Jakarta –
Kebangkrutan adalah Situasi yang sangat dihindari Didalam seluruh perusahan. Setiap perusahaan sendiri didirikan Didalam harapan Akansegera menghasilkan profit, Supaya mampu bertahan Di jangka panjang.
Ke prakteknya, tak semua perusahaan mampu bertahan Berjuang Didalam tantangan Usaha. Beberapa perusahaan yang dulunya berjaya akhirnya harus gulung tikar sebab berbagai faktor, seperti perubahan Gaya pasar hingga krisis Perbankan. Lantas, perusahaan terkenal apa saja yang bangkrut Ke Indonesia?
Perusahaan Didalam Banyak Tenaga Kerja yang Bangkrut Ke Indonesia
Berbagai perusahaan Didalam banyak tenaga kerja, mulai Di perusahaan jamu, convenience stores, hingga Monitor Menyaksikan penutupan, pailit, dan berhenti beroperasi Ke Indonesia. Berikut Ke antaranya:
1. Nyonya Meneer
Nyonya Meneer merupakan pabrik Jamu legendaris yang sudah berdiri Sebelum tahun 1919. Menurut laman Njonja Meneer, Ke awalnya PT Nyonya Meneer adalah perusahaan kecil Didalam nama Jamu Cap Potret Meneer.
Perusahaan ini sempat Menyaksikan kemajuan pesat Ke tahun 1990-an. Produknya dijual Di beberapa Negeri seperti Malaysia, Jepang, hingga Taiwan, dan China.
Sayangnya, Ke 3 Agustus 2017 lalu, pabrik jamu yang berpusat Ke Semarang tersebut dinyatakan pailit Didalam Lembaga Proses Hukum Negeri Semarang. Sejumlah faktor yang menyebabkan Usaha ini goyah yaitu perselisihan internal keluarga penerus, kurangnya Pembaharuan produk, dan beban utang yang besar. Perusahaan tercatat Memperoleh kredit macet sebesar 89 miliar.
2. 7-Eleven
7-Eleven begitu terkenal Ke era 2010 an Sebab menyajikan Konsumsi dan minuman dan menjadi tempat nongkrong yang digemari anak muda. Meski demikian, menurut jurnal Analisis Prototipe dan Strategi Pemasaran Di Penutupan Gerai 7-Eleven Ke Indonesia Didalam Gita Wisnuwardhana, 7-Eleven menutup semua gerainya Ke Indonesia Ke 30 Juni 2017.
Salah satu analisa menyebutkan bahwa faktor pemberhentian operasi convenience stores itu adalah Sebab Kesalahan Individu manajemen, Ke mana terdapat Prototipe tempat nongkrong Didalam fasilitas wifi menjadikan operational cost yang tinggi dan penjualan yang rendah. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhinya yaitu ketatnya persaingan Ke Usaha minimarket. Akibat ditutupnya convenience stores ini, sebanyak 1.300 karyawan Ke-Pengurangan Tenaga Kerja.
3. Kodak
Eastman Kodak Company atau yang dikenal Didalam Kodak dahulu merupakan salah satu perusahaan peralatan fotografi terkemuka Ke dunia. Menurut jurnal berjudul Analisis Penyebab Eksternal dan Internal Kebangkrutan Eastman Kodak Company Didalam Lely Marlinasari, dkk, kodak merupakan perusahaan yang Mengintroduksi Ilmu Pengetahuan Perekamgambar digital kepada dunia.
Meski begitu, konsumen sudah meninggalkan pemakaian Sinema yang menjadi Usaha inti Kodak. Sejumlah Lawan juga Membuat produk Perekamgambar digital. Hal ini membuat kodak jatuh bangkrut Setelahnya gagal Menyesuaikan Didalam kemajuan Ilmu Pengetahuan Ke Di populernya Perekamgambar digital dan Smart Phone pintar berfitur Perekamgambar.
4. Sritex
PT Sri Rejeki Isman (SRITEX) merupakan badan usaha yang bergerak Ke bidang pemintalan, pertenunan, pengecapan/penyempurnaan, dan pembuatan Busana Karena Itu. Perusahaan didirikan Ke tahun 1966.
PT Sritex dinyatakan insolvensi atau Di keadaan tidak mampu membayar utang. Didalam sebab itu, Lembaga Proses Hukum Negeri (PN) Semarang memutuskan tidak ada going concern atau kelangsungan usaha. Hal ini Sebab beban biaya kerja jauh lebih tinggi Di pendapatan. Masih ada pula tagihan listrik Ke lima pabrik.
Menurut laman detikJatim, perusahaan itu tutup permanen Ke 1 Maret 2025. Sebanyak lebih Di 10 ribu pekerja terkena Pengurangan Tenaga Kerja. Ke momen tersebut Bos Sritex, Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto atau Wawan, memberi salam perpisahan Untuk jajaran direksi dan seluruh pegawai.
5. Net Visi Media
PT Net Visi Media Menyaksikan tantangan Perbankan hingga kebangkrutan Ke tahun 2024. Perusahaan ini bergerak Ke bidang usaha industri media yang lini usahanya meliputi penyiaran Monitor, manajemen Seniman hingga media digital.
Terdapat penurunan pendapatan yang dialami NET TV Sebelum tahun 2018, Didalam beban utang yang Menimbulkan Kekhawatiran. Sebab Krisis ini, saham NET TV akhirnya diakuisisi Didalam MD Entertainment sebanyak 80%. Kini perusahaan berubah nama menjadi PT MDTV Media Technologies Tbk.
