– Investor sekelas Lo Kheng Hong ternyata pernah rugi besar, Justru hampir bangkrut. Ia nyaris tidak Memperoleh uang sepeser pun Di krisis mendera Indonesia Di 1998 silam.
Akansegera tetapi, ia akhirnya bisa terhindar Di ancaman tersebut. Dirinya kembali bangkit berkat pekerjaannya sebagai investor saham.
Kisah ini disampaikan Lo Kheng Hong Di berbincang Di Kegiatan SPOD yang diselenggarakan PT Syailendra Capital dan ditayangkan Di akun YouTube perusahaan. Lo Kheng Hong bercerita, Di krisis 1998 terjadi, dia hanya Memperoleh uang sisa 15% Di seluruh hartanya.
“Uang saya berkurang 85%, sisa 15%. Saya waktu itu sudah full time investor, istri ibu Tempattinggal tangga, anak 2, saya nggak kerja lagi, duit tinggal 15%,” kata Lo Kheng Hong, dikutip Senin (13/5/2025).
Sadar dirinya Akansegera bangkrut, Lo Kheng Hong akhirnya memutuskan Untuk menyimpan seluruh sisa hartanya Di saham PT United Tractor Tbk (UNTR). Di itu, harga saham UNTR per lembar ada Di level Rp 250 per saham.
Bukan tanpa alasan pria Di sapaan akrab LKH ini melakukan hal tersebut. Menurutnya, pemilihan UNTR sebagai lokasi penyimpanan saham tunggal dilakukan Lantaran Lo Kheng Hong menilai perusahaan tersebut Memperoleh prospek cerah dan valuasinya tinggi.
“Masa harga saham Rp250, laba usaha per saham Rp7.800. Laba usahanya Rp 1,1 triliun, dibagi jumlah saham 138 juta, kan, (laba per saham) Rp7.800. Saya put everything Di United Tractor, nggak bisa pilih yang lain. Ini ada mercy dijual harga bajaj, semua masukin. Beli seluruhnya hanya Di 1 counter,” ujarnya.
Lo Kheng Hong bercerita, keputusannya Di itu sempat meragukan Lantaran kinerja harga saham UNTR terpantau lambat bergerak positif. Akansegera tetapi, dia tetap mempertahankan pendiriannya Untuk hanya berinvestasi Di perusahaan tersebut.
Alhasil, Sesudah 6 tahun memegang saham UNTR, Lo Kheng Hong menjual seluruh asetnya Di sana Di 2004. Harga saham UNTR Di Lo Kheng Hong menjual investasinya sudah ada Di angka Rp 15 ribu per saham.
“Saya gemetar kan duit saya kecil, tiba-tiba Di Sebab Itu banyak. Saya pikir kalau nanti dia turun lagi uang saya hilang bagaimana? Saya salah, saya jual. Kira-kira Rp 15 ribu waktu itu (harga sahamnya). Akhirnya dia naik Di Sebab Itu Rp600 ribu sekian. Demikian saya survive Di 1998,” katanya.
Lo Kheng Hong adalah investor sukses yang lahir 20 Februari 1959 dan kerap dijuluki Warren Buffet Indonesia. Dia menilai, menjadi seorang investor saham itu bisa membuat kaya Lantaran Di menjadi investor Di perusahaan publik, harga sahamnya selalu Menimbulkan Kekhawatiran dan menghasilkan laba besar.
Dia konsisten menerapkan prinsip value investing, atau berinvestasi Di membeli saham Di harga murah tapi Berpotensi Untuk tumbuh.
Lo Kheng Hong juga tercatat menjadi pemegang saham Di kepemilikan Di atas 5% Di beberapa emiten. Seperti PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), emiten multifinance Di Grup Panin, lalu saham pabrik ban PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan saham emiten media Grup MNC PT Internasional Mediacom Tbk (BMTR).
Kisah lainnya, ternyata dia juga pernah Merasakan ‘nyangkut’ Di salah satu saham. Diceritakannya Lewat sebuah unggahan video Di 2016, dimana dia pernah berinvestasi Di saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan Lalu harganya ambles Hingga harga Rp 50 alias gocap.
Tak tanggung-tanggung Justru investor yang dikenal sebagai Warren Buffettnya Indonesia ini Memperoleh saham BUMI sebanyak 1 miliar saham. Kala itu, ini setara Di 2,7% Di saham tersebut.
“Yang paling buruk itu ketika saya membeli saham BUMI Di jumlah besar dan sahamnya turun Hingga Rp 50, untung saya punya kekuatan Untuk tidak menjual saham saya Di harga Rp 50, Justru saya membeli lebih banyak. Itu posisi yang paling rendah Di hidup saya,” kata Lo Kheng Hong Di video yang diunggah Di akun instagram @lukas_setiaatmaja.
Justru ketika itu sempat tersiar kabar bahwa investor kondang ini sudah jatuh bangkrut ketika harga saham ini tidak kunjung bangkit. Tetapi dia tetap yakin ketika itu lantaran dia tidak Memperoleh utang sama sekali, Justru masih Memperoleh aset lain Di saham PT Petrosea Tbk (PTRO).
Meski kehilangan uang Di jumlah besar, dia tetap Berorientasi Di asetnya yang ada Di ini, bukan Di asetnya yang hilang Di saham tersebut. Hal ini tetap membuatnya tidak stress, Justru masih sempat Untuk mengisi kelas Di Universitas Prasetiya Mulya.
“Tetapi ketika saya berada Di titik terendah, saya Merasakan ilmu yang terhebat. Waktu saya Di titik terendah, ilmu saham saya bertambah hebat, sangat hebat sekali. Saya membeli saham lebih berhati-hati, berfikir lebih lama,” terangnya.
Sesudah satu setengah tahun memegang saham ini dan merasakan kerugian, akhirnya Lo Kheng Hong berhasil melepas saham ini Di harga Rp 500 Di 2017 lalu.
Mungkin Saja hal ini bisa menjadi pembelajaran Untuk para investor saham yang Di ini masih getol Untuk terjun Hingga pasar saham, Tetapi merasa galau Lantaran Kebugaran pasar yang tak kunjung membaik Justru cenderung turun Di beberapa waktu terakhir.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Ternyata Lo Kheng Hong Pernah Rugi 85%, Ini Penyebabnya