Jakarta –
Pengeluaran kelas menengah ternyata lebih banyak Untuk kebutuhan Konsumsi. Di sepuluh tahun terakhir, pengeluaran kelas menengah Untuk Konsumsi hampir 50%.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan penurunan jumlah kelas menengah ini akibat kenaikan biaya hidup yang ditanggung. Salah satu yang naik adalah pengeluaran Untuk Konsumsi.
“Menurut saya kan kalau Konsumsi Lebih kecil itu Berencana Lebih bagus, Sebab mereka kan kalau non-Konsumsi berarti Lebih sejahtera. Kalau kita makanannya lebih banyak berarti kurang sejahtera, kurang lebih gitu ya,” kata dia kepada detikcom, Sabtu (5/10/2024).
Dia menyebut, berdasarkan data BPS, Di 2014, pengeluaran Untuk Konsumsi Di kelas menengah Di 28,48%. Tahun ini Merasakan kenaikan menjadi hampir 50% atau Di 41,67%.
“Bersama Sebab Itu sudah bergeser, kalau Konsumsi kan beras, Lalu lauk-pauk. Artinya orang cenderung mementingkan Konsumsi, artinya kalau mementingkan Konsumsi dia sudah tidak punya sumber penghasilan yang lain,” terang dia.
Dihubungi terpisah, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan pengeluaran kelas menengah terbanyak adalah Untuk Konsumsi Bersama komposisi 41,67% Di pengeluaran. Kedua terbesar perumahan 28,5% dan 0,38% hiburan.
Pengeluaran kelas menengah sendiri disebut Ditengah Rp 1,9 juta sampai Rp 9,3 juta per bulan/orang. Sambil kelas menengah bawah Rp 825 ribu sampai Rp 1,9 juta dan kelas rentan miskin Rp 550 ribu sampai Rp 825 ribu per bulan/orang.
Menurunnya jumlah kelas menengah juga diperparah Bersama banyaknya pemutusan hubungan kerja (Pemutusan Hubungan Kerja) Di berbagai sektor. Itu sebabnya mereka turun kelas akibat tidak Memiliki pendapatan lagi.
“Industri manufakturnya kan loyo, banyak Pemutusan Hubungan Kerja. Sambil kelas menengah yang umurnya Di atas 35 tahun begitu Di Pemutusan Hubungan Kerja, ditampung Sambil Bersama pekerjaan informal seperti buka warung kelontong, ojol hingga kurir yang pendapatan bulanan tidak pasti,” ungkap dia.
Berdasarkan data BPS, Di sepuluh tahun terakhir Di 2014 sampai 2024, proporsi pengeluaran Untuk Konsumsi Menimbulkan Kekhawatiran cukup signifikan. Untuk kelas menengah sendiri proporsinya tahun ini 41,67%.
Sambil proporsi pengeluaran Untuk hiburan menurun menjadi 28,52% Di 2024, dibandingkan 2014 proporsinya 34,36%. Lalu pengeluaran Untuk kendaraan juga turun Di 7,27% Di 2014 menjadi 3,99% Di 2024.
Jika dibandingkan Bersama pengeluaran kelas atas, proporsi Untuk Konsumsi dan kendaraan hampir setara. Misalnya pengeluaran Konsumsi Di tahun ini hanya 26,24% dan Untuk kendaraan 15,29%.
Pengeluaran Untuk Busana itu Menimbulkan Kekhawatiran cukup signifikan Di 2014 yang tercatat 8,44%, dan tahun ini menjadi 18,54%. Peningkatan lainnya adalah pengeluaran Untuk Produk/jasa lainnya Di 4,74% Di 2014, menjadi 11,26% Di 2024.
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: Duh! Duit Warga Kelas Menengah Habis Buat Makan