6. PT Sanken Indonesia
PT Sanken Indonesia yang Akansegera menutup pabriknya Ke Juni 2025 mendatang. Perlu dicatat, Sanken Ke sini bukan pabrik penghasil elektronik Tempattinggal tangga.
Produk PT Sanken Indonesia adalah switch Tren power supply, Sambil Itu perabot elektronik Tempattinggal tangga dihasilkan Didalam PT Sanken Argadwija. Menurut catatan detikcom, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Setia Diarta, Berkata Wacana PT Sanken Indonesia mau hengkang Di Tanah Air merupakan permintaan perusahaan induk, Sanken Electric, yang berlokasi Ke Jepang.
Adapun alasan PT Sanken Indonesia menghentikan operasional
yaitu, tidak ada Dukungan pemutakhiran desain dan Ilmu Pengetahuan Di induk perusahaan Ke Jepang akibat penjualan divisi Yang Berhubungan Didalam. Ke Di Itu, perusahaan tidak mampu bersaing Didalam produk-produk Terbaru. Menurut laman CNBC Indonesia, ada sebanyak 459 buruh Di perusahaan ini.
7. Giant
Seluruh gerai Giant telah ditutup secara permanen Sebelum akhir Juli 2021. Total ada sebanyak 395 gerai yang ditutup.
Perusahaan Induk Giant, PT Hero Supermarket ingin fokus Membuat Guardian, IKEA, hingga Hero Supermarket. Menurut Head Corporate and Consumer Affairs PT Hero Supermarket, Diky Risbianto, potensi ketiga brand tersebut lebih tinggi dibandingkan Giant. Akibat penutupan Giant, sebanyak 7.000 karyawan terkena Pengurangan Tenaga Kerja.
8. PT. Danbi Internasional
PT. Danbi Internasional merupakan perusahaan yang bergerak Di produksi bulu mata palsu. Menurut catatan detikJabar, Ke tanggal 19 Februari 2025 lalu, pabrik bulu mata tersebut mendadak berhenti beroperasi. Hal ini menyusul status PT Danbi Internasional yang dinyatakan pailit.
Di putusan Lembaga Proses Hukum Niaga Jakarta Pusat Nomor 345/pdt.Sus-PKPU/2024/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 10 Februari 2025, disebutkan bahwa PT Danbi Internasional dinyatakan pailit dan seluruh asetnya kini berada Ke bawah pengawasan Skuat kurator. Ada sebanyak 2,1 ribu buruh yang terancam nganggur.
Daftar Perusahaan Tekstil yang Tutup
Selain Sritex, ada banyak perusahaan tekstil yang tutup dan berhenti beroperasi. Menurut Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSyFI), berikut sejumlah daftarnya:
- PT Argo Pantes Bekasi (tutup – berhenti produksi)
- PT Asia Citra Pratama (tutup – berhenti produksi)
- PT Centex – Spinning Mills (tutup – berhenti produksi)
- PT Damatex ( tutup – berhenti produksi
- PT Djoni Texindo (tutup – berhenti produksi)
- PT Dupantex (tutup – berhenti produksi)
- PT Efendi Textindo (tutup – berhenti produksi)
- PT Fotexco Busana Internasional (tutup – berhenti produksi)
- PT Grand Pintalan (tutup – berhenti produksi)
- PT Grandtex (tutup – berhenti produksi)
- PT Gunatex (tutup – berhenti produksi)
- PT HS Aparel (tutup)
- PT Indachi Prima (pengurangan tenaga kerja)
- PT Jelita (tutup – berhenti produksi)
- PT Kaha Apollo Utama (tutup – berhenti produksi)
- PT Kintong (tutup – berhenti produksi)
- Kusuma Group : PT Pamor, PT Kusuma Putra, PT Kusuma Hadi (tutup – Pengurangan Tenaga Kerja 1.500 tenaga kerja)
- PT Lawe Adyaprima Spinning Mills (tutup – berhenti produksi)
- PT Lojitex (tutup – berhenti produksi)
- PT Mafahtex Tirto (tutup – berhenti produksi)
- PT Miki Moto (tutup – berhenti produksi)
- PT Mulia Cemerlang Abadi (tutup – berhenti produksi)
- PT Mulia Spindo Mills (tutup – berhenti produksi)
- PT Ocean Asia Industry (tutup – Pengurangan Tenaga Kerja 314 tenaga kerja)
- PT Panca Sindo (tutup – berhenti produksi)
- PT Rayon Utama Makmur (tutup)
- PT Ricky Putra Globalindo, Tbk. (tutup – berhenti produksi)
- PT Saritex (tutup – berhenti produksi)
- PT Sembung Tex (tutup – berhenti produksi)
- PT Starpia (tutup)
- PT Sulindafin (tutup-berhenti produksi)
- PT Sulindamills (tutup-berhenti produksi)
- PT Tuntex (tutup – Pengurangan Tenaga Kerja 1.163 tenaga kerja)
- PT Primissima (tutup – berhenti produksi)
- PT Asia Pasific Fibers Karawang (berhenti beroperasi).
Artikel ini disadur –> Detik.com Indonesia Berita: 8 Perusahan yang Bangkrut hingga Mengakibatkan Pengurangan Tenaga Kerja Massal Ke Indonesia