khusus Bagi mendukung proyek-proyek yang Berorientasi Di Sustainability lingkungan dan mitigasi Krisis Lingkungan.
Green Sukuk bukanlah Sukuk biasa. Instrumen ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber pembiayaan APBN pemerintah, tetapi juga sebagai sarana Bagi mendukung membiayai proyek-proyek yang Memberi dampak positif Pada lingkungan.
Proyek-proyek yang didanai Didalam Green Sukuk mencakup pembangunan infrastruktur hijau, konservasi lingkungan, dan Studi Yang Terkait Didalam keanekaragaman hayati. Salah satu contohnya adalah Proyek Pengendalian Bencana Alam Tukad Mati Di Badung, Bali, yang berperan penting Untuk melindungi lima Daerah wisata Di Bali. Selain mengendalikan Bencana Alam, proyek ini juga melestarikan hutan mangrove yang mampu menyerap CO2, Supaya membantu menjaga Mutu udara dan Memperbaiki daya tarik wisata.
Mengapa Green Sukuk Sangat Relevan?
Di Ditengah ancaman Krisis Lingkungan Internasional, Green Sukuk menjadi solusi konkret Untuk Mendorong Penanaman Modal yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Didalam menyediakan opsi Penanaman Modal yang fokus Di Pembangunan Berkelanjutan, pemerintah dapat mengajak Komunitas dan investor Bagi turut serta Untuk menjaga lingkungan sekaligus mendukung pembangunan ekonomi. Green Sukuk kini menjadi pilihan yang aman dan mudah diakses Didalam Komunitas luas, terutama Bagi mereka yang ingin berinvestasi Didalam dampak positif Bagi lingkungan dan Komunitas.
Sebelum diluncurkan pertama kali Di 2018, penerbitan Green Sukuk terus Meresahkan dan hingga 2023 totalnya mencapai Rp 145,54 triliun. Angka tersebut berasal Didalam berbagai skema penerbitan, termasuk Internasional, Ritel, dan Lelang. Green Sukuk Internasional mencakup Rp 92, 63 triliun, Sambil Bagi ritel mencapai Rp 30,68 triliun, dan Didalam lelang sebesar Rp 22,22 triliun.
Pemerintah tidak hanya berhenti Di penerbitan Green Sukuk, tetapi juga secara konsisten melaporkan dampak Didalam instrumen ini. Laporan dampak Green Sukuk telah diterbitkan sebanyak 5 kali Sebelum 2019, dan setiap laporan diaudit Didalam firma-firma akuntansi terkemuka seperti KPMG, PWC, dan EY. Laporan ini menjelaskan bagaimana dana yang dikumpulkan telah dialokasikan Bagi proyek-proyek Di berbagai sektor, mulai Didalam infrastruktur hingga pelestarian lingkungan.
Kontribusi Green Sukuk Untuk Pengurangan Emisi
Salah satu kontribusi utama Green Sukuk adalah mendukung mekanisme pasar karbon Di Indonesia. Pemerintah telah menetapkan regulasi harga karbon Lewat Emission Trading System dan Emission Offset, serta Pajak Lainnya karbon sebesar Rp30 per kilogram CO2e. Skema ini bertujuan Bagi Memangkas emisi gas Tempattinggal kaca Di Indonesia, sebagai Dibagian Didalam komitmen Internasional Untuk memerangi Krisis Lingkungan.
Selain mendukung pasar karbon, Green Sukuk juga mempromosikan penerapan prinsip Environment, Social, and Governance (ESG) Di proyek-proyek infrastruktur yang didanai. Didalam menerapkan ESG, pemerintah memastikan bahwa proyek-proyek yang didanai tidak hanya Memberi manfaat ekonomi, tetapi juga menjaga Sustainability lingkungan dan sosial. Bagi mendukung implementasi ESG, pemerintah menyediakan Media Online Financing (PDF) sebagai sarana Bagi Merencanakan dokumen dan studi yang dibutuhkan.
Mendorong Transisi Energi Lewat Green Sukuk
Green Sukuk juga berperan Untuk mendanai proyek-proyek yang berada Di bawah Energy Transition Mechanism (ETM). ETM bertujuan mempercepat transisi energi Indonesia Didalam sumber energi fosil, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batubara, Di Energi Ramah Lingkungan. Didalam memperpendek umur ekonomis PLTU dan mempromosikan energi Terbaru terbarukan, ETM membantu menurunkan emisi gas Tempattinggal kaca, sekaligus membuka akses pendanaan yang lebih murah dan berkelanjutan.
Masa Didepan yang Lebih Hijau Didalam Green Sukuk
Secara keseluruhan, Green Sukuk bukan hanya instrumen keuangan, tetapi juga solusi nyata Bagi membangun Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan. Instrumen ini tidak hanya mendanai proyek-proyek infrastruktur yang berdampak positif Pada lingkungan, tetapi juga membantu Indonesia mencapai target Net Zero Emission. Lewat Penanaman Modal berbasis syariah ini, Komunitas dapat berpartisipasi Untuk membangun masa Didepan yang lebih hijau, adil, dan makmur.
Didalam berkembangnya literasi pembiayaan syariah, diharapkan Lebih banyak Komunitas yang memahami pentingnya berinvestasi Untuk instrumen yang mendukung pembangunan ekonomi hijau. Penanaman Modal Di Green Sukuk bukan hanya membantu melindungi lingkungan, tetapi juga mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Instrumen Pembiayaan Syariah Bagi Masa Didepan Hijau RI