Hari-hari Sesudah 17 Agustus 1945, tepat 80 tahun lalu, Karena Itu hari yang penuh kecemasan Bagi Belanda yang ternyata ingin kembali menjajah Indonesia. Di pemahamannya kala itu, Indonesia seharusnya kembali Hingga tangan kolonial Belanda, meski sudah Berkata proklamasi kemerdekaannya pascapenjajahan Jepang.
Lepasnya Indonesia Di genggaman kolonial Belanda, disertai Keputusan Pemimpin Negara RI Soekarno yang ogah diajak kerja sama dan meminta rakyat mengangkat senjata Bagi mempertahankan kemerdekaan, membuat salah satu Bangsa terkaya Hingga Eropa itu terancam bangkrut.
Pada ratusan tahun, Belanda memang sangat bergantung Di Hindia Belanda (koloni Belanda, termasuk Indonesia). Eksploitasi Hingga tanah jajahan ini membuat negeri kecil Hingga Eropa Barat itu Merasakan transformasi besar.
Di Peristiwa Pidana tanam paksa, misalnya. Sejarawan Angus Maddison Di Dutch Income in and from Indonesia 1700-1938 (1989) mencatat, sistem tanam paksa Memperbaiki aliran pendapatan Di Indonesia Hingga PDB Belanda. Malahan, setengah keuntungan Di sistem tersebut langsung masuk Hingga kas pemerintah.
“Secara perhitungan, aliran dana Di Indonesia Hingga Belanda mencapai 234 juta gulden Di 1831-1850, lalu 491 juta gulden Di 1851-1870. Angka segini setara 31,5% PDB Belanda Hingga periode tersebut,” tulis Maddison.
Dia juga menghitung sepanjang 1878-1941, total pendapatan Belanda Di Hindia mencapai 23,5 miliar gulden. Ini setara US$398 miliar atau Rp6.475 triliun Di ini. Jumlah itu belum termasuk keuntungan perusahaan swasta yang juga dipajaki pemerintah.
Aliran dana inilah yang dipakai membiayai pembangunan infrastruktur Hingga Belanda. Mulai Di bendungan, jalan raya, hingga fasilitas publik lain.
Tak heran jika publik Belanda dilanda ketakutan ketika Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Hingga Belanda, Sebelum 1940, beredar ungkapan populer, yakni “Indisch verloren, ramspoed geboren” (Hindia hilang, bencana datang).
Menurut Kees van Dijk Di The Nertherlands Indies and the Great War (2007), ungkapan itu mencerminkan keyakinan publik bahwa tanpa Hindia (Indonesia), Belanda Berencana jatuh miskin. Sebab, Kegiatan ekonomi Negeri Kincir Angin berpusat Di perputaran uang Hingga tanah jajahan.
Atas dasar itu pula, tak ingin ungkapan itu terwujud, Belanda kembali datang Hingga tanah jajahan paling menguntungkan tersebut. Alasannya Bagi mewujudkan janji Ratu Wilhemina Di 1942 tentang pembentukan persemakmuran Di Belanda-Indonesia dan menegakkan rust en orde (ketertiban dan Perlindungan).
Bagi Belanda, pemerintahan Indonesia yang dipimpin Soekarno Dikatakan sebagai kekacauan yang perlu ditertibkan. Akan Tetapi, Ide itu bertepuk sebelah tangan. Indonesia sudah Memperoleh pemerintahan yang berjalan Bersama Dukungan puluhan juta rakyat yang siap berkorban mempertahankan kemerdekaan.
Kita tahu setelahnya Belanda tak Merasakan itu semua. Belanda lantas melakukan serangan militer atas nama Aksi Massa polisionil Sebagai merebut kembali Indonesia. Akan Tetapi, Bagi Indonesia, Aksi Massa itu dikenal sebagai agresi militer.
Akan Tetapi, Sesudah berulangkali diserang dan perundingan Bagi perundingan digelar, Belanda harus menyerah Di kenyataan. Di 27 Desember 1949, mereka mengakui kedaulatan Republik Indonesia secara penuh.
Di itu, banyak yang mengira Belanda Berencana hancur. Akan Tetapi, Prediksi itu tidak terbukti. Menurut Kajian “Bijdragen en Mededelingen betreffende de Geschiedenis der Nederlanden” (1982), Negeri Kincir Angin Lalu Menyambut kucuran dana besar Di Amerika Serikat lewat Marshall Plan, paket Dukungan Perawatan ekonomi Bagi Eropa Barat pascaperang.
Di Inisiatif ini, Belanda termasuk penerima terbesar Bersama total Dukungan US$1,128 miliar Pada 1948-1951. Jumlah itu jauh melampaui PDB Belanda Di tahun 1938 yang hanya Di US$280 juta.
Berkat suntikan dana tersebut, Belanda mampu bangkit. Bangsa itu menjadi salah satu kekuatan ekonomi Eropa Di akhir 1950-an tanpa lagi bergantung Di eksploitasi Hingga Indonesia.
Di akhirnya, ungkapan “Indisch verloren, ramspoed geboren” terbukti keliru. Publik Belanda bisa bernafas lega sebab Sesudah lepas Di Hindia, Belanda tidak runtuh. Justru bangkit lebih kuat berkat uluran tangan Amerika.
Next Article
Ternyata Bukan AS, Ini Bangsa Pertama yang Melakukan Konflik Bersenjata Dagang
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Belanda Ketakutan! Terancam Bangkrut Kena Getah Keputusan Pemimpin Negara RI