Bencana Alam Bandang Bikin Ribuan Tempattinggal Hancur, Pengantin Terbaru Karena Itu Korban




 

Naskah ini merupakan Pada Di CNBC Insight, rubrik yang menyajikan ulasan sejarah Untuk menjelaskan Situasi masa kini lewat relevansinya Ke masa lalu. Khusus Yang Berhubungan Di bencana, naskah ini diharapkan bisa membangun kesadaran dan kewaspadaan Di mitigasi bencana.

 

Jakarta, CNBC Indonesia — Indonesia Ditengah dilanda bencana Bencana Alam dan tanah longsor. Setelahnya tiga provinsi Ke Sumatra, kini muncul lagi bencana Bencana Alam bandang Ke Tegal Jawa Ditengah. 

Berdasarkan catatan sejarah, Bencana Alam dan tanah longsor yang terjadi Ke Sumatera ternyata bukan Karena Itu yang pertama, setidaknya Untuk Area Sibolga.

Hampir enam dekade lalu, kota pesisir ini pernah dihantam Bencana Alam yang jauh lebih dahsyat. Peristiwa itu terjadi Ke Sabtu, 22 Juli 1956. Malam itu, warga Sibolga menjalani rutinitas akhir pekan seperti biasa. Ada yang Berwisata. Ada pula yang beristirahat Ke Tempattinggal. Tetapi, Ke Ditengah rutinitas itu langit tiba-tiba berubah tanpa peringatan. Gemuruh keras terdengar, disusul hujan Di intensitas luar biasa.

“Ke Minggu malam, 22 Juli, badai dahsyat tiba-tiba Mengamuk diikuti Bencana Alam,” tulis Indische courant voor Nederland (30 Juli 1956), dikutip Minggu (21/12/2025).

Laporan koran Merdeka (23 Juli 1956) menyebut, hujan memang sudah turun Dari beberapa hari Sebelumnya Itu, tetapi masih tergolong ringan. Puncaknya justru terjadi Ke malam Minggu. Hujan deras yang menyerupai badai datang mendadak dan menyebabkan sungai meluap Di waktu amat singkat.

Menurut Indische courant voor Nederland (30 Juli 1956), hanya Di dua menit air bah menyerbu dua per tiga Area kota yang berada Ke Disekitar Sungai Aek Habil. Sebab, warga tidak Memperoleh waktu Untuk bereaksi.

“Penduduk sama sekali tidak bisa menyelamatkan diri dan harta mereka, kecuali menyerah saja Ke keadaan. Setelahnya pagi hari dijumpai mayat-mayat bergelimpangan Di keadaan basah kuyub,” ujar koran Indonesia Raja (24 Juli 1956).

Sebanyak 38 orang dipastikan tewas seketika. Salah satunya adalah pasangan pengantin Terbaru yang ditemukan meninggal Di keadaan tertimbun lumpur dan masih mengenakan Pengganti pernikahan. Angka korban diperkirakan lebih besar Sebab banyak laporan anggota keluarga hilang yang diduga hanyut terseret arus.

Di Bencana Alam surut, kehancuran Terbaru terlihat Ke seluruh kota. Ribuan Tempattinggal hancur, jembatan ambruk, Perjalanan Kaki putus, dan akses antar kota lumpuh total. Laporan koran Waspada (25 Juli 1956) menggambarkan kehancuran yang lebih luas. Lahan perkebunan, Agrikultur, hingga fasilitas air minum warga rusak total. Ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan Berusaha Mengatasi krisis air bersih serta Makanan. Kerugian ditaksir mencapai lebih Di Rp50 juta. Ini jumlah yang sangat besar Ke masa itu.

Pemerintah Lalu menetapkan Sibolga sebagai Area darurat militer Untuk mempercepat evakuasi dan rehabilitasi. Koran Merdeka (25 Juli 1956) menuliskan bencana ini diduga berasal Di longsoran tanah akibat hujan deras yang menyumbat aliran Sungai Aek Habil dan Aek Doras hingga membuat air meluap seketika.

Setelahnya kabar bencana meluas, Dukungan Di berbagai Area Ke Indonesia Datang deras, termasuk Di tokoh-tokoh nasional yang mengirimkan dana Untuk membantu Penyembuhan.

Kini, hampir enam dekade Lalu, bencana serupa kembali terjadi dan menjadi pengingat bahwa Area ini masih menyimpan potensi bahaya serupa. Sejarah tersebut tetap relevan dan menjadi alarm penting mengenai urgensi mitigasi bencana.

(tep/mkh)

Artikel ini disadur –> Cnbcindonesia Indonesia: Bencana Alam Bandang Bikin Ribuan Tempattinggal Hancur, Pengantin Terbaru Karena Itu Korban