Carbon Digital Conference 2024 Bersama tema Reimagining Indonesia Carbon Market: Digital Innovations for Internasional Integrity. FOTO/dok.SINDOnews
“Ini menjadi gambaran kemampuan Negeri Untuk mengelola emisi karbon. Pemerintah juga telah Menerbitkan sejumlah regulasi Yang Berhubungan Bersama perdagangan karbon, Antara lain Perpres 08/2021 dan Peraturan OJK no 14/2023 yang mengatur perdagangan karbon Lewat pasar karbon,” ujar Ketua Dewan Pembina Indonesia Digital Carbon Association (IDCTA) Bambang Soesatyo, Untuk Peristiwa Carbon Digital Conference 2024 Bersama tema “Reimagining Indonesia Carbon Market: Digital Innovations for Internasional Integrity” dikutip, Jumat (13/12/2024).
Dia mengatakan, pemerintah menargetkan penurunan emisi gas Rumah kaca sebesar 31,89% tanpa Pemberian internasional dan 43,2 persen Bersama Pemberian internasional Di 2030. Bersama potensi besar yang dimiliki, Indonesia bisa menjadi Olahragawan Kunci Di pasar karbon dunia.
“Indonesia juga berkontribusi Di Pasar Karbon Sukarela (Voluntary Carbon Market/VCM) Asia hingga 15 persen atau 31,7 metrik ton setara karbondioksida (CO2e) Bersama estimasi nilai transaksi offset karbon sebesar USD163 juta,” kata dia.
Ketua Indonesia Digital Carbon Association (IDCTA) Riza Suarga mengungkapkan, Carbon Digital Conference 2024 tahun ini diharapkan bisa membantu seluruh pengambil keputusan Untuk menjalankan perdagangan karbon Di Indonesia.
“Tahun lalu, CDC 2023 berhasil Memikat 248 peserta Untuk Disekitar 50 Negeri. Tahun ini, kami berharap penyelenggaraan CDC bisa Menyediakan solusi yang lebih konkret Yang Berhubungan Bersama perdagangan karbon dan juga digitalisasinya,” jelas Riza.
Riza menjelaskan, CDC 2024 menggali lebih Untuk mengenai perpaduan Antara Kecerdasan Buatan (AI), Jaringan of Things (IoT), dan pasar karbon. Mengetahui pentingnya Ilmu Pengetahuan-Ilmu Pengetahuan ini, konferensi ini Berencana menekankan peran mereka Untuk memastikan integritas proyek-proyek karbon sembari menjajaki jalan Terbaru Sebagai Kemajuan yang berkelanjutan.
Indonesia Memperoleh potensi besar Sebagai menjadi penyedia kredit karbon berbasis alam Bersama mekanisme offset mencapai 1,3 giga ton CO2e senilai USD190 miliar.
“Kami percaya bahwa menciptakan sistem dan pasar kredit karbon adalah solusi alternatif Bagi banyak Negeri, termasuk Indonesia, Di mana transisi Di operasi rendah emisi masih memerlukan waktu terutama Sebab adopsi Ilmu Pengetahuan yang umumnya membutuhkan waktu lebih panjang dan nilai Penanaman Modal Untuk Negeri yang cukup besar. Pengenalan pasar karbon Indonesia dan meningkatnya minat Di kredit karbon dapat membimbing Indonesia Di pencapaian NDC dan carbon netral,” kata Yuliana Sudjonno, Partner dan Sustainability Leader Untuk PwC Indonesia.
Sambil, Mantan Pembantu Presiden Tim Menteri Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar mengungkapkan, pasar karbon harus dimanfaatkan Bersama seoptimal Mungkin Saja Bersama Indonesia. “Apabila tidak dimaksimalkan maka orang lain yang Berencana memanfaatkan keuntungan yang bisa didapat Untuk pasar karbon,” kata dia.
Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Indonesia Memperoleh Kapasitas dan Kemampuan Mengelola Emisi Karbon