Bursa Efek Indonesia (BEI) berencana Bagi mengkaji ulang Syarat saham free float Bagi saham yang tercatat Di Indonesia. Hal ini terjadi Setelahnya Di depaknya PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Bersama Indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel.
Sebagaimana diketahui, akibat bobot BREN yang besar Pada IHSG, saham ini kerap kali menjadi penentu pergerakan IHSG. Seperti halnya hari ini, IHSG ditutup menguat 0,04% ditopang Bersama BREN.
Saham emiten Prajogo Pangestu ini Di luar dugaan berhasil Karena Itu penopang paling besar IHSG hari ini, mencapai 5,66 indeks Skor. Saham BREN berhasil menghijau Ke hari ini Bersama penguatan 2,12% menjadi Rp7.225 per lembar.
Sebelumnya Itu, Ke awal sesi saham BREN sempat jatuh nyaris 20% atau Auto Reject Bawah (ARB) Di posisi terendah Rp5.675 per lembar. Seiring Bersama itu, Ke pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,56% Di posisi 7.732,43
Berkaca Ke hal tersebut, Direktur Penilaian Perusahaan Tercatat BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihaknya juga Untuk melakukan kajian dan pendalaman Bagi usulan penyesuaian, khususnya mengenai Syarat Free Float Pada pencatatan perdana.
“Salah satu hal yang kami pertimbangkan adalah Yang Berhubungan Bersama kriteria kepemilikan saham yang diperhitungkan sebagai free float Pada pencatatan perdana, dimana kami ingin memfokuskan Ke jumlah saham yang ditawarkan kepada publik,” ungkap Nyoman kepada wartawan, Senin, (23/9/2024).
Adapun Syarat Terbaru tersebut Akansegera dituangkan Untuk rancangan perubahan peraturan dan Akansegera melewati proses pertimbangan publik. Hal ini bertujuan agar BEI tetap relevan Pada Situasi terkini Untuk dinamika Pasar Saham.
Di sisi lain, BEI menilai, polemik free float yang dipermasalahkan FTSE Russel Pada BREN sudah Di luar Bersama kendali BEI. Pasalnya, emiten ini dinilai sudah memenuhi Syarat free float seusai aturan BEI.
“Syarat Bagi dapat masuk Di Untuk indeks FTSE Russell equity indices diatur Bersama FTSE Russell. Supaya keputusan tersebut merupakan wewenang Bersama pihak FTSE Russell Bagi menentukan saham mana yang dapat masuk Di Untuk indeks tersebut sesuai Bersama Syarat yang dimiliki,” jelasnya.
Sebelumnya Itu, saham BREN dikeluarkan lantaran tidak memenuhi persyaratan free float. Untuk pernyataan FTSE, mereka menjelaskan ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97% Bersama total saham yang diterbitkan.
Merespons hal tersebut, manajemen Barito Renewables Energy menyebut informasi mengenai empat pemegang saham telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI) berdasar prospektus initial public offering (IPO) Ke 2023 dan data harian per 19 September 2024.
Porsi kepemilikan saham empat investor utama perseroan tercatat sebesar 95,97%. Rinciannya, Barito Pacific (BRPT) 64,666%, Green Era Energy Pte. Ltd. 23,603%, Jupiter Tiger Holdings 3,941%, dan Prime Hill Funds 3,761%.
Adapun saham free float 15,60 miliar atau 11,66%. Bila dibandingkan Pada IPO, jumlah saham free float tersebut tidak Merasakan banyak perubahan, yakni 15,69 miliar helai alias 11,73%.
Sambil Itu menurut Peraturan Bursa Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan Bersama Perusahaan Tercatat (Peraturan No. I-A), perusahaan tercatat wajib memenuhi Syarat free float sebesar 7,5% Bersama jumlah saham yang tercatat.
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: BEI Mau Kaji Ulang Aturan Free Float Usah FTSE Depak BREN