Sejumlah sektor usaha masih lesu Untuk meminta pembiayaan atau kredit Untuk sektor perbankan, Walaupun Kemajuan kredit secara rata-rata nasional Di 2024 tumbuh 10,39% secara tahunan, tak jauh berbeda Untuk level Kemajuan 2023 sebesar 10,38%.
Meski begitu, mayoritas sektor usaha yang berkontribusi besar Pada Kemajuan kredit masih cukup ekspansif Untuk menyerap pembiayaan Untuk perbankan. Misalnya sektor pertambangan yang tumbuh 28,59%, jasa sosial 21,15%, listrik 19,75%, pengangkutan 19,16%, hingga jasa dunia usaha tumbuh 13,09%.
“Kita bisa pertahankan Di atas 10% Kemajuan kreditnya Sebab sektor-sektor korporasi masih berkinerja baik Untuk sales maupun capexnya, ini masih positif,” ucap Direktur Departemen Aturan Makroprudensial (DKMP) Bankindonesia Nugroho Joko Prastowo Untuk Kegiatan diskusi Di Kantor Perwakilan Bankindonesia Aceh, Jumat (7/2/2025).
Adapun sektor-sektor Usaha yang permintaan kreditnya tak sampai dua digit yakni sektor industri yang hanya tumbuh 9,56%, Pertanian kreditnya hanya mampu tumbuh sebesar 4,84%, sektor perdagangan tumbuh 4,27%, dan sektor konstruksi Malahan hanya bisa tumbuh 0,02% secara tahunan Di kuartal IV-2024.
Untuk sisi jenis kreditnya, yang tumbuh paling tinggi ialah kredit Penanaman Modal Asing sebesar 13,62%, sedangkan kredit konsumsi mencapai 10,61%, dan kredit modal kerja hanya sebesar 8,35%.
“Untuk sisi penghasilannya yang Di bawah itu permintaan Untuk sisi kelas bawah, Sambil kelas menengah atas pendapatannya masih Meresahkan dan itu yang Mendorong konsumsi dan permintaan kreditnya,” ucap Joko
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Permintaan Kredit Untuk 4 Sektor Ini Lesu Di 2024