Jakarta, CNBC Indonesia – Tak ada yang menyangka tanah persawahan Di Desa Wonoboyo, Klaten, Jawa Ditengah, ternyata menyimpan rahasia berlapis-lapis yang Mutakhir diketahui Sesudah ribuan tahun. Di bawah endapan tua dan permukiman warga, belasan kilogram emas, warisan ribuan tahun silam, muncul satu Untuk satu dan mengubah desa sunyi itu Karena Itu pusat kehebohan nasional.
Awalnya, cerita soal harta karun sudah Karena Itu buah bibir Komunitas Sebelum ratusan tahun. Diceritakan, tanah Wonoboyo menyimpan harta karun emas Bersama Di tanah sawah Di jumlah sangat fantastis. Tetapi, warga tak bisa mengambilnya sebab dijaga Bersama ular naga.
Cerita Sesudah Itu terus bergulir lintas generasi. Tetapi, desakan ekonomi dan kebutuhan membuat warga akhirnya nekat mematahkan mitos tersebut. Di Oktober 1990, seorang ibu Rumah tangga bernama Tjipto, menguruk tanah sawah dan tanpa sengaja menemukan harta karun emas seberat 12 kg. Menurut Suara Pembaruan (4 Mei 1991), emas itu berupa berbagai benda kuno.
“Ada bentuk mangkuk, cawan, gayung, yang semuanya terbuat Bersama emas 20 karat. Sesudah dibersihkan, beratnya mencapai 12 Kg,” tulis harian tersebut.
Jika diuangkan Bersama harga emas sekarang, nilai 12 kilogram itu setara Disekitar Rp28 miliar. Tak sampai dua bulan Sesudah Itu, Di 15 Desember 1990, Bali Post (16 Desember 1990) melaporkan penemuan kedua yang nilainya Malahan lebih besar, yakni 15,40 kg artefak emas 18 karat. Tak jauh Bersama sana, warga juga menemukan 12,94 kg emas tambahan serta 3,84 kg perak.
Rangkaian temuan ini membuat Komunitas yakin bahwa cerita ratusan tahun lalu soal lapisan tanah Wonoboyo terbukti benar.
“Penemuan itu memunculkan prakiraan bahwa Area itu merupakan ‘ladang emas’,” tulis Bali Post.
Kabar itu Bersama cepat menyebar, membuat Wonoboyo mendadak ramai. Orang-orang Bersama berbagai Area datang dan mulai menggali tanah persawahan. Di sinilah muncul kelogisan Bersama cerita kuno tersebut. Ternyata, para leluhur menciptakan cerita tanah emas Di Wonoboyo agar tanah persawahan tidak rusak. Sebab penggalian masif buat harta karun sangat merusak.
“Sebenarnya sih itu merupakan upaya pengamanan agar petak sawah tidak Karena Itu lahan perburuan,” kata Kepala Desa, Hartowiyono.
Hingga tahun berikutnya, laporan penemuan emas terus berdatangan. Suara Karya (26 Februari 1991) menulis bahwa seorang warga bernama Guntoro Merasakan 10 kg emas Di kedalaman 5 meter. Dua hari setelahnya, Kompas (28 Februari 1991) Melaporkan ada warga lain yang menemukan 8 kg emas Di lapisan tanah berbeda.
Temuan-temuan ini tentu sangat menggoda secara ekonomi. Bila dijual Ke penadah, para penemu bisa langsung menjadi miliarder. Tetapi pemerintah melarang penjualan bebas Lantaran benda-benda itu dikategorikan sebagai peninggalan sejarah. Sebagai gantinya, Negeri menyediakan kompensasi resmi sebesar Rp201 juta. Meski demikian, Keputusan itu tetap tak meredam semangat warga berburu harta karun.
Menurut Regu peneliti, seperti dikutip Angkatan Bersenjata (21 Juni 1990), artefak tersebut berasal Bersama abad Ke-9 hingga Ke-10, masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno. Harta itu diperkirakan tertimbun letusan Gunung Merapi yang membawa endapan lahar dingin, Supaya lambat laun terkubur Di lapisan tanah. Penafsiran ini sejalan Bersama Situasi stratigrafi lokasi penemuan pertama Di Oktober 1990, yang memperlihatkan proses penguburan berlapis akibat Kegiatan vulkanik Di berabad-abad.
Kini, seluruh harta karun emas Wonoboyo telah dikumpulkan dan menjadi koleksi penting Di Museum Nasional, Jakarta.
(wur)
Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Harta Karun Emas Ribuan Tahun Ditemukan Di Jateng, Warga Kaya Mendadak









