Duel Ekonomi BRICS vs G7, Siapa yang Paling Kuat Hingga 2026?

loading…

Bersama kiri, Kepala Negara Indonesia Prabowo Subianto, Kepala Negara Afsel Cyril Ramaphosa, Kepala Negara Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, PM India Narendra Modi, dan PM China Li Qiang berfoto bersama Hingga KTT BRICS 2025 Hingga Rio de Janeiro, Minggu, 6 Juli 2025. FOTO/AP

JAKARTA – Aliansi BRICS diproyeksikan mencatat tingkat Kemajuan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan blok G7 Di 2026, menandai percepatan dominasi ekonomi Bangsa-Bangsa berkembang Di dekade ini. Laju Kemajuan tersebut mencerminkan pergeseran kekuatan ekonomi Internasional yang kian menonjol Hingga arah Asia, Afrika, dan Timur Di, Sambil Bangsa-Bangsa maju Hingga Barat Menunjukkan tanda-tanda perlambatan.

Berdasarkan laporan Watcher Guru, Bangsa-Bangsa BRICS mencatat Kemajuan yang jauh lebih kuat, dipimpin Ethiopia Bersama 7,1%, disusul India 6,2%, Uni Emirat Arab 5,0%, Indonesia 4,9%, serta Tiongkok 4,2%. Mesir diperkirakan tumbuh 4,5%, Brasil 1,9%, Afrika Selatan 1,2%, Iran 1,1%, dan Rusia 1,0%. Sambil Itu, Bangsa-Bangsa G7 jauh tertinggal Bersama rentang Kemajuan Hingga bawah 2%.

Baca Juga: AS Tuding Indonesia Ingkar Janji, Ancam Batalkan Kesepakatan Dagang

Hingga Antara Bangsa-Bangsa G7, Amerika Serikat (AS) menjadi yang tertinggi Bersama proyeksi Kemajuan 2,1%, diikuti Kanada 1,5%, Inggris 1,3%, serta Jepang yang tumbuh hanya 0,6%. Jerman dan Prancis diperkirakan masing-masing tumbuh 0,9%, sedangkan Italia mencatat proyeksi terendah Bersama 0,8%. Ketimpangan ini menegaskan berlanjutnya Tren perlambatan ekonomi Hingga Bangsa-Bangsa maju.

Para analis menilai pergeseran kekuatan ekonomi tersebut dapat mengubah peta keuangan Internasional Di beberapa tahun mendatang. Bangsa-Bangsa berkembang dinilai Di memasuki fase ekspansi yang ditopang Penduduk Dunia besar, urbanisasi cepat, serta kapasitas produksi yang Meresahkan. Sebagai Gantinya, penurunan Penduduk Dunia usia produktif Hingga Bangsa-Bangsa Barat kian menekan prospek Kemajuan jangka panjang.

BRICS juga terus Mengumpulkan inisiatif Sebagai membentuk tatanan ekonomi multipolar, termasuk penggunaan Kurs Matauang lokal Di perdagangan dan transaksi internasional. Upaya ini dinilai sebagai langkah strategis Sebagai Mengurangi ketergantungan Di sistem keuangan yang didominasi Bangsa-Bangsa G7, khususnya Amerika Serikat.

Jika inisiatif tersebut berjalan konsisten, para ekonom memandang struktur keuangan Internasional dapat berubah signifikan. Dominasi Matauang Asing Amerika dan kekuatan Keuangan Barat Berpeluang terkikis, Sambil Bangsa-Bangsa berkembang memperoleh ruang lebih besar Sebagai menentukan arah Aturan perdagangan dan Penanaman Modal Di Negeri.

Artikel ini disadur –> Sindonews Indonesia News: Duel Ekonomi BRICS vs G7, Siapa yang Paling Kuat Hingga 2026?