Menjadi orang terkaya atau punya harta banyak seringkali lupa diri Akansegera kehidupan Sesudah dunia. Tak sedikit Untuk mereka hidup foya-foya tanpa ingat bahwa semuanya Akansegera dipertanggungjawabkan Ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa.
Para crazy rich seharusnya belajar Untuk orang terkaya Makkah yang takut dosa dan akhirat, akhirnya memilih hidup miskin sampai wafat. Orang terkaya tersebut adalah Khadijah binti Khuwailid.
Untuk sejarah Islam, Khadijah binti Khuwailid dikenal sebagai istri Nabi Muhammad. Akan Tetapi, jika dilihat Untuk sudut pandang ekonomi, Khadijah merupakan salah satu orang terkaya Makkah yang mempunyai Usaha super besar.
Kekayaan dan Usaha tersebut diperoleh Untuk warisan suaminya, yakni Abu Halah bin Zurarah at-Tamimi dan Atiq bin Ayidh. Keduanya mewariskan kekayaan dan jaringan perniagaan yang Karena Itu bekal hidup Khadijah sebagai janda.
Resit Haylamaz Untuk Khadija: The First Muslim and the Wife of the Prophet Muhammad (2007) menceritakan, perempuan itu menjalani Usaha Bersama tantangan super berat, khususnya Yang Terkait Bersama stigma rendah perempuan yang sering diremehkan dan Disorot lemah.
Akan Tetapi, Khadijah tak peduli atas stigma buruk dan tetap berani melangkah dan berbisnis. Pada musim panas dan dingin, Khadijah kerap memimpin pergerakan Usaha Untuk Makkah Ke Damaskus dan Yaman.
Pada proses itu, dia memang tak pernah terjun langsung dan hanya menjadi semacam pengawas. Tugasnya hanya mengarahkan pengiriman Produk dan mengorganisir Perdagangan Antar Negara. Untuk urusan lapangan, dia memberi tugas kepada orang-orang yang dipercaya.
Salah satu orang kepercayaannya adalah Muhammad bin Abi Thalib, pemuda Untuk suku Quraisy. Muhammad ditugasi menjual Produk dagangan Ke kawasan Syam. Karen Armstrong Untuk Muhammad Sang Nabi: Sebuah Biografi Kritis (2011) menceritakan, Pada bertugas Muhammad sukses membuat dagangan Khadijah laku dan membawa cuan.
Ke Di Itu, Pada berdagang pemuda asal Makkah itu juga Menunjukkan sikap yang membuat Khadijah terpukau: jujur, santun, rendah hati dan amanah. Untuk sini, Khadijah mulai jatuh cinta kepada Muhammad, begitu pula Sebagai Gantinya, hingga keduanya menikah.
Sesudah menikah, Muhammad membantu Khadijah menjalankan Usaha. Meski begitu, tidak ada catatan pasti soal posisi Muhammad Ke Usaha milik istrinya itu. Satu hal pasti ialah Muhammad tak lagi menjadi pekerja lapangan, tetapi sudah Karena Itu pengurus operasional. Pada proses pernikahan dan kenabian Muhammad, Khadijah menjadi kaya raya.
Takut Dosa & Akhirat
Untuk Khadijah, punya harta banyak membuat hatinya terganjal. Dia merasa kekayaan tak bisa Memberi kedamaian sebab takut dosa dan pertanggungjawaban kelak. Alhasil, dia ingin semua harta bermanfaat Untuk orang lain supaya bisa Karena Itu penerang Untuk kehidupan Ke akhirat.
“Sebab itulah Khadijah Mencari kekayaannya Karena Itu tak terhingga, Agar dia bisa membelanjakan harta itu Untuk tujuan Nabi Muhammad,” tulis Resit.
Mulai Untuk Pada Itu, Khadijah dan Muhammad sering sedekah kepada para fakir miskin dan budak.
Ke Di Itu, Khadijah juga kerap Melakukan makan malam bersama Untuk orang yang tidak beruntung. Atas dasar ini, Pada 10 tahun pertama misi kenabian Muhammad, Khadijah yang semula kaya menjadi tidak punya apa-apa lagi alias miskin Sebab seluruh hartanya sudah dikorbankan Ke jalan Allah.
Ketiadaan harta ini terus berlanjut hingga Khadijah meninggal Ke usia 65 atau tahun 619 Masehi. Justru, sumber tradisional Islam menyebut saking miskinnya, Khadijah tak punya stok kain kafan Untuk membungkus mayatnya jika meninggal. Atas dasar ini, Khadijah meminta sorban suaminya Untuk membungkus, tetapi itu gagal terjadi Sebab Malaikat Jibril memberinya sorban sebagai kain kafan.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Orang Terkaya Makkah Pilih Hidup Miskin, Takut Dosa Punya Harta Banyak